environment

environment

Gg1

Jumat, 12 November 2010



Gerakan brain gym untuk mengatasi kebiasaan meludah
Posted on 28 Maret, 2008 by binhasyim

Sumber: Message from Aan Anwar to peduli autis putra kembara.org
http://binhasyim.wordpress.com/2008/03/28/gerakan-brain-gym-untuk-mengatasi-kebiasaan-meludah/


Sebenarnya gerakan Brain Gym ini bisa digunakan untuk anak dengan kebutuhan khusus, hanya pada kasus tsb, Casey, adalah seorang anak yang tidak mempunyai refleks menelan, sehingga terus menerus meneteskan air liur. Gurunya melakukan PPL-D atau Pembaruan Pola Lateralitas Dennison. PPL-D adalah serangkaian gerakan sederhana yang sangat bagus, yang mengkoordinasikan kedua sisi tubuh dengan tujuan mengajarkan tentang menyebrangi garis-tengah tubuh. Hal menyeberangi garis-tengah kinestetik-auditori-visual ini meningkatkan aktivitas otak dan pengaturan seluruh tubuh dengan merangsang perkembangan alami seperti pada bayi di masa merangkak.baca selengkapnya…
Informasi lebih jauh tentang PPL-D ada di buku Edu-K For Kids, edisi Bhs Indonesia diterbitkan Grasindo.
Dengan melakukan PPL-D, Casey mendapat kemajuan yaitu 25 menit bisa menahan keluarnya air ludah. PPL-D ini dikerjakan dalam 5 menit. Nah, gerakan Brain Gym yang bertujuan menyeberangi garis-tengah tubuh, antara lain adalah sbb:

1. Burung Hantu Reseptif : terapis berdiri di belakang anak, dan meremas bahu anak. Anak dilatih menoleh ke kiri dan ke kanan.
2. Tombol Angkasa : terapis meletakkan kedua tangan pada garis tengah tubuh anak (satu pada garis tengah depan, persisi di atas bibir atas), yang lain pada garis tengah belekang persis di atas tulang ekor. Anak akan merasa lebih nyaman bila melakukannya sambil menahan pada bola besar di mana titik yang ditahan lebih tinggi pada garis-tengah belakang.
3. Pasang Telinga : terapis menggunakan ibu jari dan jari telunjuk untuk menarik kedua telinga anak dengan lembut ke luar dan melepas gulungannya, dimulai dari puncak telinga dan dengan lembut memijatnya sepanjang lengkungannya, berakhir di cuping bawah. Ulangi tiga kali atau lebih.
4. Gerakan Silang: terapis membimbing anak sambil berbaring untuk lebih relaks. Terapis secara bergantian menekan pinggul dan bahu yang berlawanan di bagian depan atau belakang tubuh anak. Bisa dilakukan sambil anak duduk.
5. 8 Tidur : terapis membimbing anak menggerakkan tangannya menulis angka 8, dimulai dari titik tengah ke arah kiri atas, melingkar ke kiri bawah, naik ke titik tengah lagi, dan terus ke kanan atas,
berputar ke kanan bawah, kembali ke titik tengah, dst. 8 Tidur dapat digambar besar, atau di pasir, atau digambar pada punggung murid.
6. Coretan Ganda : terapis berdiri di belakang anak dan membimbing tangan dan lengannya melalui beberapa gerakan sedergana. Terapis mengucapkan “atas, keluar, masuk dan Turun sambil memandu anak menggambar persegilingkaran, atau bentuk lain dengan kedua tangan secara serempak. Ini mengajarkan anak mengacu lepada garis-tengah visual/kinestetik nya untuk acuan arah. Terapis bisa berhenti membimbing anak apabila kedua tangan anak sudah bisa bergerak bersama dengan mudah. Coretan ganda dapat digambarkan pada punggung anak untuk secara serempak menggiatkan kedua belahan otak dan menstimulasi kesadaran.
7. Mengisi Energi: anak bertumpu pada perut, sambil menyangga kepala dan dadanya dengan menaruh bobotnya pada lengan bawah. Segulung handuk diletakkan di bawah otot triseps (anak berbaring pada perut, handuk dipeluk antara kedua lengannya) bertujuan memberi dukungan yang dibutuhkan.

Filed under: autisme
« Gerakan brain gym untuk perkembangan bicara Simtom setelah lesi neuron motor perifer (bag.9) »

2 komentar:

kak zepe mengatakan...

Artikel menarik..blognya juga keren..
Saya juga punya artikel tentang dunia anak-anak di blog saya..
Ada juga :
1. Tips parenting
2. Pendidikan kreatif anak
3. Dongeng pendidikan..
4. Lagu anak
5. D l l
Semua ada di http://lagu2anak.blogspot.com

Salam kenal dari Kak Zepe
Mari bertukar link.. 
,,,

Karina mengatakan...

thanks ya comment nya