environment

environment

Gg1

Minggu, 13 Desember 2009

Pacu Performa Otak dengan Makanan yang Tepat

Anda sering sulit berkonsentrasi, tidak bisa mengingat nama orang, lupa dimana Anda meletakkan kunci, serta lupa pukul berapa Anda berjanji untuk menemui seseorang? Ubah pola makan Anda mulai dari sekarang!

Seringkali kita menyalahkan usia pada saat mulai sering lupa akan banyak hal. Sebenarnya masalah utamanya bukan hanya faktor usia tetapi juga berhubungan dengan apa yang kita makan. Makanan telah diketahui mempengaruhi fungsi otak secara langsung. Konsumsi makan yang tepat terbukti dapat mempertajam daya ingat, meningkatkan kecerdasan, memperbaiki mood dan stabilitas emosi, serta menjaga pikiran Anda tetap “muda”.


Rumitnya kerja otak

Otak adalah organ paling rumit dan aktif yang menggunakan 20-30 persen energi kita setiap hari. Pusat pengendali dari segala apa yang Anda lakukan, pikirkan, dan rasakan ini membutuhkan persediaan ‘bahan bakar’ utama berupa glukosa. Kekurangan glukosa akan membuat otak tidak bisa bekerja dengan optimal. Akibatnya kita cenderung sulit fokus untuk berkonsentrasi.

Saat kita berpikir, sel-sel otak membutuhkan glukosa lebih banyak dan akan menarik aliran darah ke arahnya. Aliran darah ini akan menuju pada area otak spesifik yang paling aktif. Contohnya saat kita memusatkan perhatian pada gambar, aliran darah akan meningkat ke area otak yang terlibat dalam proses penglihatan. Sebaliknya, saat kita sulit untuk berkonsentrasi, darah tidak mengalir ke area yang sangat membutuhkan, tapi justru menyebar ke seluruh bagian otak sehingga kita sulit untuk fokus.



Neurotransmiter, si pengirim sinyal

Berpikir adalah proses biokimia. Di dalam otak terdapat ratusan miliar sel-sel saraf otak yang saling berkaitan melalui triliunan ‘kabel’ atau serabut saraf yang berperan sebagai ‘jembatan penghubung’ antara sel-sel saraf untuk saling mengantarkan pesan atau sinyal. Nah, untuk berkomunikasi secara efektif dengan sel saraf otak lainnya, dibutuhkan bahan kimia otak yang disebut neurotransmiter yang bertugas sebagai pembawa pesan dari sel otak ke sel otak lainnya.

Neurotransmiter ini terbuat dari asam amino, vitamin, dan mineral. Karena itu, pembentukannya sangat tergantung pada makanan. Jadi, jika nutrisi-nutrisi tersebut asupannya rendah, pembentukan neurotransmiter akan terhambat, akibatnya proses berpikir juga ikut terganggu.

Neurotransmiter yang berpengaruhi kerja otak ada tiga, yaitu :

* Asetilkolin, bertugas mempengaruhi ingatan dan kesigapan. Terdapat dalam kuning telur, kacang tanah, gandum, hati, daging, ikan, susu, keju, dan sayuran (terutama brokoli, kol, dan kembang kol).
* Dopamin, bertugas mempengaruhi perhatian dan kemampuan belajar. Defisiensi dopamin membuat sulit fokus dan konsentrasi. Terdapat pada semua makanan sumber protein seperti daging, produk susu, ikan, kacang-kacangan, dan produk kedelai.
* Serotonin, berguna untuk konsentrasi, tapi terlalu banyak serotonin justru bisa mengacaukan perhatian dan membuat ngantuk. Serotonin juga mempengaruhi mood, nafsu makan, dan sensitivitas. Kekurangan serotonin akan menimbulkan rasa sedih, depresi, cemas, dan malas. Seretonin terdapat pada makanan sumber karbohidrat seperti kentang, sereal, roti, dan sayuran.



Makanan terbaik untuk otak

* Karbohidrat kompleks, penyuplai energi otak. Dalam hal mendukung kerja otak, yang perlu dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks karena membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna sehingga glukosa sebagai energi otak dipasok secara stabil dan bertahap. Efeknya akan membantu memusatkan pikiran untuk belajar dan memudahkan penyerapan pelajaran. Sumber karbohidrat kompleks adalah serealia utuh (whole grains), polong-polongan, buah, dan sayuran.
* Lemak esensial, pendongkrak kinerja otak. Konsumsi makanan kaya omega 3 akan meningkatkan kapasitas otak, konsentrasi, dan kewaspadaan. Sumber asam lemak omega 3 adalah ikan seperti salmon, tuna, sardin, dan makarel. Disarankan untuk mengkonsumsi ikan kaya omega 3 sebanyak 2-3 kali dalam seminggu.
* Asam amino, bahan penyusun neurotransmiter. Kekurangan asam amino akan menyebabkan depresi, lesu, sulit mengingat dan berkonsentrasi. Cara terbaik untuk menjaga keseimbangan asupan asam amino adalah dengan mengkonsumsi makanan sumber protein, seperti kacang-kacangan, ikan, dan ayam.
* Vitamin dan mineral, nutrisi kunci bagi otak. Dibutuhkan untuk membantu proses pengubahan glukosa menjadi energi, asam amino menjadi neurotransmiter, dan asam lemak menjadi lemak esensial. Yang termasuk nutrisi kunci ini adalah vitamin B, vitamin C, vitamin E, mineral magnesium, besi, seng, dan mangan. Vitamin B, terutama B6, yang banyak terkandung dalam kacang-kacangan, bekerja sama dengan vitamin C dalam proses pembentukan neurotransmiter otak.
* Antioksidan, si pelibas radikal bebas. Antioksidan bertugas melawan radikal bebas perampok ingatan yang dapat merusak sel otak. Salah satu pangan sumber antioksidan sahabat otak adalah teh dan cokelat. Teh mengandung antioksidan katekin yang dapat meningkatkan aliran darah pembawa oksigen ke otak. Teh juga mengandung kafein yang bisa memperbaiki memori, fokus, dan mood. Sedangkan cokelat pekat (dark chocolate) kaya akan antioksidan dan kafein yang bisa membantu meningkatkan konsentrasi dan fokus.
http://www.nirmalamagazine.com/articles/viewArticleCategory/17/page:5

Tidak ada komentar: