environment

environment

Gg1

Kamis, 26 Juni 2008

Tuesday 10 June 2008
Bayi Lahir Kerdil dan Prematur Rentan Mengidap Autis
Penelitian terbaru tentang autis, seperti yang ditulis jurnal situs "US News & World Report", 2 Juni kemarin. Pada artikel kesehatan yang ditulis oleh Amanda Gardner itu disebutkan bahwa anak yang lahir dengan berat di bawah normal atau sebaliknya memiliki berat dua kali dari normalnya, berisiko tinggi akan mengidap autis.

Penemuan ini juga telah dibahas secara khusus dalam jurnal kesehatan "Pediatrics" edisi Juni. Dalam jurnal itu disebutkan, risiko terserang gangguan pertumbuhan, seperti yang terjadi pada anak autis, juga akan lebih mudah terkena pada anak perempuan yang memiliki berat badan di bawah berat normal sejak ia dilahirkan.

Hasil studi kasus yang dilakukan oleh para peneliti dari US Centers for Disease Control and Prevention itu, setidaknya telah menguak penyebab kelainan autis yang selama ini masih belum jelas. Namun bukan tidak mungkin dengan adanya penemuan ini akan bermanfaat bagi pasien yang memiliki gejala mirip di masa mendatang.

"Penemuan ini setidaknya telah memberikan kita petunjuk (tentang autis), yang selama ini masih minim. Namun demikian, petunjuk ini bukan juga menjadi alasan segalanya bagi para dokter anak untuk mendiagnosa anak yang diduga mengidap autis," ujar Dr Cindy Molloy, seorang peneliti autis sekaligus asisten professor di bidang kesehatan anak pada "Center for Epidemiology and Biostatistics" pada rumah sakit khusus anak "Cincinnati".

Hasil penemuan ini juga memperkuat alasan kepada para orangtua untuk lebih memberikan pengawasan ekstra terhadap anak yang lahir di bawah ukuran normal, atau untuk anak yang mengalami masalah tingkah laku tentang bagaimana seharusnya mereka diperlakukan, ujar Diana Schendel, tim peneliti kesehatan di "CDC's National Center on Birth Defects and Developmental Disabilities".

Apa yang dinamakan selama ini "spektrum pengidap autis" tak lain adalah gejala berkembangnya kelainan pada anak ditandai dengan masalah komunikasi dan adanya masalah pada sikap bersosialosasi.

Dari hasil data penelitian "National Institute for Neurological Disorders and Stroke", diperkirakan akan selalu ada sekitar tiga dari 1.000 anak yang rentan menderita autis di Amerika. Namun, diperkirakan perkembangannya empat kali lebih cepat daripada anak perempuan.

***


Studi sebelumnya sebenarnya pernah menunjukkan bahwa kelahiran anak di bawah berat normal dan lahir prematur diduga menjadi faktor utama penyebab munculnya gejala autis pada anak. Padahal, alasan yang berkaitan antara kedua faktor dengan autis ini, sebelumnya belum bisa dibenarkan oleh para ahli.

Sebelumnya juga, dari hasil penelitian yang belum lama ini dilakukan para peneliti di Kanada menjelaskan, anak yang lahir prematur dengan berat di bawah normal - sekitar 3, 3 pounds --, seperti terlihat dari hasil tes menunjukkan gejala autis yang lebih positif. Namun dikatakan, penemuan itu pun masih belum bisa dijadikan alasan kuat, dan masih perlu penelitian lebih lanjut.
Namun, alasan itu baru bisa dibenarkan setelah adanya penemuan para ahli kesehatan yang sama di Kanada baru-baru ini. Para ahli kesehatan itu meneliti 565 anak yang mengidap autis yang lahir di kota metropolitan Atlanta antara 1986 hingga 1993 yang memiliki kesamaan beberapa karakter ketidakmampuan seperti yang diderita kebanyakan pengidap autis seperti keterlambatan mental, kelumpuhan otak, gangguan pendengaran dan masalah penglihatan, lalu membandingkan mereka dengan sejumlah anak yang tidak mengidap autis.

Dari keseluruhan penelitian disimpulkan, kelahiran dengan berat di bawah normal erat kaitannya dengan munculnya gejala autis dua kali lipat dibandingkan faktor lainnya. Disimpulkan, bahwa gejala itu lebih rentan terkena pada anak perempuan daripada anak laki-laki.

Juga disimpulkan, bagi semua penderita gejala autis yang sebelumnya lahir dengan berat badan di bawah berat normal, memiliki gejala gangguan pertumbuhan yang lebih tinggi, khususnya pada masalah keterlambatan mental.

Selain itu, ditemukan juga bahwa risiko terkena masalah pertumbuhan (seperti yang terjadi pada pengidap autis) memiliki dampak dua kali lipat lebih besar akan terjadi pada bayi yang lahir prematur, meski sebelumnya risiko ini dikatakan lima kali lebih besar kemungkinannya terjadi pada bayi perempuan.

"Penemuan ini dulu telah menjadi studi pertama yang memiliki cukup banyak sampel untuk membuktikannya kepada bayi perempuan," jelas Molloy. "Dengan adanya penemuan ini, mereka benar-benar sanggup mengungkap fakta sebenarnya tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan."

Bahkan, risiko tinggi terjangkit autis seperti yang terlihat dari kelahiran dengan berat badan di bawah normal dan dampak prematur awalnya tak pernah diduga akan berdampak besar pada gangguan-gangguan, seperti keterlambatan mental, kelumpuhan otak, gangguan pendengaran dan masalah penglihatan.

"Belum jelas alasannya mengapa bayi yang lahir dengan berat badan badan di bawah standar atau juga yang lahir prematur memiliki risiko tinggi akan mengidap masalah-masalah pertumbuhan ini," kata Schendel.

Namun, kedua faktor ini akan menjadi penanda adanya indikasi janin lemah, yang menjadi masalah adanya gangguan syaraf yang memperlambat pertumbuhannya. Dengan kata lain, bayi yang lahir dengan ukuran kerdil atau prematur memiliki kaitan erat dengan faktor-faktor yang dapat membahayakan pertumbuhan syaraf janin, seperti terjadinya infeksi selama masa kehamilan, kata Schendel.

usnews.com | Global
Oleh Redaksi Web - Tuesday 10 June 2008 - 10:45:13

Tidak ada komentar: