environment

environment

Gg1

Minggu, 29 November 2009

Endometriosis Si Pencuri Kehamilan

http://ismadiary.blogspot.com/2009/06/endometriosis-si-pencuri-kehamilan.html

Endometriosis, Si Pencuri Kehamilan


Tertinggal sebesar pasirpun satu saat dia akan tumbuh lagi.


Pesinetron dan presenter cantik Ussy Sulistiawati punya pengalaman menarik soal penyakit yang satu ini. Sekitar 2 tahun tahun lalu, Ussy pernah mengisahkan bahwa dirinya terkena endometriosis. Nah, menurut pengakuan perempuan cantik berusia 26 tahun ini, penyakit endometriosis yang menderanya itu diperoleh sejak remaja.


Setiap mendapatkan haid, Ussy selalu merasa kesakitan yang teramat sangat. Mirisnya lagi, kata Ussy, rasa sakit itu berlangsung dalam waktu lama.


Curiga akan kondisinya, Ussy pun memeriksakan diri di Singapura. Benar saja, oleh dokter di sana, Ussy didiagnosis terkena endometriosis. Endometriosis itu pun akhiurnya dioperasi pada Juli 2004 lalu.



Tak beda jauh dengan Ussy, Mimi, seorang karyawan swasta di kawasan Pluit, Jakarta Utara juga mengalami keadaan yang sama. Sejak dua minggu lalu, Mimi mengeluhkan nyeri di perut kanan bawah. ”Nyerinya memang tidak terlalu, tetapi frekuensinya seringa,” ujar Mimi.


Mimi pun bergegas melakukan pemeriksaan menggunakan ca125 dan USG (Ultrasonografi) di luar maupun transvaginal. Hasilnya, Mimi didiagnosis terkena endometriosis.


Kata endometriosis belakangan memang sering menyeruak. Tak pelak lagi, endometriosis pun membuat kaum perempuan bergidik. Apalagi, akibat yang ditimbulkannya sangat besar. Yakni bisa membuat seorang wanita tidak bisa hamil.


Menurut Prof. Dr. Med. Ali Baziad, SpOG(K), Guru Besar Obstetri-Ginekologi FKUI-RSCM, endometriosis adalah darah haid yang berada di luar rahim dan keluar melalui saluran telur. ”Karena darah tersebut mengandung jaringan endometrium maka disebut dengan endometriosis,” katanya.


Seseorang yang mengalami endometriosis, terang Ali, mengalami menstruasi tidak hanya di alat kelaminnya tapi juga di dalam perutnya. Hanya saja darah haid di kemaluan bisa keluar sementara yang di dalam perut tidak bisa keluar sehingga menimbulkan rasa sakit yang amat sangat.


Gejalanya, papar Ali, seorang wanita mengeluh pada menjelang menstruasi atau hari pertama dan kedua saat menstruasi sangat sakit sekali, terkadang disertai mual, muntah, pusing. “Misalnya bulan ini terasa nyeri, bulan depan tidak.”imbuhnya.


Nah, perempuan seperti ini, tegas Ali, biasanya sering minum obat nyeri untuk menghilangkan rasa sakit tersebut. Namun, sambungnya, obat tersebut mungkin bisa menghilangkan nyeri tapi tidak menghilangkan penyakitnya.


Penyebab, Masih Gelap


Ali mengutarakan, penyebabnya pasti endometriosis hingga saat ini belum diketahui alias masih gelap. Itulah mengapa sebabnya endometriosis disebut dengan penyakit aneh atau misterius.


Sampai sekarang para ilmuan masih terus meneliti apa penyebab endometriosis. Sekalipun belum ada penyebab yang pasti, tegas Ali, ada banyak dugaan yang terkait menjadi biang kerok endometriosis. ”Ada yang mengatakan endometriosis disebabkan oleh daya tahan tubuh menurun akibat stress atau berhubungan saat haid yang membuat wanita rentan menderita endometriosis,”ujarnya.


Yang perlu diingat, kata Ali, adalah faktor risiko terkena enometriosis. Yakni perempuan yang darah haidnya banyak sekali. Indikasinya bisa diketahui dari seringnya perempuan itu mengganti pembalut, sekitar enam kali atau lebih setiap hari.


Sementara mereka yang rentan menderita endometriosis adalah wanita yang berusia 16 tahun ke atas atau pada usia-usia produktif. ”Tapi kalau pada usia remaja 11, 12 atau 13 tahun itu disebut dengan nyeri haid primer dan bukan endometriosis,” ucapnya.


Bagi mereka yang sebelumnya tidak pernah merasakan nyeri haid tapi kemudian tiba-tiba sakit, dan susah memiliki keturunan maka bisa jadi ia menderita endometriosis.


Pengaruhi Kehamilan


Endometriosis berpengaruh pada sistem reproduksi. Ali mengungkapkan, seorang wanita bisa tidak hamil karena ada sesuatu yang menghalangi. Aada benda asing di dalam tubuh yang membuat tubuh tidak bisa menerima sperma.


Meski begitu, mereka yang bisa hamil sekalipun, tidak menutup kemungkinan untuk mengalami endometriosis kembali setelah melahirkan.


Berdasarkan teori, mereka yang telah memasuki masa menopause, papar Ali, seharusnya tidak lagi mengalami endometriosis. Tetapi pada kenyataannya ada juga yang sekalipun telah menopause tetap mengalaminya. Itulah mengapa endometriosis disebut dengan penyakit yang aneh, berhubungan dengan menstruasi tetapi ketika seseorang sudah tidak menstruasi lagi masih tetap mengalaminya.


Meski endometriosis mempengaruhi kehamilan, ucap Ali, hanya saja hal tersebut juga masih ‘misterius’. Sebab, sambungnya, ada seseorang yang mengidap endometriosis banyak, ternyata bisa hamil sementara ada juga yang endometriosisnya sedikit tidak bisa hamil. Jadi bisa dikatakan pengaruh endometriosis pada kehamilan sangat individual.


Ali mengatakan, itulah anehnya endometriosis dalam ginekologi seperti halnya pre-eklampsia dalam obstetri.


Prinsip Diagnosis

Menurut Ali, standar yang digunakan dalam pemeriksaan endometriosis adalah dengan laparoskopi. Dari hasil laparoskopi itu, jelas Ali, menunjukkan ada seperti sarang semut yang menempel di dalam dinding telur, ada yang berwarna merah, coklat. Kadang kala ada kista di ovariumnya, berwarna coklat seperti utera.


Dokter, terang Ali, harus memberikan pemahaman kepada pasien, bahwa penyembuhan endometriosis tidaklah mudah. Bahkan tidak jarang setelah dilaparoskopi kemudian diobati maka akan timbul lagi dan lagi. Ia tidak bisa hilang. Tertinggal sebesar pasirpun satu saat dia akan tumbuh lagi.


“Maka tidak mengherankan bila pengobatan endometriosis itu sangat menjengkelkan, memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit, pengobatannya tidak ada yang 100% bisa menyembuhkan,” ujar Ali


Karena belum bisa ditemukan penyebabnya maka upaya pencegahanpun masih sulit dilakukan.


Waspadai Komplikasi


Komplikasi dari endometriosis, selain menyebabkan infertilitas, juga bisa menimbulkan kista. Dan pada tingkat yang lebih parah bisa menjalar ke bagian tubuh lainnya seperti usus, ke otak, kandung kemih atau paru-paru. Dengan begitu, endometriosis juga sering disebut dengan kanker jinak karena bisa menyebar.


Hal ini dibenarkan oleh DR.Dr. Laila Nuranna, SpOG (K), staf divisi onkologi ginekologi bagian obstetri-ginekologi FKUI-RSCM. Menurut Laila, ”Kista endometriosis menyebabkan nyeri hebat pada saat haid. Kalau sudah menikah, menyebabkan nyeri saat senggama.”


Lebih lanjut kata Laila, kista endometriosis memang bisa sembuh. Tetapi, tak jarang akan kembuh kembali. Kista endometriosis ini, sambungnya, rentan mengenai perempuan diusia reproduksi. ”Tapi jarang pada usia muda atau belasa. Juga jarang timbul pasa usia pasca menopause,” katanya.


Lebih dari itu, kata Laila, adanya kista endometriosis sangat mempengaruhi fungsi reproduksi perempuan. Dengan demikian, katanya, mempengaruhi kesuburan perempuan.


Pengobatan yang Benar


Ada anggapan yang mengatakan bahwa kehamilan bisa mengurangi gejala endometriosis. Hal ini tidak dibantah. Tapi tidak juga dibenarkan. Ali punya penjelasan menarik soal ini. “Pengobatan endometriosis ini ada di hormon. Nah, selama kehamilan kan hormon itu meningkat jadi pertumbuhannya bisa dicegah tapi tidak bisa menyembuhkan, hanya mengurangi saja.”


Pengobatan sederhana endometriosis sebenarnya bisa dilakukan dengan minum pil KB. Terapi hormon estrogen kombinasi dengan progesterone tetapi tingkat kekambuhannya tinggi sekitar 50%. Atau ada juga dengan pemberian obat GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) analog. Namun obat tersebut dapat menimbulkan efek samping berupa muncul keringat dingin, sakit kepala, gangguan tidur, nyeri tulang, jantung berdebar-dear, serta vagina kering. Tingkat kekambuhannya hanya 15%.


Degan laparoskopi bisa membakar endometriosis. Hanya saja, kata Ali, tetap bisa kambuh lagi.

Karena itu tidak jarang pasien harus melakukannya beberapa kali.


Jika semua pengobatan sudah dilakukan tetapi tidak menunjukan perbaikan, pasien semakin kesakitan terus, maka pilihan paling terakhir adalah pengangkatan rahim.


Di samping susah diobati, pengobatan endometriosis juga terbilang mahal. Suntikan hormon GnRH analog yang diberikan enam kali setiap bulan selama enam bulan misalnya. Satu kali penyuntikan seharga 1,3 juta. Sedangkan laparoskopi sekitar 15-20 juta.


Ali menyarankan pada wanita yang seringkali mengalami nyeri haid biasa sebaiknya minum pil KB. Selama ini anggapan masyarakat yang melarang minum pil KB sebelum menikah sebenarnya salah. Di luar negeri, lepas dari kehidupan seks bebasnya, mengonsumsi pil KB setiap bulannya sudah menjadi hal yang lumrah. Justru pengobatan yang paling bagus adalah dengan pil KB. Hanya saja masyarakat Indonesia masih belum bisa ‘menerima’ hal itu.


Mereka masih menganggap pil KB itu sesuatu yang tabu bahkan ‘haram’ untuk dikonsumsi sebelum menikah. Maka tidaklah mengherankan bila banyak orang yang lebih senang memilih obat penghilang nyeri yang ada dipasaran. Padahal obat tersebut hanya menghilangkan nyeri saja bukan penyakitnya. Dan bersifat sesaat, belum lagi efek sampingnya bila dikonsumsi terus menerus.


Jadi, pada dasarnya pil KB bisa diminum untuk menghilangkan nyeri haid. Tidak hanya itu, manfaat lain dari pil KB adalah menstruasi teratur dan lancar. Selain itu jenis kontrasepsi paling bagus sebenarnya pil, bukan spiral atau suntik. Tapi justru masyarakat lebih memilih jenis lainnya selain pil.


Soal khasiat pil KB terhadap endometriosis ini diamini oleh Guru Besar kesehatan reproduksi bagian obstetri-ginekologi FKUI-RSCM, Prof. DR. Dr. Biran Affandi, SpOG (K). Menurut Biran, selain mempunyai efek kontrasepsi, pil KB juga punya manfaat tambahan lain. Misalnya cepat mengembalikan kesuburan, meringankan

gejala saat haid serta membuat siklus haid teratur. ”Dan berdasarkan penelitian di luar negeri, Pil KB bisa menurunkan gejala endometriosis sekitar 50%, kanker ovarium 40%, anemia 50%, tumor, payudara 30%, risiko kehamilan di luar kandungan serta infeksi kandung kemih 50%,”katanya. (Isnaini/Ismayanti/Nurlaila)




Prevalensi Endometriosis Terus Meningkat


Endometriosis merupakan salah satu kelainan ginekologis yang paling sering dijumpai. Insidens tertinggi ditemukan pada wanita usia reproduktif. Dalam dua dekade terakhir terlihat adanya peningkatan insidens endometriosis, terutama setelah meluasnya penggunaan laparoskopi baik sebagai pemeriksaan penunjang/penegak diagnosis di bidang ginekologi umumnya maupun pada kasus infertilitas khususnya.


Menurut Prof. Dr.Med Ali Baziad, SpOG (K), prevalensi pengidap endometriosis di Indonesia sekitar 30-40%. Rata-rata menyerang usai muda atau sekitar usia 25 tahun.


Sementara penelitian yang dilakukan Prof. DR. Dr. Farid Anfasa Moeloek, SpOG (K), tahun 2000 menunjukan, dari 828 wanita infertil yang menjalani pemeriksaan laparoskopi, sekitar 495 atau 59,8 % mengalami endometriosis.


Sementara penelitian yang dilakukan Dr. Samsulhadi, SpOG (K) dari FK-Unair di Surabaya tahun 1999 menunjukan, dari 1018 pasangan infertilitas yang dikerjakan laparoskopi mendapatkan angka kejadian endometriosis ini sebesar 50,49%. Tak pelak lagi, angka kejadian endometriosis yang cukup tinggi ini, menempatkan endometriosis menjadi masalah reproduksi yang dominan.



Ketahui Faktor Penyebabnya



Endometriosis merupakan penyakit jinak ginekologik. Ada beberapa faktor yang memudahkan terjadinya endometriosis, antara lain:



1. Genetik


2. Meningkatnya resiko aliran haid balik ke dalam rongga perut


3. Menurunnya imunitas tubuh


4. Hormonal



Kemungkinan lokasi endometriosis


- endometriosis interna : di bagian lain uterus misalnya pada serviks atau ismus

-ENDOMETRIUM EKSTERNA : DI LUAR UTERUS

- adenomiosis (endometrium dalam lapisan otot miometrium)

- endometrioma (endometrium dalam ovarium - kista coklat)

- pada organ/tempat lain misalnya di permukaan/dinding usus, ligamen-ligamen dan sebagainya..

Jaringan endometrium ektopik ini berpotensi infiltrasi dan menyebar ke organ-organ tubuh.


Gejala dan tanda klinik



-NYERI PELVIS /ABDOMEN PADA LOKASI TERTENTU

- teraba nodul atau nyeri pada dinding belakang uterus

- gerakan terbatas dan nyeri pada genitalia interna

-UTERUS RETROVERSI DAN TERFIKSASI

-TERABA MASSA TUMOR DAN NYERI TEKAN DI ADNEKSA

-DINDING FORNIKS POSTERIOR VAGINA MEMENDEK.




Pemeriksaan penunjang diagnostik

- ultrasonografi (USG), gambaran "bintik2 salju"

-LAPAROTOMI /LAPAROSKOPIK

-ASSAY CA125


Dampak Endometriosis

-INFERTILITAS PRIMER

-INFERTILITAS SEKUNDER

-NYERI PANGGUL KRONIK

-DISMENORHEA

-MASSA/KISTA OVARIUM

-BERCAK /SPOTTING PREMENSTRUASI


- nyeri akut abdomen, ileus obstruktif dan kolik ureter meski jarang terjadi


Selain itu sering terdapat keluhan dispareunia (nyeri saat sengagama), tumor pelvik, gangguan haid, nyeri perut saat defekasi (diskezia) dan nyeri pinggang.


Diagnosis banding


- tumor ovarium

- mioma multipel

- karsinoma rektum

- penyakit radang panggul

- metastasis tumor.


Klasifikasi endometriosis

Ringan



- endometriosis menyebar tanpa perlekatan pada anterior atau posterior permukaan ovarium / peritoneum pelvis.


Sedang



- endometriosis pada satu atau kedua ovarium disertai parut dan retraksi atau endometrioma kecil

- perlekatan minimal juga di sekitar ovarium yang mengalami endometriosis

- endometriosis pada anterior atau posterior cavum Douglasi dengan parut dan retraksi atau perlekatan, tanpa implantasi di kolon sigmoid.


Berat

- endometriosis pada satu atau dua ovarium, ukuran lebih dari 2 x 2 cm2.

-PERLEKATAN SATU ATAU DUA OVARIUM /TUBA /CAVUM DOUGLASI KARENA ENDOMETRIOSIS

- implantasi / perlekatan usus dan atau traktus urinarius yang nyata



Masalah seputar endometriosis


-PREVALENSI YANG TERUS MENINGKAT

- perlindungan terhadap kesehatan kerja, terkait efisiensi dan kenyamanan kerja

- peningkatan biaya pengobatan / perawatan kesehatan (health-cost maintenance)

-MASALAH KESEHATAN REPRODUKSI DI MASA DEPAN


Pencegahan endometriosis


-TIDAK MENUNDA KEHAMILAN

-TIDAK MELAKUKAN KEROKAN /KURET PADA WAKTU HAID

-PEMERIKSAAN GINEKOLOGI TERATUR.

Tidak ada komentar: