environment

environment

Gg1

Senin, 21 Desember 2009

Syaraf Peniru (Mirror Neuron) Rusak Pada Anak Dengan ASD

http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/125-syaraf-peniru-mirror-neuron-rusak-pada-anak-dengan-asd

Syaraf Peniru (Mirror Neuron) Rusak Pada Anak Dengan ASD

BBC News, Dec.5 2005

Mirror Para peneliti di USA percaya bahwa terdapat fungsi abnormal pada neuron (sel saraf) peniru pada anak dengan ASD (Autism Spectrum disorder).

Suatu penelitian neuroscience menemukan bahwa pada anak dengan ASD terdapat suatu daerah pada otak yang mempunyai aktivitas yang kurang. Daerah tersebut mempunyai fungsi untuk memahami pikiran orang lain.Makin kurang aktivitas didaerah otak tersebut, makin kurang pula kemampuan anak untuk berinteraksi sosial.

Kemampuan untuk berkomunikasi dan memberi respons yang baik terhadap lingkungan terganggu pada autisme.

Pada binatang ditemukan bahwa neuron peniru akan aktif pada saat ia memperhatikan binatang lain melakukan kegiatan tertentu dan juga pada saat ia menirukan gerakan tersebut.
Dr Mirella Dapretto dkk. meneliti aktivitas otak 10 anak dengan ASD pada saat mereka menirukan gerak mimik muka dan juga pada saat mereka memperhatikan orang lain melakukan gerakan tersebut. Mimik muka yang diperlihatkan adalah mimik takut, marah, sedih dan bahagia.

Para peneliti tsb. membandingkan hasilnya dengan hasil dari 10 anak yang non-autistik, yang berumur sama dan mempunyai kecerdasan yang sama pula. Meskipuan anak dengan ASD mampu melakukan tugas tersebut, aktivitas otaknya pada daerah neuron peniru ( gyrus frontal inferior pars opercularis) lebih rendah bila dibandingkan dengan anak yang non-autistik.

Anak dengan ASD juga menunjukkan aktivitas yang kurang pada pusat2 emosi diotak, yaitu insula dan amygdala.

Dr Daprestto dari University of California. LA. mengatakan : Penemuan kami mensyaratkan bahwa disfungsi neuron peniru mungkin mendasari ketidak mampuan anak dengan ASD untuk bersosialisasi.

Dengan data2 yang diperoleh akhir2 ini, penemuan kami menunjang adanya teori neuron peniru pada anak dengan ASD. Hal ini sangat menggembirakan karena akhirnya kita mempunyai data yang bisa menerangkan gejala2 inti dari ASD.

HATI-HATI :

Para peneliti percaya bahwa anak dengan ASD memakai daerah otak yang lain untuk melakukan tugas yang diberikan pada mereka saat diteliti.

Misalnya anak dengan ASD lebih memeperhatikan ciri2 motorik yang dilihat dan tidak merasakan emosi dari gerak mimik tersebut.

Prof. Michael Rutter dari Institute Psikiatri London mengatakan : Neuron peniru memang sangat menarik perhatian. Ada beberapa penelitian yang baik pada binatang tentang fungsi neuron ini.Mengkaitkan neuron peniru dengan gangguan interaksi sosial masuk diakal. Namun kita masih memerlukan penelitian penunjang tentang sistem otak lain yang terkait. Bisa jadi neuron pemicu akan terlibat, oleh karena itu kita masih perlu melakukan penelitian lebih lanjut.

National Autistic Society mengatakan : Bukti kuat menunjukkan bahwa autisme bisa disebabkan oleh berbagai faktor fisik, yang semuanya akhirnya mengganggu perkembangan otak. Autisme tidak disebabkan oleh kekurangan kasih sayang atau pola asuh yang salah. Kami menyambut penelitian dalam segala bidang yang dapat menerangkan penyebab autisme.

DR Bernard Rimland dari Autism Research Institute (ARI) mengatakan : Adalah salah untuk berpikir bahw abnormalitas pada autisme akan menetap. Misalnya penelitian2 menunjukkan bahwa perubahan pola makan bisa mempunyai dampak positif pada gejala autisme. (MB)


Sumber : Yayasan Autisma Indonesia (YAI)
Website : http://www.autisme.or.id

Tidak ada komentar: