environment

environment

Gg1

Kamis, 07 Juli 2011

Scan Otak Deteksi Autisme Dewasa


Scan Otak Deteksi Autisme Dewasa
Asep Candra | Jumat, 13 Agustus 2010 | 08:13 WIB
http://health.kompas.com/read/2010/08/13/08132763/Scan.Otak.Deteksi.Autisme.Dewasa

* Anak Autis Bisa Masuk Sekolah Umum, Asal...
* Alat Ini Mendeteksi Autisme dari Suara
* Infeksi Tak Terkait Autisme
* Ketika Buah Hati Tak "Sempurna"
* Detoks Pengusir Racun Logam pada Anak Autis

KOMPAS.com- Mendiagnosis autisme tidaklah mudah karena membutuhkan kecermatan, pengalaman dan perlu waktu cukup lama untuk pengamatan. Sejauh ini, belum ada metode klinis yang dapat mendiagnosa langsung autisme. Untuk menetapkan diagnosis gangguan autism, para klinisi sering berpatokan pada hasil pengamatan perilaku dengan menggunakan pedoman tertentu.

Namun begitu, harapan akan terciptanya metode diagnosis terus bermunculan. Para ilmuwan di Inggris misalnya, belum lama ini menemukkan bahwa scan otak MRI juga dapat mendiagnosis autisme pada orang dewasa.

Penelitian yang dilakukan Dr Christine Ecker, Dosen ilmu forensik dan perkembangan saraf dari London's Institute of Psychiatry dan diterbitkan Jurnal Neuroscience, menyatakan pemindaian otak (scan) MRI selama 15 menit dapat mengidentifikasi gangguan spektrum autisme (ASD) dengan akurasi 90 persen.

Hal ini dibuktikan dengan ketepatan hasil scan otak MRI terhadap 20 orang yang sebelumnya didiagnosis menderita autisme.

Penelitian kami menawarkan 'bukti dari konsep' untuk menggambarkan perbedaan materi abu-abu (grey matter) kompleks multidimensi pada ASD," kata Ecker.

Dalam suatu eksperimen, pencitraan resonansi magnetik direkonstruksi menjadi gambar 3-D dan dianalisis menggunakan perangkat lunak komputer yang diprogram untuk menemukan perubahan-perubahan struktural dalam grey matter otak dengan mengukur daerah yang berhubungan dengan perilaku, bahasa dan visi. Perubahan terlihat pada bentuk dan ketebalan titik untuk gangguan ini.

Kemampuan mendiagnosa ASD didasarkan uji biologis objektif sehingga lebih cepat mengidentifikasi pasien yang membutuhkan perawatan dibandingkan metode saat ini yang hanya bergantung dari karakter kepribadian," lanjut Ecker.

Penelitian itu diikuti 20 penyandang autis pria berusia 20 hingga 68 tahun dan 20 responden non-autis. Peserta lebi dulu diuji secara konvensional dan kemudian otak mereka akan discan untuk membandingkan kedua teknik tersebut.

Hasilnya, scan MRI mengidentifikasi penderita ASD dengan akurasi 90 persen sedangkan 80 persen peserta non-autis berhasil diklasifikasikan,

Ecker mengingatkan, teknik ini sangat bergantung dari karakteristik pada sampel peserta. Dalam hal ini, scan MRI hanya berfungsi dengan sangat baik pada orang dewasa penyandang autisme dan sindrom Asperger.

Sampai saat ini, scan MRI masih dijadikan sebagai alat penelitian dan bukan alat untuk mendiagnosis.

Tidak ada komentar: