http://www.autis.info/index.php/artikel-makalah/artikel/130-10-hal-yang-diinginkan-oleh-anak-autistik-supaya-anda-tahu
10 Hal Yang Diinginkan Oleh Anak Autistik Supaya Anda Tahu
1. Perilaku adalah komunikasi. Semua perilaku terjadi karena ada penyebab tertentu. Perilaku tertentu memberitahukan pada anda, bagaimana aku menanggapi dunia disekitarku saat itu. Perilaku yang negatif sangat mengganggu proses belajarku. Tapi, menghentikan perilaku tersebut tidaklah cukup; berikanlah alternatif padaku untuk menggantikan perilaku tersebut, sehingga proses belajar bisa lancar lagi. Mulailah dengan mempercayai hal ini : aku sungguh ingin belajar interaksi dengan baik. Tak ada seorang ana
Buatlah catatan tentang apa yang terjadi persis sebelum perilaku buruk itu tercetus : siapa yang terlibat, waktunya kapan, kegiatan yang dilakukan dan dalam situasi yang bagaimana. Maka kemudian akan timbul sebuah pola.
2. Janganlah menarik kesimpulan apapun. Tanpa fakta yang nyata, suatu kesimpulan merupakan suatu tebakan belaka. Mungkin aku tak mengerti aturan. Aku mendengar instruksi yang diberikan, tapi aku tak mengerti. Mungkin aku mengerti kemarin, tapi hari ini tak bisa menggali lagi dari ingatanku. Tanyalah pada diri anda sendiri:
Apakah anda yakin bahwa aku mengerti apa yang diperintahkan padaku ?
Bila aku ingin kekamar kecil setiap kali aku diberi soal matematik, barangkali aku tak tahu bagaimana cara mengerjakannya atau aku takut bahwa usahaku dianggap kurang baik. Tetaplah bertahan denganku mengulangi hal2 tersebut sampai aku merasa cukup kompeten.
Apakah anda yakin bahwa aku benar-benar mengetahui aturan-aturan ?
Apakah aku mengerti mengapa peraturan tersebut dibuat ( keamanan, ekonomi, kesehatan) ?
Apakah kulanggar aturan tersebut karena ada penyebab tertentu ?
Mungkin aku makan siangku lebih awal oleh karena aku takut tak dapat menyelesaikan tugas sains di sekolahku, aku tak sarapan sehingga sekarang aku sangat lapar ?
3. Carilah gangguan sensoris dahulu. Banyak dari perilaku berontakku disebabkan oleh karena rasa tidak nyaman. Sebuah contoh adalah penerangan lampu neon, yang telah terbukti menyulitkan bagi anak-anak sepertiku. Suara dengungnya sangat mengganggu telingaku yang hipersensitif. Kedipan2nya membuat penglihatanku kacau, membuat benda2 dalam ruang itu seolah-olah terus menerus bergerak.
Lampu yang biasa dimeja belajar atau diatas ruangan terasa lebih nyaman bagiku. Atau mungkin aku perlu duduk lebih dekat ; aku tak mengerti apa yang anda katakan oleh karena terlalu banyak suara2 lain, seperti pemotong rumput diluar jendela, Jasmine yang berbisik-bisik dengan Tanya, kursi yang berderit atau bunyi pengasah pensil.
Tanyakanlah pada terapis okupasional disekolah untuk menciptakan suasana yang nyaman secara sensoris didalam kelas. Hal tersebut baik untuk semua anak, bukan hanya bagiku.
4. Berikanku waktu untuk mengatur diriku sendiri sebelum aku memerlukannya.
Sebuah sudut tenang yang berkarpet, dengan bantal, buku-buku dan penutup telinga akan memungkinkanku untuk menenangkan diri bila merasa tegang, tapi jaraknya tak terlalu jauh, sehingga aku dengan mudah bisa bergabung lagi dengan teman-teman dan melanjutkan kegiatan sekolahku.
5. Katakanlah padaku apa yang kuharus lakukan dengan cara yang positif dan bukan cara memerintah. “Kau mengotori tempat cuci piring!” ini merupakan suatu fakta bagiku. Aku tak dapat mengerti bahwa yang dimaksudkan adalah:
“ Tolong bersihkan bekas catmu dan buanglah tissue bekasnya kedalam tong sampah” Jangan membuat aku mereka-reka atau harus berpikir apa yang sebenarnya aku harus lakukan.
6. Jangan mengharapkan terlalu banyak. Bila semua anak harus berkumpul berdesakan disekolah, dimana beberapa anak terus menerus membicarakan soal permen, aku merasa tidak nyaman. Rasanya lebih berguna bagi untuk membantu sekretaris sekolah membereskan majalah.
7. Berilah aku waktu untuk beralih dari satu aktivitas ke aktivitas lain. Aku memerlukan lebih banyak waktu untuk beralih dari satu kegiatan ke kegiatan yang lain. Berikan peringatan 5 menit sebelumnya, dan 2 menit sebelum kegiatan beralih. Sebuah jam meja dibangku belajarku membantu untuk mengingatkanku akan waktu peralihan kegiatan. Dengan demikian aku bisa mengatur waktu secara mandiri.
8. Janganlah membuat suatu keadaan buruk menjadi tambah buruk lagi. Meskipun anda seorang dewasa yang matang, kadang-kadang anda membuat keputusan yang salah dalam keadaan yang emosional. Aku sungguh tidak bermaksud untuk mengacaukan kelas anda. Aku lebih mudah mengatasi perilakuku jika anda mengacuhkanku daripada anda juga marah2. Hal2 yang menambah parah suatu keadaan kritis adalah :
- Meninggikan volume suara anda. Aku akan lebih mendengar teriakan-teriakan tersebut daripada kata-kata anda.
- Mengejek atau meniru aku. Cara yang sarkastis, mengejek atau memaki tak akan ada hasilnya.
-MENUDUHKAN SESUATU YANG TAK BENAR
-MENGATAKAN SESUATU YANG TAK JELAS ARTINYA.
-MEMBANDINGKANKU DENGAN SAUDARA-SAUDARAKU ATAU MURID LAIN.
- Mengungkit hal yang telah lalu atau tak ada hubungannya.
-MENGELOMPOKKANKU DALAM KATEGORI : “ANAK-ANAK SEPERTI KAMU SEMUA SAMA….”
9. Kritiklah dengan lembut. Cobalah untuk jujur :apakah anda sendiri bisa menerima kritikan yang konstruktif dengan baik ? Kematangan dan kepercayaan diri untuk bisa menerima kritikan masih jauh dariku. Hal ini bukan berarti bahwa aku tak boleh ditegur. Namun tegurlah dengan baik, sehingga aku bisa benar2 mendengar.
Jangan pernah mendisiplin atau memberi teguran kalau aku sedang marah, terangsang secara berlebihan, menutup diri, gelisah dan secara emosional terganggu sehingga aku tak dapat berinteraksi.
Bantulah aku untuk bisa mengerti perasaan apa yang mencetuskan perilaku itu. Dapat saja kukatakan bahwa aku marah , tapi mungkin aku sebenarnya takut, kecewa, sedih atau cemburu. Cobalah korek itu semua. Latihlah, mungkin dengan role-play, untuk menunjukkan padaku cara lain untuk Memecahkan persoalan lain kali. Suatu cerita pendek dengan foto2 akan sangat membantu. Lakukanlah hal tersebut berulang-ulang, tidak mungkin hanya sekali. Dan bila aku melakukannya dengan benar lain kali, katakanlah secara langsun
10. Berikanlah pilihan yang benar, betul-betul benar. Jangan berikan pilihan yang samar seperti pertanyaan : “Maukah kamu…….?”, kecuali kalau anda siap dengan jawabanku yang jujur : “Tidak!”. Misalnya pertanyaan :
-MAUKAH KAMU MEMBACA DENGAN KERAS SEKARANG ?
-MAUKAH KAMU MEMBAGI CATMU DENGAN TEMANMU?
Sulit bagiku untuk mempercayai anda bila anda memberikan pilihan yang bukan pilihan. Dalam kehidupan sehari-hari anda dihadapkan pada begitu banyak pilihan. Anda terus menerus menentukan pilihan , halmana menjadikan anda bisa menguasai hidup anda. Untukku, pilihan jauh lebih terbatas, karena itu sulit untuk bisa mempercayai diri sendiri. Memberikanku lebih banyak pilihan membantuku untuk lebih banyak terlibat dalam kehidupan sehari-hari. Memberikanku pilihan membantuku untuk belajar berperilaku lebih b
Sumber : Yayasan Autisma Indonesia (YAI)
Website : http://www.autisme.or.id
Senin, 21 Desember 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar