environment

environment

Gg1

Senin, 26 September 2011

Membaca Buku La Tahzan for Students, Aku Berpikir…

Membaca Buku La Tahzan for Students, Aku Berpikir…
Posted on February 28, 2011 by Andini Rizky 13 Comments
http://homeschooling-indonesia.com/page/9/

*Ini bukan resensi buku.

Kemarin lusa aku dikirimi buku La Tahzan for Students oleh Mbak Dina, yang isinya tentang pengalaman suka duka beberapa mahasiswa Indonesia kuliah di Jepang.

Sambil membolak-balik halaman buku tersebut, aku teringat lagi dengan kenanganku selama kuliah di sana. Betapa beratnya, menjadi orang buta huruf di negeri Sakura itu, tidak ada orangtua dan sanak saudara. Ingin berkomunikasi dengan sekitar pun sulit, karena belum mahir berbahasa Jepang. Masalahnya, 12 tahun sekolah di Indonesia, siapakah yang mampu meramalkan, kalau nasib akan membawa aku ke sana?

Aku sama sekali tidak siap. Tetapi seperti semua cerita dalam buku tersebut, kami semua berusaha semaksimal mungkin, belajar dari nol, dan berjuang mendewasakan diri sendiri untuk bertahan hidup di negeri yang asing. Tetapi ya, selalu ada orang-orang lain, yang memberikan bantuan tanpa diharapkan atau pun disangka-sangka. Baik itu senior sesama orang Indonesia, orang-orang Jepang, maupun orang negara lain yang semuanya tidak mengharapkan balas budi dari aku sebagai yang ditolong. Tidak peduli asal suku bangsa, tidak peduli agamaku berbeda, tidak peduli aku pakai jilbab dan tidak mau minum sake, pokoknya mereka ya menolong saja. Tidak ada prasangka, tidak ada yang menghakimi. Semua orang oke-oke saja dengan aku yang berbeda.

Bandingkan dengan dunia sekolah yang membenci perbedaan, dan berbeda saja sudah jadi alasan bagus untuk digencet.

Salah-salah bicara berbahasa Jepang, oh, tidak apa-apa, tidak ada yang menertawakan. Semua orang Jepang di sana itu dengan sabar berusaha memahami bahasa Jepangku yang belepetan. Mereka tidak berusaha mempermalukan aku, tetap memperlakukan aku dengan respek, dan sedikit-sedikit memuji ‘pandai sekali bahasa Jepangnya!’

Bandingkan dengan dunia sekolah, aku pasti disetrap terus di depan kelas dan diganjar nilai rapor yang buruk karena kebodohanku.

Nikmatnya belajar di dunia nyata…

Dari pengalaman itu aku menyimpulkan, konsep homeschooling, belajar dan bersosialisasi di dunia nyata, bukanlah suatu konsep yang aneh, malah sangat masuk akal dan luar biasa. Ini gagasan fantastis, harus didukung, bahkan punya efek positif membantu pemerintah mengentaskan buta aksara ;) Anak nggak bisa baca? Ya ajarin aja sendiri! Gitu aja kok repot!

Tidak ada komentar: