Ceker Ayam, Kaya Kandungan Omega-3 Dan Omega-6
TUESDAY, 18 MAY 2010
Total View : 25 times
Kabar baik bagi yang hobi mengkonsumsi ceker ayam karena selain rasanya gurih ternyata ceker ayam sangat kaya dengan kandungan omega-3 dan omega-6, masing-masing 187 mg dan 2.571 mg per 100 gram. Omega-3 dan omega-6 merupakan asam lemak tak jenuh ganda yang sangat penting bagi kesehatan tubuh.
Menurut buku Nutrition Concepts and Controversies (2008) yang ditulis Frances Sizer dan Ellie Whitney, omega-3 dan omega-6 berperan untuk pertumbuhan otak dan relaksasi pembuluh darah bagi tubuh serta membantu pembentukan sistem kekebalan tubuh.
Ceker ayam dapat diolah menjadi berbagai macam masakan seperti gulai, sop, opor, kripik, soto dan sebagainya. Meskipun tidak mengandung daging dan hanya terdiri dari kulit, tulang, otot, dan kolagen, justru membuat ceker terasa guruh dan kenyal. Ketika dimasak, ceker akan mengeluarkan kaldu yang pekat dan kental, inilah yang membuat setiap masakan yang dikombinasikan dengan ceker akan bertambah lezat. Jadi tidak ada salahnya jika ceker ayam masuk dalam menu harian Anda.
Source : kompas.com/dan
Senin, 31 Mei 2010
Kamis, 20 Mei 2010
Rahasia si "Jeruk Lemon"
Rahasia si "Jeruk Lemon"
Dec 11, '08 7:53 AM
Apakah Anda sering mendapati jeruk lemon yang tidak terpakai di dalam kulkas Anda? Sementara jika Anda biarkan terus, buahnya bisa mengering (kandungan kadar air berkurang) dan terpaksa dibuang secara cuma-cuma. Jika benar, mungkin Anda perlu menyulap si jeruk lemon ini dengan sulapan-sulapan kecil yang justru bisa menambah manfaat si jeruk lemon.
Sebelumnya, mungkin anda juga bertanya-tanya apakah yang membedakan jeruk nipis dengan jeruk lemon? Selintas keduanya memang mirip, sama-sama asam. Namun jika diperhatikan, jeruk lemon biasanya berwarna lebih kuning, sementara jeruk nipis berwarna hijau. Dari segi ukuran, jeruk lemon juga berukuran lebih besar daripada jeruk nipis. Dan apabila dibelah, jeruk nipis memiliki ukuran biji yang lebih kecil dibandingkan jeruk lemon.
Nah, kembali kepada jeruk lemon, karena kali ini yang akan kita sulap bersama adalah jeruk lemon, jadi untuk sementara anda bisa mengabaikan dulu si jeruk nipis dan membiarkannya tetap di kulkas.
Dengan kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk lemon ternyata sangat ampuh untuk membunuh bakteri dalam tubuh kita ataupun di lingkungan sekitar kita, itulah kenapa hampir semua produk pembersih menggunakan ekstrak jeruk lemon. Selain itu, jeruk lemon yang imut-imut ini ternyata juga mengandung zat antioksidan yang tinggi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan zat anti-carcinogenic untuk mencegah kanker.
Tak hanya bermanfaat untuk kesehatan, jeruk lemon kini bisa kita sulap menjadi alat bantu rumah tangga yang ramah lingkungan. Misalnya saja menjadi pengusir semut.Seperti yang kita ketahui kedatangan semut ke dalam rumah kita sering tak terduga dan tak mengenal tempat. Seringkali semut mengerubungi piring berisi kue kita yang manis atau beriringan rapi di tembok rumah. Tapi kini anda bisa percayakan si jeruk lemon untuk menangkal koloni semut ini mengusik rumah anda. Caranya mudah, cukup oleskan air perasa
Anda juga bisa menggunakan jeruk lemon sebagai pengharum ruangan alami. Cukup campurkan perasan air lemon dengan air yang sebanding (1:1) dan masukkan ke dalam alat semprot (sprayer) atau botol bekas parfum. Selanjutnya, tinggal anda semprotkan ke seisi ruangan kapanpun anda mau. Pengharum lemon ini juga tentu lebih ramah kesehatan dan lingkungan karena sama sekali tidak menggunakan bahan kimia seperti aerosol yang biasa digunakan untuk pengharum ruangan di pasaran.
Tak hanya di ruangan, untuk harum yang lebih ampuh menghilangkan bau seperti di toilet, Anda bisa mencampurkan 1/2 gelas borax dengan 1 gelas jeruk lemon yang sudah di-blender. Kemudian bisa anda masukan kedalam gelas yang bisa memberikan keharuman segar sepanjang waktu. Selain toilet, Anda pun bisa tetap menjaga kesegaran kulkas anda dengan membelah terlebih dahulu beberapa buah jeruk lemon dan mebiarkannya di dalam kulkas.
Jeruk lemon juga bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengembalikan warna benda-benda logam anda seperti perak, tembaga dan kuningan. Namun sebelumnya anda harus terlebih dahulu mencampurkan juice lemon dengan baking soda. Baru setelah keduanya tercampur dengan baik anda bisa mulai menunggu keajaiban warna logam anda dengan menggosokannya pada logam tersebut.
Wah, rupanya, kecil-kecil begitu jeruk lemon punya manfaat yang besar ya? Terlebih bagi Anda yang ingin memulai hidup sehat dan akrab dengan lingkungan, tentu kembali menggunakan apa yang diberikan oleh alam untuk menunjang kehidupan kita bukanlah suatu hal yang merepotkan. Masih ada banyak lagi manfaat jeruk lemon yang bisa anda dapatkan melalui jurnal ini. Tetapi nanti, satu per satu.
Selamat mencoba!
Rahasia si Jeruk Lemon (2)
for everyone
Kembali bersama menyulap jeruk lemon, kali ini saya akan membeberkan manfaat lain dari si buah imut-imut ini. Masih seputar fungsinya untuk menyerap bau, jeruk lemon juga bisa menghilangkan bau kurang sedap di microwave yang mungkin menyisakan beraneka macam bau dari makanan sebelumnya. Untuk mengurangi bau tersebut, Anda bisa mencampurkan air dan irisan jeruk lemon ke dalam mangkuk dan memanggangnya selama 30-60 menit. Kemudian bersihkan microwave dari uap-uap air dengan serbet kering.
Manfaat lain dari Jeruk lemon adalah untuk membersihkan perabot kaca atau jendela anda dengan lebih efektif. Caranya, campurkan 4 sendok makan perasan jeruk lemon dengan setengah (1/2) galon air. Kemudian gunakan lap untuk menggosok kaca-kaca anda.
Tak hanya untuk mengembalikan cemerlangnya kaca Anda, jeruk lemon juga dapat digunakan untuk melenyapkan noda yang menempel di pakaian anda saat mencuci. Hanya dengan mencampurkan satu sendok teh air jeruk lemon ke dalam rendaman baju atau mesin cuci, Anda telah sukses mencuci bersi noda-noda yang membandel.
Dalam urusan dapur, jeruk lemon lagi-lagi unjuk gigi untuk menetralisir parabot dapur dari bakteri jahat. Misalnya saja, talenan (wooden board) yang biasa dipakai untuk alas memotong daging atau sayuran. Dengan mengolesi talenan anda dengan perasan jeruk lemon semalaman dan kemudian dicuci pada keesokan hari, anda telah menciptakan sebuah talenan yang dijamin anti bakteri. Tak hanya bebas bakteri tetapi, lagi-lagi bebas bau!
Jeruk lemon tak hanya jago di dapur rupanya. Kalau Anda pernah mendapati closet atau septi sistem toilet anda tidak beres alias mampat, mungkin anda bisa mengandalkan jeruk lemon sebagai garda pertama untuk menyelesaikan masalah anda sebelum anda mengambil tindakan lebih lanjut. Cukup campurkan jus lemon bersuhu panas (diblender dengan air panas) dengan baking soda. Kemudian anda tinggal mengguyur cairan tersebut ke dalam closet sambil bersiul-siul senang.
Masih ada banyak manfaat dari si jeruk imut ini yang bisa Anda ketahui dan praktikkan. Tetapi lagi-lagi, saya harus meminta Anda menunggu dan menyimak terus jurnal ini untuk mendapatkan bocoran rahasia si jeruk lemon.
Dec 11, '08 7:53 AM
Apakah Anda sering mendapati jeruk lemon yang tidak terpakai di dalam kulkas Anda? Sementara jika Anda biarkan terus, buahnya bisa mengering (kandungan kadar air berkurang) dan terpaksa dibuang secara cuma-cuma. Jika benar, mungkin Anda perlu menyulap si jeruk lemon ini dengan sulapan-sulapan kecil yang justru bisa menambah manfaat si jeruk lemon.
Sebelumnya, mungkin anda juga bertanya-tanya apakah yang membedakan jeruk nipis dengan jeruk lemon? Selintas keduanya memang mirip, sama-sama asam. Namun jika diperhatikan, jeruk lemon biasanya berwarna lebih kuning, sementara jeruk nipis berwarna hijau. Dari segi ukuran, jeruk lemon juga berukuran lebih besar daripada jeruk nipis. Dan apabila dibelah, jeruk nipis memiliki ukuran biji yang lebih kecil dibandingkan jeruk lemon.
Nah, kembali kepada jeruk lemon, karena kali ini yang akan kita sulap bersama adalah jeruk lemon, jadi untuk sementara anda bisa mengabaikan dulu si jeruk nipis dan membiarkannya tetap di kulkas.
Dengan kandungan vitamin C yang tinggi, jeruk lemon ternyata sangat ampuh untuk membunuh bakteri dalam tubuh kita ataupun di lingkungan sekitar kita, itulah kenapa hampir semua produk pembersih menggunakan ekstrak jeruk lemon. Selain itu, jeruk lemon yang imut-imut ini ternyata juga mengandung zat antioksidan yang tinggi untuk menangkal radikal bebas dalam tubuh dan zat anti-carcinogenic untuk mencegah kanker.
Tak hanya bermanfaat untuk kesehatan, jeruk lemon kini bisa kita sulap menjadi alat bantu rumah tangga yang ramah lingkungan. Misalnya saja menjadi pengusir semut.Seperti yang kita ketahui kedatangan semut ke dalam rumah kita sering tak terduga dan tak mengenal tempat. Seringkali semut mengerubungi piring berisi kue kita yang manis atau beriringan rapi di tembok rumah. Tapi kini anda bisa percayakan si jeruk lemon untuk menangkal koloni semut ini mengusik rumah anda. Caranya mudah, cukup oleskan air perasa
Anda juga bisa menggunakan jeruk lemon sebagai pengharum ruangan alami. Cukup campurkan perasan air lemon dengan air yang sebanding (1:1) dan masukkan ke dalam alat semprot (sprayer) atau botol bekas parfum. Selanjutnya, tinggal anda semprotkan ke seisi ruangan kapanpun anda mau. Pengharum lemon ini juga tentu lebih ramah kesehatan dan lingkungan karena sama sekali tidak menggunakan bahan kimia seperti aerosol yang biasa digunakan untuk pengharum ruangan di pasaran.
Tak hanya di ruangan, untuk harum yang lebih ampuh menghilangkan bau seperti di toilet, Anda bisa mencampurkan 1/2 gelas borax dengan 1 gelas jeruk lemon yang sudah di-blender. Kemudian bisa anda masukan kedalam gelas yang bisa memberikan keharuman segar sepanjang waktu. Selain toilet, Anda pun bisa tetap menjaga kesegaran kulkas anda dengan membelah terlebih dahulu beberapa buah jeruk lemon dan mebiarkannya di dalam kulkas.
Jeruk lemon juga bisa menjadi alternatif pilihan untuk mengembalikan warna benda-benda logam anda seperti perak, tembaga dan kuningan. Namun sebelumnya anda harus terlebih dahulu mencampurkan juice lemon dengan baking soda. Baru setelah keduanya tercampur dengan baik anda bisa mulai menunggu keajaiban warna logam anda dengan menggosokannya pada logam tersebut.
Wah, rupanya, kecil-kecil begitu jeruk lemon punya manfaat yang besar ya? Terlebih bagi Anda yang ingin memulai hidup sehat dan akrab dengan lingkungan, tentu kembali menggunakan apa yang diberikan oleh alam untuk menunjang kehidupan kita bukanlah suatu hal yang merepotkan. Masih ada banyak lagi manfaat jeruk lemon yang bisa anda dapatkan melalui jurnal ini. Tetapi nanti, satu per satu.
Selamat mencoba!
Rahasia si Jeruk Lemon (2)
for everyone
Kembali bersama menyulap jeruk lemon, kali ini saya akan membeberkan manfaat lain dari si buah imut-imut ini. Masih seputar fungsinya untuk menyerap bau, jeruk lemon juga bisa menghilangkan bau kurang sedap di microwave yang mungkin menyisakan beraneka macam bau dari makanan sebelumnya. Untuk mengurangi bau tersebut, Anda bisa mencampurkan air dan irisan jeruk lemon ke dalam mangkuk dan memanggangnya selama 30-60 menit. Kemudian bersihkan microwave dari uap-uap air dengan serbet kering.
Manfaat lain dari Jeruk lemon adalah untuk membersihkan perabot kaca atau jendela anda dengan lebih efektif. Caranya, campurkan 4 sendok makan perasan jeruk lemon dengan setengah (1/2) galon air. Kemudian gunakan lap untuk menggosok kaca-kaca anda.
Tak hanya untuk mengembalikan cemerlangnya kaca Anda, jeruk lemon juga dapat digunakan untuk melenyapkan noda yang menempel di pakaian anda saat mencuci. Hanya dengan mencampurkan satu sendok teh air jeruk lemon ke dalam rendaman baju atau mesin cuci, Anda telah sukses mencuci bersi noda-noda yang membandel.
Dalam urusan dapur, jeruk lemon lagi-lagi unjuk gigi untuk menetralisir parabot dapur dari bakteri jahat. Misalnya saja, talenan (wooden board) yang biasa dipakai untuk alas memotong daging atau sayuran. Dengan mengolesi talenan anda dengan perasan jeruk lemon semalaman dan kemudian dicuci pada keesokan hari, anda telah menciptakan sebuah talenan yang dijamin anti bakteri. Tak hanya bebas bakteri tetapi, lagi-lagi bebas bau!
Jeruk lemon tak hanya jago di dapur rupanya. Kalau Anda pernah mendapati closet atau septi sistem toilet anda tidak beres alias mampat, mungkin anda bisa mengandalkan jeruk lemon sebagai garda pertama untuk menyelesaikan masalah anda sebelum anda mengambil tindakan lebih lanjut. Cukup campurkan jus lemon bersuhu panas (diblender dengan air panas) dengan baking soda. Kemudian anda tinggal mengguyur cairan tersebut ke dalam closet sambil bersiul-siul senang.
Masih ada banyak manfaat dari si jeruk imut ini yang bisa Anda ketahui dan praktikkan. Tetapi lagi-lagi, saya harus meminta Anda menunggu dan menyimak terus jurnal ini untuk mendapatkan bocoran rahasia si jeruk lemon.
Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
Awas, Buah & Sayur Bisa Picu Gangguan Mental
VIVAnews
By Pipiet Tri Noorastuti, Lutfi Dwi Puji Astuti - 2 jam 38 menit lalu
http://id.news.yahoo.com/viva/20100521/tls-awas-buah-sayur-bisa-picu-gangguan-m-34dae5e.html
[Terapi anak hiperaktif penderita autis] Terapi anak hiperaktif penderita autis
VIVAnews - Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Seperti dikutip dari laman Modernmom.com, para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.
Anak-anak dengan tingkat lebih tinggi dari rata-rata satu penanda pestisida memiliki risiko dua kali lipat terdiagnosis ADHD. "Saya pikir itu cukup signifikan, penggandaan adalah efek yang kuat, "kata Maryse F Bouchard, seorang peneliti di University of Montreal di Quebec dan penulis utama dari studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.
Lantas, apa yang harus orangtua lakukan untuk menghindari ADHD pada anak? "Saya menganjurkan agar para orangtua lebih banyak memberikan anak-anak makanan organik," ujar Bouchard. "Saya juga akan merekomendasikan mencuci buah dan sayuran sebanyak mungkin."
Menurut kajian National Academy of Sciences pada 2008, 28 persen sampel blueberry beku, 25 persen sampel stroberi segar, dan 19 persen sampel seledri mengandung residu pestisida. Paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar. (wm)
VIVAnews
By Pipiet Tri Noorastuti, Lutfi Dwi Puji Astuti - 2 jam 38 menit lalu
http://id.news.yahoo.com/viva/20100521/tls-awas-buah-sayur-bisa-picu-gangguan-m-34dae5e.html
[Terapi anak hiperaktif penderita autis] Terapi anak hiperaktif penderita autis
VIVAnews - Penelitian baru menunjukkan bahwa paparan pestisida yang digunakan pada makanan anak-anak seperti stroberi segar, seledri bisa meningkatkan risiko Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) pada anak.
Seperti dikutip dari laman Modernmom.com, para ilmuwan di AS dan Kanada menemukan bahwa anak-anak dengan tingkat residu pestisida yang tinggi dalam urin mereka, rentan mengalami ADHD.
ADHD adalah gangguan perkembangan dalam peningkatan aktifitas motorik anak-anak. Gangguan ini berdampak pada masalah mental seperti cara berpikir, bertindak dan merasa. Anak-anak yang mengalaminya akan bermasalah dengan konsentrasi dan pemusatan pikiran. Seperti memicu anak hiperaktif.
Anak-anak dengan tingkat lebih tinggi dari rata-rata satu penanda pestisida memiliki risiko dua kali lipat terdiagnosis ADHD. "Saya pikir itu cukup signifikan, penggandaan adalah efek yang kuat, "kata Maryse F Bouchard, seorang peneliti di University of Montreal di Quebec dan penulis utama dari studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics.
Lantas, apa yang harus orangtua lakukan untuk menghindari ADHD pada anak? "Saya menganjurkan agar para orangtua lebih banyak memberikan anak-anak makanan organik," ujar Bouchard. "Saya juga akan merekomendasikan mencuci buah dan sayuran sebanyak mungkin."
Menurut kajian National Academy of Sciences pada 2008, 28 persen sampel blueberry beku, 25 persen sampel stroberi segar, dan 19 persen sampel seledri mengandung residu pestisida. Paparan pestisida kebanyakan berasal dari buah-buahan dan sayuran segar. (wm)
Rabu, 19 Mei 2010
Orang Kreatif dan Penderita Penyakit Mental Otaknya Sama
Orang Kreatif dan Penderita Penyakit Mental Otaknya Sama
Kamis, 20/05/2010 10:30 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
http://health.detik.com/read/2010/05/20/103039/1360577/763/orang-kreatif-dan-penderita-penyakit-mental-otaknya-sama?w992201heal
img
Edgar A. Poe (Foto: buzzle)
Stockholm, Ada orang yang memiliki tingkat kreativitas tinggi dan ide-ide yang tak terpikirkan oleh orang lain. Tapi seringkali orang seperti ini dicurigai menderita penyakit mental. Adakah hubungan kreativitas dengan penyait mental?
Studi terbaru menunjukkan otak memberikan respons yang sama terhadap senyawa kimia dopamin pada penderita skizofrenia dan juga orang-orang yang sangat kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan antara orang yang sangat kreatif dan dengan skizofrenia. Temuan ini menunjukkan bahwa tipe orang yang kreatif kemungkinan tidak dapat menyaring informasi di kepalanya seperti layaknya orang normal, sehingga orang kreatif lebih mampu membuat hubungan untuk menciptakan ide-ide unik.
Berpikir di luar kotak (cara biasa) kemungkinan karena memiliki kotak yang kurang utuh atau lengkap," ujar peneliti Fredrik Ullen dari Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia, seperti dikutip dari LiveScience, Kamis (20/5/2010).
Studi ini menemukan bahwa keterampilan kreatif lebih umum ditemukan pada orang yang memiliki penyakit mental dalam riwayat keluarganya. Orang seperti ini juga diasosiasikan memiliki risiko lebih tinggi terhadap skizofrenia dan gangguan bipolar.
Beberapa penelitian juga menemukan hubungan antara kemampuan kreatif dan sistem dopamin di otak, yaitu jaringan saraf yang dibentuk untuk merespons dopamin. Namun mekanisme mengenai hubungan dopamin dan kreativitas sebagian besar masih menjadi misteri.
Ullen dan rekan-rekannya memberikan tes psikologi pada 14 orang peserta yang tidak memiliki sejarah penyakit mental di keluarganya. Tes ini dirancang untuk mengukur kreativitas dengan cara meminta partisipan menemukan solusi yang berbeda untuk memecahkan suatu masalah.
Ternyata, partisipan yang melakukan tugas ini dengan baik dan sangat kreatif memiliki kerapatan reseptor dopamin di otak atau dikenal dengan reseptor D2 yang lebih rendah. Reseptor D2 terletak di dalam daerah talamus.
Diketahui bahwa orang dengan skizofrenia juga memiliki kerapatan D2 yang rendah di bagian otak talamus. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penyakit mental dengan kreativitas," ungkap Ullen.
Bagian otak talamus memiliki fungsi sebagai pusat relay (penyiaran kembali), menyaring informasi sebelum mencapai daerah korteks serta bertanggung jawab terhadap kemampuan kognisi dan penalaran.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara online pada 17 Mei 2010 dalam jurnal PLoS ONE.
(VER/IR)
Kamis, 20/05/2010 10:30 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
http://health.detik.com/read/2010/05/20/103039/1360577/763/orang-kreatif-dan-penderita-penyakit-mental-otaknya-sama?w992201heal
img
Edgar A. Poe (Foto: buzzle)
Stockholm, Ada orang yang memiliki tingkat kreativitas tinggi dan ide-ide yang tak terpikirkan oleh orang lain. Tapi seringkali orang seperti ini dicurigai menderita penyakit mental. Adakah hubungan kreativitas dengan penyait mental?
Studi terbaru menunjukkan otak memberikan respons yang sama terhadap senyawa kimia dopamin pada penderita skizofrenia dan juga orang-orang yang sangat kreatif.
Hasil penelitian menunjukkan adanya kesamaan antara orang yang sangat kreatif dan dengan skizofrenia. Temuan ini menunjukkan bahwa tipe orang yang kreatif kemungkinan tidak dapat menyaring informasi di kepalanya seperti layaknya orang normal, sehingga orang kreatif lebih mampu membuat hubungan untuk menciptakan ide-ide unik.
Berpikir di luar kotak (cara biasa) kemungkinan karena memiliki kotak yang kurang utuh atau lengkap," ujar peneliti Fredrik Ullen dari Karolinska Institutet di Stockholm, Swedia, seperti dikutip dari LiveScience, Kamis (20/5/2010).
Studi ini menemukan bahwa keterampilan kreatif lebih umum ditemukan pada orang yang memiliki penyakit mental dalam riwayat keluarganya. Orang seperti ini juga diasosiasikan memiliki risiko lebih tinggi terhadap skizofrenia dan gangguan bipolar.
Beberapa penelitian juga menemukan hubungan antara kemampuan kreatif dan sistem dopamin di otak, yaitu jaringan saraf yang dibentuk untuk merespons dopamin. Namun mekanisme mengenai hubungan dopamin dan kreativitas sebagian besar masih menjadi misteri.
Ullen dan rekan-rekannya memberikan tes psikologi pada 14 orang peserta yang tidak memiliki sejarah penyakit mental di keluarganya. Tes ini dirancang untuk mengukur kreativitas dengan cara meminta partisipan menemukan solusi yang berbeda untuk memecahkan suatu masalah.
Ternyata, partisipan yang melakukan tugas ini dengan baik dan sangat kreatif memiliki kerapatan reseptor dopamin di otak atau dikenal dengan reseptor D2 yang lebih rendah. Reseptor D2 terletak di dalam daerah talamus.
Diketahui bahwa orang dengan skizofrenia juga memiliki kerapatan D2 yang rendah di bagian otak talamus. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara penyakit mental dengan kreativitas," ungkap Ullen.
Bagian otak talamus memiliki fungsi sebagai pusat relay (penyiaran kembali), menyaring informasi sebelum mencapai daerah korteks serta bertanggung jawab terhadap kemampuan kognisi dan penalaran.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan secara online pada 17 Mei 2010 dalam jurnal PLoS ONE.
(VER/IR)
Selasa, 18 Mei 2010
Tips Menggunakan Garam Beryodium
Tips Menggunakan Garam Beryodium
By DKKSurabaya on December 31st, 2009 at 11:30am
Teaser:
http://www.surabaya-ehealth.org/content/tips-menggunakan-garam-beryodium
Jangan Masukkan Garam Saat Masakan Masih Mendidih
Surabaya, eHealth. Garam yodium sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah renik secara terus menerus. Kekurangan garam beryodium, khususnya pada anak-anak sangat mengganggu pertumbuhan dan tingkat kecerdasannya. Tidak terserapnya garam yodium dengan baik oleh tubuh lantaran ada banyak faktor, salah satunya cara pengolahan dan memasaknya salah. Namun, bagaimana agar kandungan yodiumnya tidak hilang saat dimasak, simak yang berikut.
Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang bisa anda lakukan yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium dengan benar. Seperti yang telah dikatakan oleh Nutrisionis Ridzotullahmad Nurchakim dari Puskesmas Peneleh.
1. Konsumsi garam yodium dengan cukup
“Kekurangan garam beryodium tidak hanya menyebabkan penyakit gondok, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan otak anak, untuk itu konsumsi garam yodium dengan cukup,” jelas ahli gizi yang betugas di Puskesmas Peneleh sejak tahun 2007 itu.
Lanjut ia jelaskan bahwa, tubuh manusia membutuhkan zat KIO3 (Kalium Iodat) dengan ukuran 30-80ppm. Akibat kekurangan zat itu bisa mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). GAKY merupakan masalah gizi yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok dan kreatin (ganguan pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara. Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.
2. Konsumsi yodium tidak berlebih
Namun ahli gizi yang menamatkan pendidikan di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang ini mengungkapkan bahwa konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hiperteroid. Hiperteroid yakni kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan.
“Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih. Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur,” jelasnya pada tim ehealth.
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari.
3. Pastikan garam mengandung yodium
Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan test kit yodina yang telah tersedia di Puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.
“Tetapi untuk lebih simpel, gunakan tepung kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah menjadi keunguan , itu artinya mengandung yodium,” ucap laki-laki yang akrab disapa Edo ini.
Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu gar
4. Menyimpan garam di tempat aman
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.
5. Cara memasak garam yodium dengan benar
Perlu anda ketahui bahwa langkah-langkah itu tidak berarti sama sekali jika cara memasaknya salah. Karena kandungan yodiumnya akan berubah dan tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang dibubuhkan kedalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih tersebut.
“Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku saja sehingga kandungan yodiumnya tetap utuh, kalau membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu malah lebih baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap,” ucap Edo.(Ima)
Reporter : Imroatul Afifah
Foto : Dalu Karunia P
By DKKSurabaya on December 31st, 2009 at 11:30am
Teaser:
http://www.surabaya-ehealth.org/content/tips-menggunakan-garam-beryodium
Jangan Masukkan Garam Saat Masakan Masih Mendidih
Surabaya, eHealth. Garam yodium sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah renik secara terus menerus. Kekurangan garam beryodium, khususnya pada anak-anak sangat mengganggu pertumbuhan dan tingkat kecerdasannya. Tidak terserapnya garam yodium dengan baik oleh tubuh lantaran ada banyak faktor, salah satunya cara pengolahan dan memasaknya salah. Namun, bagaimana agar kandungan yodiumnya tidak hilang saat dimasak, simak yang berikut.
Agar penggunaan garam bisa terserap oleh tubuh dengan baik, yang bisa anda lakukan yakni mengetahui bagaimana cara mengunakan garam beryodium dengan benar. Seperti yang telah dikatakan oleh Nutrisionis Ridzotullahmad Nurchakim dari Puskesmas Peneleh.
1. Konsumsi garam yodium dengan cukup
“Kekurangan garam beryodium tidak hanya menyebabkan penyakit gondok, tetapi juga mempengaruhi kecerdasan otak anak, untuk itu konsumsi garam yodium dengan cukup,” jelas ahli gizi yang betugas di Puskesmas Peneleh sejak tahun 2007 itu.
Lanjut ia jelaskan bahwa, tubuh manusia membutuhkan zat KIO3 (Kalium Iodat) dengan ukuran 30-80ppm. Akibat kekurangan zat itu bisa mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium). GAKY merupakan masalah gizi yang serius karena dapat mengakibatkan penyakit gondok dan kreatin (ganguan pada pertumbuhan anak), serta kekurangan unsur yodium dalam makanan sehari-hari dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Untuk memenuhi garam yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara. Selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul yodium untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki berumur 6-20 tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul setiap tahunnya.
2. Konsumsi yodium tidak berlebih
Namun ahli gizi yang menamatkan pendidikan di Politeknik Kesehatan (Poltekes) Malang ini mengungkapkan bahwa konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hiperteroid. Hiperteroid yakni kondisi suatu kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam darah dalam jumlah yang berlebihan.
“Garam beryodium terdapat unsur natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih. Gejala lain yang kerap terjadi, keringat berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan serta aliran darah menstruasi tidak teratur,” jelasnya pada tim ehealth.
Untuk menghindari pengaruh efek samping dari konsumsi garam beryodium yang berlebihan, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi garam tidak lebih dari 6 gram garam atau 2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari.
3. Pastikan garam mengandung yodium
Cara untuk menilai mutu garam beryodium tidak sulit, yaitu dengan test kit yodina yang telah tersedia di Puskesmas dan apotik. Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu garam.
“Tetapi untuk lebih simpel, gunakan tepung kanji yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah menjadi keunguan , itu artinya mengandung yodium,” ucap laki-laki yang akrab disapa Edo ini.
Selain itu, pengujian dapat dilakukan dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut : singkong (ubi kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk sampai rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu gar
4. Menyimpan garam di tempat aman
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari. Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika membiarkan tutup terbuka, maka yodium bisa menguap.
5. Cara memasak garam yodium dengan benar
Perlu anda ketahui bahwa langkah-langkah itu tidak berarti sama sekali jika cara memasaknya salah. Karena kandungan yodiumnya akan berubah dan tidak bereaksi sebelum diserap oleh tubuh.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang dibubuhkan kedalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih tersebut.
“Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku saja sehingga kandungan yodiumnya tetap utuh, kalau membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu malah lebih baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap,” ucap Edo.(Ima)
Reporter : Imroatul Afifah
Foto : Dalu Karunia P
Senin, 17 Mei 2010
The Thyroid-Autism Connection
http://raphaelkellmanmd.com/?page_id=475
Raphael Kellman, M.D. Practicing the medicine of tomorrow.
Call Us Toll Free: (646) 432-5552
Health Issues We Treat
The Thyroid-Autism Connection
The Thyroid-Autism Connection
The center for Disease Control and Prevention (CDC) has found that 1 in 100 children in the US have been diagnosed with Autism Spectrum Disorder or ASD, up from 1 in 150 in 2007. A study in the Journal of Pediatrics in October 2009 revealed similar numbers. Parents of 1 in 90 children reported that their child has ASD is now 1 in 58. Autism is the fastest growing developmental disability affecting more children than cancer, diabetes, and AIDs combined.
Another disease reaching epidemic proportions is thyroid disease. According to a study published in the Journal, ôCancerö July 13, 2009, thyroid cancer doubled in the last 10 years. Some researchers feel that the significant increase in thyroid cancer is related to the significant increase in auto immune thyroid disease that goes untreated. Subclinical hypothyroidism associated with an elevated TSH can stimulate the thyroid gland, leading to the increased risk of cancer. Additionally, according to research
One doesnÆt have to look very deeply to appreciate that these two disorders are interconnected. Firstly, both are associated with the increasing burden of environmental toxicity. Both the brain and the thyroid are very susceptible to toxins. Additionally, neurotoxins such as PCBs and Dioxin, likely to be associated with neurological disorders such as autism, exert some of their effects on the brain through their effects on the thyroid. Hypothyroidism can have a profoundly deleterious effect on the developi
There are yet other reasons to believe that there is a thyroid-autism connection. Celiac disease and gluten sensitivity, known to be a factor contributing to autism, is also associated with other autoimmune disorders such as autoimmune thyroiditis, a cause of hypothyroidism. One of the most effective therapies for autism, ASD, and PDD is a gluten free diet. Studies show removing gluten can also heal secondary autoimmune disorders such as hypothyroidism. Perhaps one of the reasons why the gluten free diet i
Thyroid hormone is essential for normal brain development during a critical period beginning in utero and extending through the first 2 years post partum. It regulates neuronal proliferation, migration, and differentiation in discrete regions of the brain during definitive time periods. Thyroid hormone also regulates development of cholinergic and dopaminergic neurons in the brain. Deficiencies in thyroid hormone during this critical time can have significant behavioral and cognitive effects.
Thyroid disease in children and autism therefore have many overlapping signs and symptoms. These include but not limited to:
• Feeding problems
• Prolonged jaundice
• Poor muscle tone
• Gastrointestinal abnormalities
• Constipation
• Sleep disturbances
• Developmental delays
• Trouble holding up head
• Protrusion of belly
• Hyperactivity
• Lethargy
• Lack of play and interaction with others
• Dry skin
• Poor Hair Growth/Bald spots
• Pale complexion
• Frequent infections
• Cold intolerance
• Cold extremities
• Weight gain
• Difficulty gaining weight
• Allergies
• Bed wetting
• Poor bone development
• Fear
• Anxiety
• Depression
• Decreased ability to concentrate
• Speech delay
• Fading of the personality’s color and vivacity
• Progressive loss of interest and initiative
• Slowing of mental processes
Other researchers are beginning to appreciate the thyroid- autism connection as well. A study done in the Royal Berkshire Hospital showed that out of 62 autistic children, 45 were found to be hypothyroid. In a study published in the Journal of Child Psychology and Psychiatry 5 children with autism were evaluated. Three were shown to have hypothyroidism and two had mothers who had probably been hypothyroid in pregnancy. The researchers concluded that ôthyroid hormone deficiency in early development might ca
If thyroid disease is a major contributor to the web of causes of autism, why is it not widely known? The answer is that the routine thyroid blood tests frequently fail to detect the problem. The routine thyroid blood tests TSH, T4, and T3 are notoriously unreliable. Even the American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) have realized that the TSH reference range (the most relied upon thyroid test) has been too wide and has missed detecting low thyroid in a large percentage of patients. What exp
Even the new range of .4 to 2.5 for TSH is very narrow and it is likely that even this could miss a large percentage of patients. We know that TSH tests on any given patient can vary on any given day. Additionally many patients with TSH in one range of .4 to 2.5 have symptoms of low thyroid. This has led many doctors to abandon the routine test altogether and instead many use body temperature to diagnose hypothyroidism. This is called the Broda Barnes method. Unfortunately, it also misses the mark for many
There is another more sensitive thyroid test called the TRH stimulation test which in the past was the standard thyroid test. This test uses a hormone called TRH which stimulates the pituitary gland. The pituitary makes a hormone called TSH which stimulates the thyroid to produce thyroid hormone. If the thyroid is low one would expect that the pituitary would be producing a lot of TSH which would be reflected in the blood as high TSH. However, frequently, due to various mechanisms, even if one has hypothyr
I have used the TRH test in over 15,000 patients with symptoms of hypothyroidism and have diagnosed hypothyroidism in a large percentage. With treatment they saw significant improvement. Without this test the diagnosis would have been missed. Additionally, based on the TRH stimulation test in hundreds of children with autism, ASD, PDD, and other developmental disorders I have found that 75% have hypothyroidism that was missed by the routine test. With treatment using thyroid hormone the children experience
In a study published in Gynecological Endocrinology titled ôSubclinical Hypothyroidism in Infertile Women, the Importance of Continuous Monitoring and the Role of the Thyrotropin Releasing Hormone Stimulation (TRH) Test,ö Israeli researchers proved that women who have fertility issues who have normal TSH need the TRH stimulation test. They came to this conclusion based on the fact that a significant percentage of women with infertility had a normal TSH and an abnormal TRH stimulation test. The researchers
According to a study published in Clinical Medicine and Research in 2007 titled “TRH Stimulation when Basal TSH is within the Normal Range; Is there “Sub-Biochemical Hypothyroidism?” researchers concluded “we document that an exaggerated TRH response indeed occurs in many patients with a normal biochemistry… Even though the TRH test is seldom used in clinical practice at present, a larger prospective study is in order. Until then, physicians may once again need access to TRH for diagnostic use.”
John was diagnosed with ASD at the age of 3, fortunately he benefited from this frontier findings and research. He exhibited delayed speech, poor eye contact, poor cognition and hyperactivity, and he showed less interest in play than his peers. He had low muscle tone from birth. He also had chronic constipation and bloating. The TRH test I performed showed unequivocal hypothyroidism. I started him on thyroid hormone, compounded T4 and T3. Within only a few days, his hyperactivity diminished significantly.
Kevin is a 7 year old boy who was diagnosed with autism at age 3. He did biomedical treatments and only saw mild results. When I saw him I did the TRH test and discovered his thyroid was low. I started him on a compounded thyroid hormone. Within a few months KevinÆs life began to improve dramatically. His social interaction with others improved, his cognition, understanding, verbal skills, hyperactivity, and overall behavior improved. Above all, he was noticeably happier and exhibited less stress. Commenti
Raphael Kellman, M.D. Practicing the medicine of tomorrow.
Call Us Toll Free: (646) 432-5552
Health Issues We Treat
The Thyroid-Autism Connection
The Thyroid-Autism Connection
The center for Disease Control and Prevention (CDC) has found that 1 in 100 children in the US have been diagnosed with Autism Spectrum Disorder or ASD, up from 1 in 150 in 2007. A study in the Journal of Pediatrics in October 2009 revealed similar numbers. Parents of 1 in 90 children reported that their child has ASD is now 1 in 58. Autism is the fastest growing developmental disability affecting more children than cancer, diabetes, and AIDs combined.
Another disease reaching epidemic proportions is thyroid disease. According to a study published in the Journal, ôCancerö July 13, 2009, thyroid cancer doubled in the last 10 years. Some researchers feel that the significant increase in thyroid cancer is related to the significant increase in auto immune thyroid disease that goes untreated. Subclinical hypothyroidism associated with an elevated TSH can stimulate the thyroid gland, leading to the increased risk of cancer. Additionally, according to research
One doesnÆt have to look very deeply to appreciate that these two disorders are interconnected. Firstly, both are associated with the increasing burden of environmental toxicity. Both the brain and the thyroid are very susceptible to toxins. Additionally, neurotoxins such as PCBs and Dioxin, likely to be associated with neurological disorders such as autism, exert some of their effects on the brain through their effects on the thyroid. Hypothyroidism can have a profoundly deleterious effect on the developi
There are yet other reasons to believe that there is a thyroid-autism connection. Celiac disease and gluten sensitivity, known to be a factor contributing to autism, is also associated with other autoimmune disorders such as autoimmune thyroiditis, a cause of hypothyroidism. One of the most effective therapies for autism, ASD, and PDD is a gluten free diet. Studies show removing gluten can also heal secondary autoimmune disorders such as hypothyroidism. Perhaps one of the reasons why the gluten free diet i
Thyroid hormone is essential for normal brain development during a critical period beginning in utero and extending through the first 2 years post partum. It regulates neuronal proliferation, migration, and differentiation in discrete regions of the brain during definitive time periods. Thyroid hormone also regulates development of cholinergic and dopaminergic neurons in the brain. Deficiencies in thyroid hormone during this critical time can have significant behavioral and cognitive effects.
Thyroid disease in children and autism therefore have many overlapping signs and symptoms. These include but not limited to:
• Feeding problems
• Prolonged jaundice
• Poor muscle tone
• Gastrointestinal abnormalities
• Constipation
• Sleep disturbances
• Developmental delays
• Trouble holding up head
• Protrusion of belly
• Hyperactivity
• Lethargy
• Lack of play and interaction with others
• Dry skin
• Poor Hair Growth/Bald spots
• Pale complexion
• Frequent infections
• Cold intolerance
• Cold extremities
• Weight gain
• Difficulty gaining weight
• Allergies
• Bed wetting
• Poor bone development
• Fear
• Anxiety
• Depression
• Decreased ability to concentrate
• Speech delay
• Fading of the personality’s color and vivacity
• Progressive loss of interest and initiative
• Slowing of mental processes
Other researchers are beginning to appreciate the thyroid- autism connection as well. A study done in the Royal Berkshire Hospital showed that out of 62 autistic children, 45 were found to be hypothyroid. In a study published in the Journal of Child Psychology and Psychiatry 5 children with autism were evaluated. Three were shown to have hypothyroidism and two had mothers who had probably been hypothyroid in pregnancy. The researchers concluded that ôthyroid hormone deficiency in early development might ca
If thyroid disease is a major contributor to the web of causes of autism, why is it not widely known? The answer is that the routine thyroid blood tests frequently fail to detect the problem. The routine thyroid blood tests TSH, T4, and T3 are notoriously unreliable. Even the American Association of Clinical Endocrinologists (AACE) have realized that the TSH reference range (the most relied upon thyroid test) has been too wide and has missed detecting low thyroid in a large percentage of patients. What exp
Even the new range of .4 to 2.5 for TSH is very narrow and it is likely that even this could miss a large percentage of patients. We know that TSH tests on any given patient can vary on any given day. Additionally many patients with TSH in one range of .4 to 2.5 have symptoms of low thyroid. This has led many doctors to abandon the routine test altogether and instead many use body temperature to diagnose hypothyroidism. This is called the Broda Barnes method. Unfortunately, it also misses the mark for many
There is another more sensitive thyroid test called the TRH stimulation test which in the past was the standard thyroid test. This test uses a hormone called TRH which stimulates the pituitary gland. The pituitary makes a hormone called TSH which stimulates the thyroid to produce thyroid hormone. If the thyroid is low one would expect that the pituitary would be producing a lot of TSH which would be reflected in the blood as high TSH. However, frequently, due to various mechanisms, even if one has hypothyr
I have used the TRH test in over 15,000 patients with symptoms of hypothyroidism and have diagnosed hypothyroidism in a large percentage. With treatment they saw significant improvement. Without this test the diagnosis would have been missed. Additionally, based on the TRH stimulation test in hundreds of children with autism, ASD, PDD, and other developmental disorders I have found that 75% have hypothyroidism that was missed by the routine test. With treatment using thyroid hormone the children experience
In a study published in Gynecological Endocrinology titled ôSubclinical Hypothyroidism in Infertile Women, the Importance of Continuous Monitoring and the Role of the Thyrotropin Releasing Hormone Stimulation (TRH) Test,ö Israeli researchers proved that women who have fertility issues who have normal TSH need the TRH stimulation test. They came to this conclusion based on the fact that a significant percentage of women with infertility had a normal TSH and an abnormal TRH stimulation test. The researchers
According to a study published in Clinical Medicine and Research in 2007 titled “TRH Stimulation when Basal TSH is within the Normal Range; Is there “Sub-Biochemical Hypothyroidism?” researchers concluded “we document that an exaggerated TRH response indeed occurs in many patients with a normal biochemistry… Even though the TRH test is seldom used in clinical practice at present, a larger prospective study is in order. Until then, physicians may once again need access to TRH for diagnostic use.”
John was diagnosed with ASD at the age of 3, fortunately he benefited from this frontier findings and research. He exhibited delayed speech, poor eye contact, poor cognition and hyperactivity, and he showed less interest in play than his peers. He had low muscle tone from birth. He also had chronic constipation and bloating. The TRH test I performed showed unequivocal hypothyroidism. I started him on thyroid hormone, compounded T4 and T3. Within only a few days, his hyperactivity diminished significantly.
Kevin is a 7 year old boy who was diagnosed with autism at age 3. He did biomedical treatments and only saw mild results. When I saw him I did the TRH test and discovered his thyroid was low. I started him on a compounded thyroid hormone. Within a few months KevinÆs life began to improve dramatically. His social interaction with others improved, his cognition, understanding, verbal skills, hyperactivity, and overall behavior improved. Above all, he was noticeably happier and exhibited less stress. Commenti
Minggu, 16 Mei 2010
Fish Oil and the Treatment For Autism
Fish Oil and the Treatment For Autism
By Michael Byrd Platinum Quality Author
http://ezinearticles.com/?Fish-Oil-and-the-Treatment-For-Autism&id=3311413
Anda berada di semua terbiasa dengan autisme, maka Anda mungkin menyadari gerakan baru-baru ini, dipopulerkan di tekan oleh selebriti seperti Jenny McCarthy, yang percaya bahwa autisme, sebuah gangguan perkembangan otak yang dapat mengganggu dan bahkan mencegah berbagai jenis sosial interaksi dan komunikasi serta membuat belajar tradisional sulit, sebenarnya dapat diobati dan disembuhkan. Sebelumnya, kebanyakan ahli percaya bahwa sebagian besar autisme tak tersembuhkan, dan bahwa skenario kasus terbaik aka
Untungnya, dengan munculnya berbagai arena penelitian baru di bidang autisme dan kondisi perkembangan lain, ini tidak lagi harus terjadi. Dan, tidak mengherankan, omega 3 asam lemak yang memainkan peran utama dalam penelitian ini inovatif. Omega 3 asam lemak yang ditemukan dalam minyak ikan, dan mereka penting untuk fungsi sehari-hari tubuh Anda. Namun, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan jumlah omega 3 yang dibutuhkan tubuh setiap hari dari makanan (bahkan diet sehat) saja, yang berarti bahwa hampir se
Sementara bagi kebanyakan orang, kekurangan ini dapat memanifestasikan dirinya sebagai kurangnya fokus, tingkat stres yang tidak perlu atau, di kemudian hari, komplikasi koroner, bagi orang-orang dengan masalah perkembangan, ini kekurangan omega 3 dapat membuat hidup jauh lebih sulit dari yang seharusnya . Akibatnya, menambahkan sesuai jumlah omega 3 untuk diet anak autis sebenarnya dapat bekerja keajaiban pada perilaku dan kehidupan praktis. Studi menunjukkan bahwa penambahan omega-3 untuk diet anak autis
Tentu saja, seperti halnya perawatan anak, Anda tidak harus mulai memberikan makanan suplemen anak Anda dalam bentuk apapun, apakah mereka autistik atau tidak. Pastikan bahwa suplemen Anda terbuat dari minyak ikan salmon murni, yang kurang cenderung mengandung logam berat seperti merkuri, dan yang diuji untuk kemurnian dan disertifikasi oleh organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia atau perwakilan dari American College of Toksikologi.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang suplemen minyak ikan yang 100 persen murni dan terbuat dari salmon dibesarkan di murni, air dingin Lingkaran Arktik, http://www.omega-3.us akses.
Selama 25 tahun terakhir, Michael Byrd telah membantu ribuan orang di seluruh dunia untuk terlihat lebih muda, merasa lebih baik dan memiliki energi lebih alami. Dilatih sebagai Therapist fisik, ia menemukan cara menggunakan omega khusus 3 formula dan nutrisi lain untuk dengan mudah membuat gizi dan kesehatan yang optimal bagi kliennya. Untuk mendapatkan CD gratis pendidikan Anda, kunjungi situs di http://www.omega-3.us.
If you are at all familiar with autism, then you are probably aware of the recent movement, popularized in the press by celebrities such as Jenny McCarthy, that believes that autism, a brain development disorder that can interfere with and even prevent many types of social interactions and communications as well as making traditional learning difficult, can in fact be treated and cured. Previously, most experts had believed that autism was largely incurable, and that the best-case scenario would be for par
Fortunately, with the advent of a variety of new research arenas in the area of autism and other developmental conditions, this no longer has to be the case. And, not surprisingly, omega 3 fatty acids are playing a major role in this groundbreaking research. Omega 3 fatty acids are found in fish oil, and they are vital to your body's daily functions. However, it is nearly impossible to get the amounts of omega 3 that your body needs on a daily basis from diet (even healthy diet) alone, which means that nea
While for most people, this deficiency may manifest itself as a lack of focus, unnecessary levels of stress or, later in life, coronary complications, for people with developmental issues, this shortage of omega 3 can make life much more difficult than it should be. As a result, adding an appropriate amount of omega 3 to an autistic child's diet can actually work wonders on behavior and practical life. Studies indicate that the addition of omega 3 to autistic children's diets can result in improved sleep,
Of course, as with any pediatric treatment, you should never start giving your child dietary supplements of any kind, whether they are autistic or not. Make sure that your supplement is made from pure salmon oil, which is less likely to contain heavy metals like mercury, and that it is tested for purity and certified by organizations like the World Health Organization or representatives from the American College of Toxicology.
To learn more about a fish oil supplement that is 100 percent pure and made from salmon raised in the pure, icy waters of the Arctic Circle, access http://www.omega-3.us.
Over the past 25 years, Michael Byrd has helped thousands of people all around the world to look younger, feel better and have more natural energy. Trained as a Physical Therapist, he discovered how to use special omega 3 formulas and other nutrients to easily create optimum nutrition and health for his clients.
By Michael Byrd Platinum Quality Author
http://ezinearticles.com/?Fish-Oil-and-the-Treatment-For-Autism&id=3311413
Anda berada di semua terbiasa dengan autisme, maka Anda mungkin menyadari gerakan baru-baru ini, dipopulerkan di tekan oleh selebriti seperti Jenny McCarthy, yang percaya bahwa autisme, sebuah gangguan perkembangan otak yang dapat mengganggu dan bahkan mencegah berbagai jenis sosial interaksi dan komunikasi serta membuat belajar tradisional sulit, sebenarnya dapat diobati dan disembuhkan. Sebelumnya, kebanyakan ahli percaya bahwa sebagian besar autisme tak tersembuhkan, dan bahwa skenario kasus terbaik aka
Untungnya, dengan munculnya berbagai arena penelitian baru di bidang autisme dan kondisi perkembangan lain, ini tidak lagi harus terjadi. Dan, tidak mengherankan, omega 3 asam lemak yang memainkan peran utama dalam penelitian ini inovatif. Omega 3 asam lemak yang ditemukan dalam minyak ikan, dan mereka penting untuk fungsi sehari-hari tubuh Anda. Namun, hampir tidak mungkin untuk mendapatkan jumlah omega 3 yang dibutuhkan tubuh setiap hari dari makanan (bahkan diet sehat) saja, yang berarti bahwa hampir se
Sementara bagi kebanyakan orang, kekurangan ini dapat memanifestasikan dirinya sebagai kurangnya fokus, tingkat stres yang tidak perlu atau, di kemudian hari, komplikasi koroner, bagi orang-orang dengan masalah perkembangan, ini kekurangan omega 3 dapat membuat hidup jauh lebih sulit dari yang seharusnya . Akibatnya, menambahkan sesuai jumlah omega 3 untuk diet anak autis sebenarnya dapat bekerja keajaiban pada perilaku dan kehidupan praktis. Studi menunjukkan bahwa penambahan omega-3 untuk diet anak autis
Tentu saja, seperti halnya perawatan anak, Anda tidak harus mulai memberikan makanan suplemen anak Anda dalam bentuk apapun, apakah mereka autistik atau tidak. Pastikan bahwa suplemen Anda terbuat dari minyak ikan salmon murni, yang kurang cenderung mengandung logam berat seperti merkuri, dan yang diuji untuk kemurnian dan disertifikasi oleh organisasi seperti Organisasi Kesehatan Dunia atau perwakilan dari American College of Toksikologi.
Untuk mempelajari lebih lanjut tentang suplemen minyak ikan yang 100 persen murni dan terbuat dari salmon dibesarkan di murni, air dingin Lingkaran Arktik, http://www.omega-3.us akses.
Selama 25 tahun terakhir, Michael Byrd telah membantu ribuan orang di seluruh dunia untuk terlihat lebih muda, merasa lebih baik dan memiliki energi lebih alami. Dilatih sebagai Therapist fisik, ia menemukan cara menggunakan omega khusus 3 formula dan nutrisi lain untuk dengan mudah membuat gizi dan kesehatan yang optimal bagi kliennya. Untuk mendapatkan CD gratis pendidikan Anda, kunjungi situs di http://www.omega-3.us.
If you are at all familiar with autism, then you are probably aware of the recent movement, popularized in the press by celebrities such as Jenny McCarthy, that believes that autism, a brain development disorder that can interfere with and even prevent many types of social interactions and communications as well as making traditional learning difficult, can in fact be treated and cured. Previously, most experts had believed that autism was largely incurable, and that the best-case scenario would be for par
Fortunately, with the advent of a variety of new research arenas in the area of autism and other developmental conditions, this no longer has to be the case. And, not surprisingly, omega 3 fatty acids are playing a major role in this groundbreaking research. Omega 3 fatty acids are found in fish oil, and they are vital to your body's daily functions. However, it is nearly impossible to get the amounts of omega 3 that your body needs on a daily basis from diet (even healthy diet) alone, which means that nea
While for most people, this deficiency may manifest itself as a lack of focus, unnecessary levels of stress or, later in life, coronary complications, for people with developmental issues, this shortage of omega 3 can make life much more difficult than it should be. As a result, adding an appropriate amount of omega 3 to an autistic child's diet can actually work wonders on behavior and practical life. Studies indicate that the addition of omega 3 to autistic children's diets can result in improved sleep,
Of course, as with any pediatric treatment, you should never start giving your child dietary supplements of any kind, whether they are autistic or not. Make sure that your supplement is made from pure salmon oil, which is less likely to contain heavy metals like mercury, and that it is tested for purity and certified by organizations like the World Health Organization or representatives from the American College of Toxicology.
To learn more about a fish oil supplement that is 100 percent pure and made from salmon raised in the pure, icy waters of the Arctic Circle, access http://www.omega-3.us.
Over the past 25 years, Michael Byrd has helped thousands of people all around the world to look younger, feel better and have more natural energy. Trained as a Physical Therapist, he discovered how to use special omega 3 formulas and other nutrients to easily create optimum nutrition and health for his clients.
Senin, 10 Mei 2010
DIET SEHAT TANPA KELAPARAN
DIET SEHAT TANPA KELAPARAN
Posted Mei 1, 2010 |
http://halimayah65.blogdetik.com/2010/05/01/diet-sehat-tanpa-kelaparan/?l991101blog
MEMILIKI tubuh ideal adalah dambaan banyak orang. Terutama, bagi yang merasa bahwa tubuhnya overweight dan obesitas. Untuk kembali ke berat badan ideal, tentu perlu diet.
Namun, jangan salah mengartikan bahwa makna diet adalah menurunkan berat badan. Sebab, ada anggapan, diet berarti mengurangi jumlah makanan yang masuk ke tubuh. Bahkan, ada yang diet ketat dengan tak makan sama sekali. ”Cara tersebut justru salah. Diet menurunkan berat badan tidak harus membuat pelakunya kelaparan,” kata Prof dr R. Bambang Wirjatmadi MS MCN PhD SpGK.
Pakar gizi klinik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair itu menjelaskan, diet menurunkan berat badan tidak berarti mengurangi frekuensi makan. Apalagi, tak makan sama sekali. Yang benar, selektif memilih jenis makanan yang hendak diasup. Misalnya, pilih makanan yang memiliki jumlah karbohidrat dan lemak sedikit. ”Karbohidrat bisa berasal dari kentang,” terangnya.
Karbohidrat tetap penting. Tapi, jumlah asupannya dikurangi. Sebab, karbohidrat bersama lemak dan protein merupakan unsur pembentuk energi tubuh. Kalau pasokannya kurang, tubuh lemas. ”Akhirnya, orang yang berdiet secara salah tidak bisa beraktivitas. Ada kemungkinan menderita hipoglikemik (kadar gula darah turun),” ujar Bambang.
Selain itu, mengurangi jumlah makan justru membuat tubuh mengalami overkompensasi. Mekanismenya sama dengan menahan lapar ketika malam. Paginya, tubuh langsung berkompensasi dengan memperbanyak makan. Terutama, makanan berkadar kalori tinggi. Dalam kondisi tersebut, berat badan tidak turun, tapi makin naik. Bahkan, seseorang bisa lebih gemuk daripada sebelumnya. Ini yang dinamakan sindrom yoyo. ”Yang terbaik adalah konsisten mengatur pola makan,” terangnya.
Bambang menyarankan, pengaturan diet untuk menurunkan berat badan dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli gizi. Nanti, ahli gizi yang mengatur jumlah asupan per hari. Pengaturan pola dan menu makanan disesuaikan tingkat aktivitas serta berat badan masing-masing.
Bambang menjelaskan, untuk aktivitas ringan, misalnya staf administrasi pria yang lebih sering duduk, kebutuhan energinya mencapai 2.380 kalori bila berat badannya sekitar 55 kilogram. Perempuan dengan berat badan 47 kilogram membutuhkan energi 1.800 kalori.
Jumlah tersebut adalah kebutuhan energi setiap hari, bukan setiap makan. ”Untuk sekali makan, ya tinggal dibagi tiga. Sekali lagi, frekuensi makannya tetap. Hanya porsi yang dikurangi dan selektif memilih jenis makanan,” paparnya.
Pada kelompok yang aktivitasnya sedang, misalnya petugas kebersihan atau pekerja lapangan, kebutuhan energinya mencapai 2.380 kalori. Itu berlaku untuk pekerja pria dengan berat badan 55 kilogram. Kebutuhan energi perempuan dengan berat 47 kilogram mencapai 2.150 kalori. ”Kalau aktivitas berat, contohnya kuli, kebutuhannya bisa mencapai 3.200 kalori per hari,” jelas Bambang.( jAWAPOS, JUM’AT 30/042010).
DI HERBALIFE MEMPUNYAI SEMUA VITAMIN YANG DIPERLUKAN OLEH TUBUH.
Posted Mei 1, 2010 |
http://halimayah65.blogdetik.com/2010/05/01/diet-sehat-tanpa-kelaparan/?l991101blog
MEMILIKI tubuh ideal adalah dambaan banyak orang. Terutama, bagi yang merasa bahwa tubuhnya overweight dan obesitas. Untuk kembali ke berat badan ideal, tentu perlu diet.
Namun, jangan salah mengartikan bahwa makna diet adalah menurunkan berat badan. Sebab, ada anggapan, diet berarti mengurangi jumlah makanan yang masuk ke tubuh. Bahkan, ada yang diet ketat dengan tak makan sama sekali. ”Cara tersebut justru salah. Diet menurunkan berat badan tidak harus membuat pelakunya kelaparan,” kata Prof dr R. Bambang Wirjatmadi MS MCN PhD SpGK.
Pakar gizi klinik dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair itu menjelaskan, diet menurunkan berat badan tidak berarti mengurangi frekuensi makan. Apalagi, tak makan sama sekali. Yang benar, selektif memilih jenis makanan yang hendak diasup. Misalnya, pilih makanan yang memiliki jumlah karbohidrat dan lemak sedikit. ”Karbohidrat bisa berasal dari kentang,” terangnya.
Karbohidrat tetap penting. Tapi, jumlah asupannya dikurangi. Sebab, karbohidrat bersama lemak dan protein merupakan unsur pembentuk energi tubuh. Kalau pasokannya kurang, tubuh lemas. ”Akhirnya, orang yang berdiet secara salah tidak bisa beraktivitas. Ada kemungkinan menderita hipoglikemik (kadar gula darah turun),” ujar Bambang.
Selain itu, mengurangi jumlah makan justru membuat tubuh mengalami overkompensasi. Mekanismenya sama dengan menahan lapar ketika malam. Paginya, tubuh langsung berkompensasi dengan memperbanyak makan. Terutama, makanan berkadar kalori tinggi. Dalam kondisi tersebut, berat badan tidak turun, tapi makin naik. Bahkan, seseorang bisa lebih gemuk daripada sebelumnya. Ini yang dinamakan sindrom yoyo. ”Yang terbaik adalah konsisten mengatur pola makan,” terangnya.
Bambang menyarankan, pengaturan diet untuk menurunkan berat badan dilakukan dengan berkonsultasi kepada ahli gizi. Nanti, ahli gizi yang mengatur jumlah asupan per hari. Pengaturan pola dan menu makanan disesuaikan tingkat aktivitas serta berat badan masing-masing.
Bambang menjelaskan, untuk aktivitas ringan, misalnya staf administrasi pria yang lebih sering duduk, kebutuhan energinya mencapai 2.380 kalori bila berat badannya sekitar 55 kilogram. Perempuan dengan berat badan 47 kilogram membutuhkan energi 1.800 kalori.
Jumlah tersebut adalah kebutuhan energi setiap hari, bukan setiap makan. ”Untuk sekali makan, ya tinggal dibagi tiga. Sekali lagi, frekuensi makannya tetap. Hanya porsi yang dikurangi dan selektif memilih jenis makanan,” paparnya.
Pada kelompok yang aktivitasnya sedang, misalnya petugas kebersihan atau pekerja lapangan, kebutuhan energinya mencapai 2.380 kalori. Itu berlaku untuk pekerja pria dengan berat badan 55 kilogram. Kebutuhan energi perempuan dengan berat 47 kilogram mencapai 2.150 kalori. ”Kalau aktivitas berat, contohnya kuli, kebutuhannya bisa mencapai 3.200 kalori per hari,” jelas Bambang.( jAWAPOS, JUM’AT 30/042010).
DI HERBALIFE MEMPUNYAI SEMUA VITAMIN YANG DIPERLUKAN OLEH TUBUH.
sensitivitas pendengaran - auditory integration - bising
sensitivitas pendengaran - auditory integration - bising
http://www.neurodiversity.com/greenspan.html
Patricia Wilbarger. Tkniknya terkesan sederhana untuk dianggap efektip, tetapi kami telah
mengaplikasikan teknik ini, kami percaya bahwa teknik ini akan membantu. Elizabeth
mengajarkan kami agar menggosok garis gusi tepat di belakang gii depan atas pada bagian
tengah langit2 mulut Walker, lalu menekan dengan cepat dan mantappda gigibagian
bawahnya. Proses ini harus diulang dua kali, lima kali sampai enam kali sehari, selama
beberapa detik.
kami mulai mengaplikasikan teknik itu. Enam kali sehari, kami menggosok2 langit2 mulut
Walker ( satu,dua ), menekan gigi bawahnya (satu,dua) dan mengulangi proses itu.
Urat sayaraf utama terhubung langsung ke otak dari sebuah tempat di mulut,'kata
Elizabeth.'Syaraf Trigeminal'." Stanley Geenspan
http://www.neurodiversity.com/greenspan.html
Patricia Wilbarger. Tkniknya terkesan sederhana untuk dianggap efektip, tetapi kami telah
mengaplikasikan teknik ini, kami percaya bahwa teknik ini akan membantu. Elizabeth
mengajarkan kami agar menggosok garis gusi tepat di belakang gii depan atas pada bagian
tengah langit2 mulut Walker, lalu menekan dengan cepat dan mantappda gigibagian
bawahnya. Proses ini harus diulang dua kali, lima kali sampai enam kali sehari, selama
beberapa detik.
kami mulai mengaplikasikan teknik itu. Enam kali sehari, kami menggosok2 langit2 mulut
Walker ( satu,dua ), menekan gigi bawahnya (satu,dua) dan mengulangi proses itu.
Urat sayaraf utama terhubung langsung ke otak dari sebuah tempat di mulut,'kata
Elizabeth.'Syaraf Trigeminal'." Stanley Geenspan
Many learning and behavior problems begin in your grocery cart!
Many learning and behavior problems
begin in your grocery cart!
http://www.feingold.org/overview.php
Did you know that the brand of ice cream, cookie, and potato chip you select could have a direct effect on the behavior, health, and ability to learn for you or your children?
Numerous studies show that certain synthetic food additives can have serious learning, behavior, and/or health effects for sensitive people.
The Feingold Program (also known as the Feingold Diet) is a test to determine if certain foods or food additives are triggering particular symptoms. It is basically the way people used to eat before "hyperactivity" and "ADHD" became household words, and before asthma and chronic ear infections became so very common.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) is the term currently used to describe a cluster of symptoms typical of the child (or adult) who has excessive activity or difficulty focusing. Some of the names that have been used in the past include: Minimal Brain Damage, Minimal Brain Dysfunction (MBD), Hyperkinesis, Learning Disability, H-LD (Hyperkinesis/Learning Disability), Hyperactivity, Attention Deficit Disorder, ADD With or Without Hyperactivity.
In addition to ADHD, many children and adults also exhibit one or more other problems which may include: OCD (Obsessive Compulsive Disorder), ODD (Oppositional Defiant Disorder), Bi-polar Disorder, Depression, Tourette Syndrome (TS), and Developmental Delays. These people often have food or environmental allergies. Many have a history of one or more of these physical problems: ear infections, asthma, sinus problems, bedwetting, bowel disorders, headaches/migraines, stomachaches, skin disorders, sensory def
While all the above symptoms might be helped by the Feingold Program, generally the characteristic that responds most readily is behavior. Although the symptoms differ from one person to another, the one characteristic that seems to apply to all chemically-sensitive people is that they get upset too easily. Whether the person is 3-years-old or 33, they have a short fuse.
Dr. Feingold began his work on linking diet with behavior back in the 1960's. He soon saw that the conventional wisdom about this condition was not accurate. At that time most doctors believed that children outgrew hyperactivity, that only one child in a family would be hyperactive, and that girls were seldom affected. Parents using the Feingold Diet also saw that these beliefs were not accurate. Years later, the medical community revised their beliefs, as well.
Another change in the medical community has been the increased use of medicine to address ADHD. In the 1960's and 1970's medicine was used with restraint, generally discontinued after a few years, and never prescribed to very young children. If there was a history of tics or other neurological disorders in a family member, a child would not be give stimulant drugs. The Feingold Association does not oppose the use of medicine, but believes that practitioners should first look for the cause(s) of the problem
The Feingold Association believes that patients have a right to be given complete, accurate information on all of the options available in the treatment of ADHD as well as other conditions. Sometimes, the best results come from a combination of treatments. This might include using the Feingold Diet plus allergy treatments, or plus nutritional supplements, or plus a gluten-free/casein-free diet, or even Feingold + ADHD medicine. We believe that it's useful to start with the Feingold Diet since it is fairly
Used originally as a diet for allergies, improvement in behavior and attention was first noticed as a "side effect." It is a reasonable first step to take before (or with if already begun) drug treatment for any of the symptoms listed on the Symptoms page.
The Feingold Program eliminates these additives:
* Artificial (synthetic) coloring
* Artificial (synthetic) flavoring
* Aspartame (Nutrasweet, an artificial sweetener)
* Artificial (synthetic) preservatives BHA, BHT, TBHQ
In the beginning (Stage One) of the Feingold Program, aspirin and some foods containing salicylate (Suh-LIH-Suh-Late) are eliminated. Salicylate is a group of chemicals related to aspirin. There are several kinds of salicylate, which plants make as a natural pesticide to protect themselves. Those that are eliminated are listed in the salicylate list which is included also in the Program Handbook. Most people can eventually tolerate at least some of these salicylates.
You will notice this dietary program is often referred to as a program because fragrances and non-food items which contain the chemicals listed above are also eliminated.
Where do food dyes come from?
Those pretty colors that make the "fruit punch" red, the gelatin green and the oatmeal blue are made from petroleum (crude oil) which is also the source for gasoline.
You will find them on the ingredient labels, listed as "Yellow No. 5," "Red 40," "Blue #1," etc. The label may say "FD&C" before the number. That means "Food, Drug & Cosmetics." When you see a number listed as "D&C" in a product, such as "D&C Red #33" it means that this coloring is considered safe for medicine (drugs) and cosmetics, but not for food. See more about colorings.
What are artificial flavorings?
They are combinations of many chemicals, both natural and synthetic. An artificial flavoring may be composed of hundreds of separate chemicals, and there is no restriction on what a company can use to flavor food.
One source for imitation vanilla flavoring (called "vanillin") is the waste product of paper mills. Some companies built factories next to the pulp mills to turn the undesirable by-product into imitation flavoring, widely used in many cookies, candies and other foods. See more about food dyes and flavorings.
What are BHA, BHT and TBHQ?
Those initials stand for three major preservatives found in many foods, especially in the United States. Like the dyes, they are made from petroleum (crude oil). Often, they are not listed in the ingredients.
These chemicals may be listed as "anti-oxidants" because they prevent the fats in foods from "oxidizing" or becoming rancid (spoiling). There are many natural, beneficial anti-oxidants, but they are much more expensive than the synthetic versions.
There are other undesirable food additives (MSG, sodium benzoate, nitrites, sulfites, to name a few) but most of the additives used in foods have not been found to be as big a problem as those listed above. See more about these preservatives.
Food additives are not new.
Artificial colors have been around for more than 100 years. (Originally they were made from coal tar oil.) And children have been eating artificially colored and flavored products for decades.
But then . . . most children ate these additives infrequently. They got an occasional lollipop from the bank or barber shop. Cotton candy was found at the circus. Jelly beans were given at Easter, orange cupcakes at Halloween and candy canes at Christmas.
Today . . . the typical child growing up in the United States is exposed to these powerful chemicals all day, every day.
Many learning and behavior problems
begin in your grocery cart!
Apakah Anda tahu bahwa merek es krim, kue, dan keripik kentang yang Anda pilih dapat berdampak langsung terhadap perilaku, kesehatan, dan kemampuan untuk belajar bagi Anda atau anak Anda?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa makanan tambahan sintetis tertentu bisa belajar serius, perilaku, dan / atau efek kesehatan untuk orang-orang sensitif.
Program Feingold (juga dikenal sebagai Feingold Diet) adalah tes untuk menentukan apakah makanan tertentu atau bahan tambahan makanan yang memicu gejala tertentu. Hal ini pada dasarnya jalan yang digunakan orang untuk makan sebelum "hiperaktif" dan "ADHD" menjadi kata-kata rumah tangga, dan sebelum asma dan infeksi telinga kronis menjadi sangat umum.
ADHD (Attention Defisit Hyperactivity Disorder) adalah istilah yang saat ini digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala khas anak (atau dewasa) yang memiliki aktivitas yang berlebihan atau kesulitan fokus. Beberapa nama yang telah digunakan di masa lalu meliputi: Minimal Kerusakan Otak, Minimal Brain Dysfunction (MBD), Hyperkinesis, Belajar Cacat, H-LD (Hyperkinesis / Learning Disability), Hiperaktif, Attention Defisit Disorder, ADD Dengan atau Tanpa Hiperaktif .
Selain ADHD, banyak anak dan orang dewasa juga menunjukkan satu atau lebih masalah lain yang mungkin mencakup: OCD (Obsesif Kompulsif Disorder), ODD (oposisi pemberontak Disorder), Bi-polar Disorder, Depresi, Tourette Syndrome (TS), dan Pembangunan Penundaan . Orang-orang ini sering kali memiliki makanan atau alergi lingkungan. Banyak sejarah dari satu atau lebih dari masalah fisik: infeksi telinga, asma, masalah sinus, mengompol, gangguan usus, sakit kepala / migrain, sakit perut, gangguan kulit, def indr
Sementara semua gejala di atas bisa dibantu oleh Program Feingold, umumnya karakteristik yang merespon paling mudah adalah perilaku. Meskipun gejala berbeda dari satu orang ke orang lain, karakteristik satu yang tampaknya berlaku untuk semua orang kimia-sensitif adalah bahwa mereka terlalu mudah marah. Apakah orang itu adalah 3-tahun atau 33, mereka memiliki sekering pendek.
Dr Feingold mulai bekerja pada diet menghubungkan dengan perilaku kembali pada 1960-an. Dia segera melihat bahwa kebijaksanaan konvensional tentang kondisi ini tidak akurat. Pada waktu itu kebanyakan dokter percaya bahwa anak-anak hiperaktif outgrew, bahwa hanya satu anak di keluarga akan menjadi hiperaktif, dan bahwa anak perempuan jarang terkena. Orang tua menggunakan Feingold Diet juga melihat bahwa keyakinan ini tidak akurat. Bertahun-tahun kemudian, komunitas medis revisi keyakinan mereka, juga.
Perubahan lain dalam komunitas medis telah meningkatnya penggunaan obat untuk mengatasi ADHD. Pada tahun 1960-an 1970-an dan obat-obatan digunakan dengan menahan diri, umumnya dihentikan setelah beberapa tahun, dan tidak pernah diresepkan untuk anak-anak yang sangat muda. Jika ada riwayat tics atau gangguan neurologis lainnya dalam anggota keluarga, seorang anak tidak akan memberikan obat perangsang. Asosiasi Feingold tidak menentang penggunaan obat, namun percaya bahwa praktisi pertama harus mencari penye
Asosiasi Feingold percaya bahwa pasien memiliki hak yang akan diberikan lengkap, akurat informasi pada semua pilihan yang tersedia dalam pengobatan ADHD serta kondisi lainnya. Kadang-kadang, hasil terbaik berasal dari kombinasi perlakuan. Ini mungkin termasuk menggunakan Feingold Diet plus perawatan alergi, atau suplemen gizi plus, atau ditambah diet gluten-free/casein-free, atau bahkan Feingold + obat ADHD. Kami percaya bahwa ini berguna untuk mulai dengan Feingold Diet karena cukup
Digunakan awalnya sebagai diet untuk alergi, peningkatan perilaku dan perhatian pertama kali melihat sebagai efek samping "." Ini adalah langkah pertama yang masuk akal untuk mengambil sebelum (atau jika sudah mulai) terapi obat untuk salah satu gejala yang tercantum pada halaman Gejala.
Program Feingold menghilangkan aditif ini:
* Buatan (sintetis) mewarnai
* Buatan (sintetis) bumbu
* Aspartame (Nutrasweet, pemanis buatan)
* Buatan (sintetis) pengawet BHA, BHT, TBHQ
Pada awal (Tahap Pertama) dari Program Feingold, aspirin dan beberapa makanan yang mengandung salisilat (Suh-LiH-Suh-Akhir) dieliminasi. Salisilat adalah sekelompok bahan kimia yang berkaitan dengan aspirin. Ada beberapa jenis salisilat, yang membuat tanaman sebagai pestisida alami untuk melindungi diri mereka sendiri. Mereka yang dieliminasi tercantum dalam daftar salisilat yang termasuk juga di Buku Pegangan Program. Sebagian besar orang akhirnya bisa mentolerir setidaknya beberapa salisilat.
Anda akan melihat program diet ini sering disebut sebagai sebuah program karena wewangian dan non-makanan yang mengandung bahan kimia yang tercantum di atas juga dieliminasi.
Dimana pewarna makanan memang datang dari?
Warna-warna cantik yang membuat minuman buah "" merah, hijau dan biru gelatin oatmeal dibuat dari minyak bumi (minyak mentah) yang juga merupakan sumber untuk bensin.
Anda akan menemukan mereka pada bahan label, terdaftar sebagai "Kuning No 5," "Merah 40," "Blue # 1," dll Label mungkin berkata, "FD & C" sebelum nomor tersebut. Itu berarti "Makanan, Obat & Kosmetik." Bila Anda melihat nomor yang tercantum sebagai "A & C" di suatu produk, seperti "D & C Red # 33" itu berarti bahwa pewarnaan ini dianggap aman untuk obat (obat), dan kosmetik, tapi tidak untuk makanan. Lihat lebih lanjut tentang pewarna.
Apa flavorings buatan?
Mereka adalah kombinasi bahan kimia, baik alami dan sintetik. Sebuah bumbu buatan dapat terdiri dari ratusan bahan kimia yang terpisah, dan tidak ada pembatasan pada apa yang perusahaan dapat digunakan untuk makanan rasa.
Satu sumber untuk vanili imitasi bumbu (disebut "vanili") adalah produk limbah pabrik kertas. Beberapa perusahaan membangun pabrik di sebelah pabrik pulp untuk mengubah yang tidak diinginkan oleh-produk ke imitasi aroma, banyak digunakan di banyak cookie, permen dan makanan lainnya. Lihat lebih lanjut tentang pewarna makanan dan flavorings.
Apa BHA, BHT dan TBHQ?
Mereka inisial berdiri selama tiga pengawet besar ditemukan dalam banyak makanan, terutama di Amerika Serikat. Seperti pewarna, mereka dibuat dari minyak bumi (minyak mentah). Sering kali, mereka tidak tercantum dalam bahan.
Bahan kimia ini dapat terdaftar sebagai "anti-oksidan" karena mereka mencegah lemak dalam makanan dari "oksidasi" atau menjadi tengik (merusak). Ada banyak alam, menguntungkan anti-oksidan, namun mereka jauh lebih mahal daripada versi sintetis.
Ada tambahan makanan lain yang tidak diinginkan (MSG, natrium benzoat, nitrit, sulfida, untuk beberapa nama) tetapi sebagian besar aditif yang digunakan dalam makanan belum ditemukan menjadi sebesar masalah seperti yang tercantum di atas. Lihat lebih lanjut tentang pengawet.
Makanan tambahan tidak baru.
warna buatan telah sekitar selama lebih dari 100 tahun. (Asal mereka dibuat dari minyak ter batu bara) Dan. Anak-anak telah makan warna tiruan dan rasa produk selama beberapa dekade.
Tapi kemudian. . . kebanyakan anak makan aditif ini jarang. Mereka mendapat lolipop sesekali dari bank atau toko tukang cukur. Gulali ditemukan di sirkus. Jelly kacang diberikan pada Paskah, jeruk cupcakes di Halloween dan tongkat permen di Natal.
Hari ini. . . khas anak tumbuh di Amerika Serikat terkena bahan kimia kuat sepanjang hari, setiap hari.
begin in your grocery cart!
http://www.feingold.org/overview.php
Did you know that the brand of ice cream, cookie, and potato chip you select could have a direct effect on the behavior, health, and ability to learn for you or your children?
Numerous studies show that certain synthetic food additives can have serious learning, behavior, and/or health effects for sensitive people.
The Feingold Program (also known as the Feingold Diet) is a test to determine if certain foods or food additives are triggering particular symptoms. It is basically the way people used to eat before "hyperactivity" and "ADHD" became household words, and before asthma and chronic ear infections became so very common.
ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) is the term currently used to describe a cluster of symptoms typical of the child (or adult) who has excessive activity or difficulty focusing. Some of the names that have been used in the past include: Minimal Brain Damage, Minimal Brain Dysfunction (MBD), Hyperkinesis, Learning Disability, H-LD (Hyperkinesis/Learning Disability), Hyperactivity, Attention Deficit Disorder, ADD With or Without Hyperactivity.
In addition to ADHD, many children and adults also exhibit one or more other problems which may include: OCD (Obsessive Compulsive Disorder), ODD (Oppositional Defiant Disorder), Bi-polar Disorder, Depression, Tourette Syndrome (TS), and Developmental Delays. These people often have food or environmental allergies. Many have a history of one or more of these physical problems: ear infections, asthma, sinus problems, bedwetting, bowel disorders, headaches/migraines, stomachaches, skin disorders, sensory def
While all the above symptoms might be helped by the Feingold Program, generally the characteristic that responds most readily is behavior. Although the symptoms differ from one person to another, the one characteristic that seems to apply to all chemically-sensitive people is that they get upset too easily. Whether the person is 3-years-old or 33, they have a short fuse.
Dr. Feingold began his work on linking diet with behavior back in the 1960's. He soon saw that the conventional wisdom about this condition was not accurate. At that time most doctors believed that children outgrew hyperactivity, that only one child in a family would be hyperactive, and that girls were seldom affected. Parents using the Feingold Diet also saw that these beliefs were not accurate. Years later, the medical community revised their beliefs, as well.
Another change in the medical community has been the increased use of medicine to address ADHD. In the 1960's and 1970's medicine was used with restraint, generally discontinued after a few years, and never prescribed to very young children. If there was a history of tics or other neurological disorders in a family member, a child would not be give stimulant drugs. The Feingold Association does not oppose the use of medicine, but believes that practitioners should first look for the cause(s) of the problem
The Feingold Association believes that patients have a right to be given complete, accurate information on all of the options available in the treatment of ADHD as well as other conditions. Sometimes, the best results come from a combination of treatments. This might include using the Feingold Diet plus allergy treatments, or plus nutritional supplements, or plus a gluten-free/casein-free diet, or even Feingold + ADHD medicine. We believe that it's useful to start with the Feingold Diet since it is fairly
Used originally as a diet for allergies, improvement in behavior and attention was first noticed as a "side effect." It is a reasonable first step to take before (or with if already begun) drug treatment for any of the symptoms listed on the Symptoms page.
The Feingold Program eliminates these additives:
* Artificial (synthetic) coloring
* Artificial (synthetic) flavoring
* Aspartame (Nutrasweet, an artificial sweetener)
* Artificial (synthetic) preservatives BHA, BHT, TBHQ
In the beginning (Stage One) of the Feingold Program, aspirin and some foods containing salicylate (Suh-LIH-Suh-Late) are eliminated. Salicylate is a group of chemicals related to aspirin. There are several kinds of salicylate, which plants make as a natural pesticide to protect themselves. Those that are eliminated are listed in the salicylate list which is included also in the Program Handbook. Most people can eventually tolerate at least some of these salicylates.
You will notice this dietary program is often referred to as a program because fragrances and non-food items which contain the chemicals listed above are also eliminated.
Where do food dyes come from?
Those pretty colors that make the "fruit punch" red, the gelatin green and the oatmeal blue are made from petroleum (crude oil) which is also the source for gasoline.
You will find them on the ingredient labels, listed as "Yellow No. 5," "Red 40," "Blue #1," etc. The label may say "FD&C" before the number. That means "Food, Drug & Cosmetics." When you see a number listed as "D&C" in a product, such as "D&C Red #33" it means that this coloring is considered safe for medicine (drugs) and cosmetics, but not for food. See more about colorings.
What are artificial flavorings?
They are combinations of many chemicals, both natural and synthetic. An artificial flavoring may be composed of hundreds of separate chemicals, and there is no restriction on what a company can use to flavor food.
One source for imitation vanilla flavoring (called "vanillin") is the waste product of paper mills. Some companies built factories next to the pulp mills to turn the undesirable by-product into imitation flavoring, widely used in many cookies, candies and other foods. See more about food dyes and flavorings.
What are BHA, BHT and TBHQ?
Those initials stand for three major preservatives found in many foods, especially in the United States. Like the dyes, they are made from petroleum (crude oil). Often, they are not listed in the ingredients.
These chemicals may be listed as "anti-oxidants" because they prevent the fats in foods from "oxidizing" or becoming rancid (spoiling). There are many natural, beneficial anti-oxidants, but they are much more expensive than the synthetic versions.
There are other undesirable food additives (MSG, sodium benzoate, nitrites, sulfites, to name a few) but most of the additives used in foods have not been found to be as big a problem as those listed above. See more about these preservatives.
Food additives are not new.
Artificial colors have been around for more than 100 years. (Originally they were made from coal tar oil.) And children have been eating artificially colored and flavored products for decades.
But then . . . most children ate these additives infrequently. They got an occasional lollipop from the bank or barber shop. Cotton candy was found at the circus. Jelly beans were given at Easter, orange cupcakes at Halloween and candy canes at Christmas.
Today . . . the typical child growing up in the United States is exposed to these powerful chemicals all day, every day.
Many learning and behavior problems
begin in your grocery cart!
Apakah Anda tahu bahwa merek es krim, kue, dan keripik kentang yang Anda pilih dapat berdampak langsung terhadap perilaku, kesehatan, dan kemampuan untuk belajar bagi Anda atau anak Anda?
Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa makanan tambahan sintetis tertentu bisa belajar serius, perilaku, dan / atau efek kesehatan untuk orang-orang sensitif.
Program Feingold (juga dikenal sebagai Feingold Diet) adalah tes untuk menentukan apakah makanan tertentu atau bahan tambahan makanan yang memicu gejala tertentu. Hal ini pada dasarnya jalan yang digunakan orang untuk makan sebelum "hiperaktif" dan "ADHD" menjadi kata-kata rumah tangga, dan sebelum asma dan infeksi telinga kronis menjadi sangat umum.
ADHD (Attention Defisit Hyperactivity Disorder) adalah istilah yang saat ini digunakan untuk menggambarkan sekelompok gejala khas anak (atau dewasa) yang memiliki aktivitas yang berlebihan atau kesulitan fokus. Beberapa nama yang telah digunakan di masa lalu meliputi: Minimal Kerusakan Otak, Minimal Brain Dysfunction (MBD), Hyperkinesis, Belajar Cacat, H-LD (Hyperkinesis / Learning Disability), Hiperaktif, Attention Defisit Disorder, ADD Dengan atau Tanpa Hiperaktif .
Selain ADHD, banyak anak dan orang dewasa juga menunjukkan satu atau lebih masalah lain yang mungkin mencakup: OCD (Obsesif Kompulsif Disorder), ODD (oposisi pemberontak Disorder), Bi-polar Disorder, Depresi, Tourette Syndrome (TS), dan Pembangunan Penundaan . Orang-orang ini sering kali memiliki makanan atau alergi lingkungan. Banyak sejarah dari satu atau lebih dari masalah fisik: infeksi telinga, asma, masalah sinus, mengompol, gangguan usus, sakit kepala / migrain, sakit perut, gangguan kulit, def indr
Sementara semua gejala di atas bisa dibantu oleh Program Feingold, umumnya karakteristik yang merespon paling mudah adalah perilaku. Meskipun gejala berbeda dari satu orang ke orang lain, karakteristik satu yang tampaknya berlaku untuk semua orang kimia-sensitif adalah bahwa mereka terlalu mudah marah. Apakah orang itu adalah 3-tahun atau 33, mereka memiliki sekering pendek.
Dr Feingold mulai bekerja pada diet menghubungkan dengan perilaku kembali pada 1960-an. Dia segera melihat bahwa kebijaksanaan konvensional tentang kondisi ini tidak akurat. Pada waktu itu kebanyakan dokter percaya bahwa anak-anak hiperaktif outgrew, bahwa hanya satu anak di keluarga akan menjadi hiperaktif, dan bahwa anak perempuan jarang terkena. Orang tua menggunakan Feingold Diet juga melihat bahwa keyakinan ini tidak akurat. Bertahun-tahun kemudian, komunitas medis revisi keyakinan mereka, juga.
Perubahan lain dalam komunitas medis telah meningkatnya penggunaan obat untuk mengatasi ADHD. Pada tahun 1960-an 1970-an dan obat-obatan digunakan dengan menahan diri, umumnya dihentikan setelah beberapa tahun, dan tidak pernah diresepkan untuk anak-anak yang sangat muda. Jika ada riwayat tics atau gangguan neurologis lainnya dalam anggota keluarga, seorang anak tidak akan memberikan obat perangsang. Asosiasi Feingold tidak menentang penggunaan obat, namun percaya bahwa praktisi pertama harus mencari penye
Asosiasi Feingold percaya bahwa pasien memiliki hak yang akan diberikan lengkap, akurat informasi pada semua pilihan yang tersedia dalam pengobatan ADHD serta kondisi lainnya. Kadang-kadang, hasil terbaik berasal dari kombinasi perlakuan. Ini mungkin termasuk menggunakan Feingold Diet plus perawatan alergi, atau suplemen gizi plus, atau ditambah diet gluten-free/casein-free, atau bahkan Feingold + obat ADHD. Kami percaya bahwa ini berguna untuk mulai dengan Feingold Diet karena cukup
Digunakan awalnya sebagai diet untuk alergi, peningkatan perilaku dan perhatian pertama kali melihat sebagai efek samping "." Ini adalah langkah pertama yang masuk akal untuk mengambil sebelum (atau jika sudah mulai) terapi obat untuk salah satu gejala yang tercantum pada halaman Gejala.
Program Feingold menghilangkan aditif ini:
* Buatan (sintetis) mewarnai
* Buatan (sintetis) bumbu
* Aspartame (Nutrasweet, pemanis buatan)
* Buatan (sintetis) pengawet BHA, BHT, TBHQ
Pada awal (Tahap Pertama) dari Program Feingold, aspirin dan beberapa makanan yang mengandung salisilat (Suh-LiH-Suh-Akhir) dieliminasi. Salisilat adalah sekelompok bahan kimia yang berkaitan dengan aspirin. Ada beberapa jenis salisilat, yang membuat tanaman sebagai pestisida alami untuk melindungi diri mereka sendiri. Mereka yang dieliminasi tercantum dalam daftar salisilat yang termasuk juga di Buku Pegangan Program. Sebagian besar orang akhirnya bisa mentolerir setidaknya beberapa salisilat.
Anda akan melihat program diet ini sering disebut sebagai sebuah program karena wewangian dan non-makanan yang mengandung bahan kimia yang tercantum di atas juga dieliminasi.
Dimana pewarna makanan memang datang dari?
Warna-warna cantik yang membuat minuman buah "" merah, hijau dan biru gelatin oatmeal dibuat dari minyak bumi (minyak mentah) yang juga merupakan sumber untuk bensin.
Anda akan menemukan mereka pada bahan label, terdaftar sebagai "Kuning No 5," "Merah 40," "Blue # 1," dll Label mungkin berkata, "FD & C" sebelum nomor tersebut. Itu berarti "Makanan, Obat & Kosmetik." Bila Anda melihat nomor yang tercantum sebagai "A & C" di suatu produk, seperti "D & C Red # 33" itu berarti bahwa pewarnaan ini dianggap aman untuk obat (obat), dan kosmetik, tapi tidak untuk makanan. Lihat lebih lanjut tentang pewarna.
Apa flavorings buatan?
Mereka adalah kombinasi bahan kimia, baik alami dan sintetik. Sebuah bumbu buatan dapat terdiri dari ratusan bahan kimia yang terpisah, dan tidak ada pembatasan pada apa yang perusahaan dapat digunakan untuk makanan rasa.
Satu sumber untuk vanili imitasi bumbu (disebut "vanili") adalah produk limbah pabrik kertas. Beberapa perusahaan membangun pabrik di sebelah pabrik pulp untuk mengubah yang tidak diinginkan oleh-produk ke imitasi aroma, banyak digunakan di banyak cookie, permen dan makanan lainnya. Lihat lebih lanjut tentang pewarna makanan dan flavorings.
Apa BHA, BHT dan TBHQ?
Mereka inisial berdiri selama tiga pengawet besar ditemukan dalam banyak makanan, terutama di Amerika Serikat. Seperti pewarna, mereka dibuat dari minyak bumi (minyak mentah). Sering kali, mereka tidak tercantum dalam bahan.
Bahan kimia ini dapat terdaftar sebagai "anti-oksidan" karena mereka mencegah lemak dalam makanan dari "oksidasi" atau menjadi tengik (merusak). Ada banyak alam, menguntungkan anti-oksidan, namun mereka jauh lebih mahal daripada versi sintetis.
Ada tambahan makanan lain yang tidak diinginkan (MSG, natrium benzoat, nitrit, sulfida, untuk beberapa nama) tetapi sebagian besar aditif yang digunakan dalam makanan belum ditemukan menjadi sebesar masalah seperti yang tercantum di atas. Lihat lebih lanjut tentang pengawet.
Makanan tambahan tidak baru.
warna buatan telah sekitar selama lebih dari 100 tahun. (Asal mereka dibuat dari minyak ter batu bara) Dan. Anak-anak telah makan warna tiruan dan rasa produk selama beberapa dekade.
Tapi kemudian. . . kebanyakan anak makan aditif ini jarang. Mereka mendapat lolipop sesekali dari bank atau toko tukang cukur. Gulali ditemukan di sirkus. Jelly kacang diberikan pada Paskah, jeruk cupcakes di Halloween dan tongkat permen di Natal.
Hari ini. . . khas anak tumbuh di Amerika Serikat terkena bahan kimia kuat sepanjang hari, setiap hari.
Kamis, 06 Mei 2010
Belajar Sambil Tidur Meningkatkan Daya Ingat
Jumat, 07/05/2010 10:15 WIB
Belajar Sambil Tidur Meningkatkan Daya Ingat
http://health.detik.com/read/2010/05/07/101511/1352875/766/belajar-sambil-tidur-meningkatkan-daya-ingat?993306755
Merry Wahyuningsih - detikHealth
img
Bantal Sound Asleep (devicedaily)
Chicago, Siswa yang malas mungkin sekarang punya banyak alasan untuk dapat tidur lama. Studi terbaru menemukan mendengarkan suara-suara tertentu seperti bahan kuliah saat tidur dapat meningkatkan daya ingat.
Bahkan, untuk memanfaatkan hasil temuan ini, sekarang telah diproduksi bantal yang dilengkapi dengan speaker sehingga orang bisa tidur sambil mendengarkan musik atau bahan kuliah.
Hasil studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Science ini, menyimpulkan bahwa memori yang dikonsolidasikan pada saat tidur dapat mempengaruhi daya ingat sehingga orang dapat menghapal lebih kuat.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan di Northwestern University di Chicago ini, meneliti sekelompok siswa untuk melihat 50 objek yang semuanya dipasangkan dengan lokasi tertentu di layar komputer.
Peneliti kemudian meminta partisipan untuk berbaring. Ketika partisipan tidur, suara-suara yang merupakan setengah dari objek yang digunakan itu diperdengarkan.
Pada saat diuji, siswa-siswa tersebut ternyata lebih mampu menempatkan objek-objek yang mereka dengar selama tidur ketimbang objek-objek yang mereka lihat saat terjaga.
Siswa dapat belajar sambil beristirahat," ujar Jamie Moryoussef, direktur manager Sound Asleep yang memproduksi bantal speaker baru seharga sekitar 270 ribu rupiah, seperti dilansir dari Telegraph, Jumat (7/5/2010).
Orang pertama yang meningkatkan teori belajar saat tidur adalah Aldous Huxley, seorang penulis yang menyebut teori ini sebagai 'hypnopaedia' dalam novelnya Brave New World.
Teori ini memang jauh dari yang diakui secara universal. Karena para kritikus mengatakan bahwa suara yang diperdengarkan pada malam hari akan mencegah orang tidur nyenyak, padahal tidur nyenyak dapat membantu otak menyimpan informasi lebih efisien.
Sedangkan studi lain menemukan bahwa arus listrik yang melalui otak saat tidur dapat pula meningkatkan daya ingat.
Beberapa psikiater percaya bahwa orang dapat memanipulasi otak mereka dengan proses 'mimpi yang jelas', yang memungkinkan orang tidur untuk mengulang kegiatan dengan manfaat yang tidak berubah pada saat mereka bangun.
Belajar Sambil Tidur Meningkatkan Daya Ingat
http://health.detik.com/read/2010/05/07/101511/1352875/766/belajar-sambil-tidur-meningkatkan-daya-ingat?993306755
Merry Wahyuningsih - detikHealth
img
Bantal Sound Asleep (devicedaily)
Chicago, Siswa yang malas mungkin sekarang punya banyak alasan untuk dapat tidur lama. Studi terbaru menemukan mendengarkan suara-suara tertentu seperti bahan kuliah saat tidur dapat meningkatkan daya ingat.
Bahkan, untuk memanfaatkan hasil temuan ini, sekarang telah diproduksi bantal yang dilengkapi dengan speaker sehingga orang bisa tidur sambil mendengarkan musik atau bahan kuliah.
Hasil studi yang telah diterbitkan dalam jurnal Science ini, menyimpulkan bahwa memori yang dikonsolidasikan pada saat tidur dapat mempengaruhi daya ingat sehingga orang dapat menghapal lebih kuat.
Penelitian yang dilakukan ilmuwan di Northwestern University di Chicago ini, meneliti sekelompok siswa untuk melihat 50 objek yang semuanya dipasangkan dengan lokasi tertentu di layar komputer.
Peneliti kemudian meminta partisipan untuk berbaring. Ketika partisipan tidur, suara-suara yang merupakan setengah dari objek yang digunakan itu diperdengarkan.
Pada saat diuji, siswa-siswa tersebut ternyata lebih mampu menempatkan objek-objek yang mereka dengar selama tidur ketimbang objek-objek yang mereka lihat saat terjaga.
Siswa dapat belajar sambil beristirahat," ujar Jamie Moryoussef, direktur manager Sound Asleep yang memproduksi bantal speaker baru seharga sekitar 270 ribu rupiah, seperti dilansir dari Telegraph, Jumat (7/5/2010).
Orang pertama yang meningkatkan teori belajar saat tidur adalah Aldous Huxley, seorang penulis yang menyebut teori ini sebagai 'hypnopaedia' dalam novelnya Brave New World.
Teori ini memang jauh dari yang diakui secara universal. Karena para kritikus mengatakan bahwa suara yang diperdengarkan pada malam hari akan mencegah orang tidur nyenyak, padahal tidur nyenyak dapat membantu otak menyimpan informasi lebih efisien.
Sedangkan studi lain menemukan bahwa arus listrik yang melalui otak saat tidur dapat pula meningkatkan daya ingat.
Beberapa psikiater percaya bahwa orang dapat memanipulasi otak mereka dengan proses 'mimpi yang jelas', yang memungkinkan orang tidur untuk mengulang kegiatan dengan manfaat yang tidak berubah pada saat mereka bangun.
floortime - greenspan
floortime - greenspan -
http://www.mindspring.com/~dgn/playther.htm
Please check out the new DIR Associates of Atlanta website.
About Floor-Time
What is Stanley Greenspan's understanding of developmental disorders, and how does his model work?
This is an excellent summary of Greenspan's work provided by the Autism National Committee, and will provide you with an understanding of how Greenspan views autism/PDD, how his developmental model works, and how floor-time as an intervention can be useful.
(This is an external link, so use the Back button on your browser to return.)
Floor-Time For Typical Kids
Floor-Time Overview and Strategies This website is maintained by an active and thoughtful parent. This section provides an in-depth look at Greenspan’s floor-time.
(This is an external link, so use the Back button on your browser to return.)
Questions & Answers About Floor-Time Therapy
An Example Of Child-Centered Therapy
The following discussion comes from ECO Resources, a therapy manual created by the Nisonger Center at Ohio State University. Although this particular scenario focuses on language acquisition, the ideas are completely relevant to a wide variety of issues. In our constant quest for results and improvement as parents and as therapists, it is so easy to slip into command mode (like the first scenario). I encourage you to evaluate your therapy experiences in light of this analysis. Make enjoyment a priority!
Stress can put a damper on the play partnership you want to create with your child. As adults, we often think working harder will solve our problems. When we use a "work-oriented," stressful attitude with our children, our efforts will often backfire. In creating play partnerships we must convince ourselves that enjoyment leads to success.
Less Like This
Jill: (Sits quietly looking at a book.)
Dad: Let's work on your good talking, Jill.
Jill: (Gives Dad the book.)
Dad: I see a little lamb in your book. Can you say "lamb"?
Jill: Lamb.
Dad: Good talking. I like it when you say your words so nicely. Do you see the bird in the tree above the lamb?
Jill: Yes.
Dad: Point to it. Show Dad that you really see it.
Jill: (Points to it.)
Dad: Good. You are getting to know your words, Jill. I am proud of you. How about this. Can you tell me what that bird is doing on this page?
Jill: (Looks quizzically at Dad.)
Dad: That's a tough one. We haven't worked on that one much yet. Say "fly".
Jill: Fly.
Dad: Yes, the bird is flying. We will work on that one again tomorrow. Okay?
Jill: Okay.
Why Less?
Dad assumes the role of task master in this interaction while Jill plays the role of the quiet, responsive learner. Neither experience the enjoyment that can result from communicating. Jill never moves unless her father suggests, as in pointing to the picture task. He fails to find out what she might be interested in talking about. Instead, he sets out the agenda, she responds, and he praises her for her knowledge. Such an interaction offers Jill little practice in the equal partnership conversations she w
More Like This
Jill: (Sits quietly, looking at a book.)
Dad: (Sits down quietly next to her and waits with his face full of anticipation.)
Jill: (Turns the page.) Oh. (Points excitedly to the little lamb.
Dad: Oh, it's a lamb. (Points to it excitedly.)
Jill: Lamb. Lamb and bird. (Points back and forth between the two.)
Dad: Bird in the tree. (Nods to acknowledge her notice of the bird.)
Jill: Bird, tree. (Points to each, smiling at Dad.)
Dad: (Turns the page.) Fly away bird. (Points to a picture of the bird flying away.)
Jill: (Waves her arm in imitation of the picture.) Fie.
Dad: (Waves his arms, too.) I can fly.
Jill: (Looks directly into Dad's face, smiling.) Me too. (Points proudly to herself.)
Dad: Me, too. (Laughs and points to himself as he rubs noses with Jill.)
Why More?
Facial expressions, laughter, movement, and physical contact characterize this interaction. The father joins Jill rather than coming in and dominating the interaction. He responds to her initiation, then trades the lead back and forth with her as they discuss what they see. The conversation results in an equal partnership, providing Jill with some experience in talking for the fun of a social contact rather than to show an adult that she knows something. Yet, she shows more knowledge than she did in the pr
Summary
Language develops through at least two dimensions, knowledge and communication. Many delayed persons know much more than they communicate. Part of the reason may be the way their significant others approach the task of teaching language. Teaching language didactically may result in a skill that the child rarely uses. Adults may inadvertently teach children that talking is a tough task by the attitude they take in teaching the child new words. A playful sharing of ideas might get just as much accomplished,
Back To Top.
Some Floor-Time Strategies For Children Who Can Sustain
Two-Way Communication
Adapted From Stanley Greenspan and Serena Wieder, The Child With Special Needs
Keep in mind that the following ideas may not all be appropriate or applicable to your play with your child. They should help you, however, to get an idea of what to emphasize and how to engage and connect. The most important element of floor-time is your shared enjoyment of an activity with your child. If you two are having fun, then you're definitely on the right track!
* Follow your child's lead and join him or her. It doesn't matter what you do together as long as you are sharing the activity.
* Use gestures, tone of voice, and body language to accentuate the emotion in what you say and do.
* Give symbolic meaning to objects as you play:
--When your child climbs to the top of the sofa, pretend he is
climbing a tall mountain.
--When she slides down the slide at the playground, pretend she is
sliding into the ocean and watch out for the fish.
* As you play, help your child elaborate on his intentions. Ask who is driving the car, where the car is going, whether he has enough money, did he remember the keys, why he's going there, why not somewhere else, and so on. Expand as long as you can.
* Make use of breakdowns. When a problem crops up during play, create symbolic solutions. Get the doctor kit when the doll falls so your child can help the hurt doll, get the tool kit for the broken car, etc. Acknowledge your child's disappointment and encourage empathy.
* Get involved in the drama. Be a player and take on a role with your own figure. Talk directly to the dolls sometimes rather than always questioning your child about what is happening.
* Both help your child and be your own player. Talk as an ally (perhaps whispering), but also have your figure oppose or challenge your child's ideas.
* Insert obstacles into the play. For example, make a bus block the road. Then, speaking as a character, challenge your child to resolve the problem. If necessary, get increasingly urgent (whispering to child to encourage her to deal with the problem, offering help if needed by becoming an ally).
* Use play to help your child understand and master ideas/themes which may have frightened him. Work on fantasy and reality.
* Let your child be the director. Her play need not be realistic, but encourage logical thinking.
* Focus on process as you play: which character to be, what props are needed, when ideas have changed, what the problem is, when to end the idea, etc. Identify the beginning, middle, and end.
* As you play, match your tone of voice to the situation. Pretend to cry when your character is hurt, cheer loudly when your character is happy, speak in rough or spooky tones when you're playing the bad guy.
* Reflect on the ideas and feelings in the story, both while playing and later on, as you would with other real-life experiences.
* Discuss your child's abstract themes such as good guy/bad guy, separation/loss, and various emotions such as closeness, fear, jealousy, anger, bossiness, competition, etc. Remember that symbolic play and conversation is the safe way to practice, reenact, understand, and master the full range of emotional ideas and experiences.
Back To Top.
Back to Home Page.
Floortime - Greenspan
Bagaimana pemahaman Stanley Greenspan gangguan perkembangan, dan bagaimana cara kerja model?
Ini adalah ringkasan yang sangat baik pekerjaan Greenspan disediakan oleh Komite Nasional autism, dan akan memberi Anda pemahaman tentang bagaimana Greenspan dilihat autisme / PDD, cara kerja nya perkembangan model, dan bagaimana lantai-waktu sebagai sebuah intervensi dapat bermanfaat.
(Ini merupakan link eksternal, jadi gunakan tombol Back pada browser Anda untuk kembali.)
Lantai-Time For Kids Khas
Lantai-Time Ikhtisar dan Strategi Situs ini dikelola oleh orang tua yang aktif dan bijaksana. Bagian ini memberikan pandangan mendalam pada-waktu lantai Greenspan.
(Ini merupakan link eksternal, jadi gunakan tombol Back pada browser Anda untuk kembali.)
Pertanyaan & Jawaban Tentang Lantai-Time Terapi
Sebuah Contoh Dari Anak-Centered Therapy
Pembahasan berikut ini berasal dari ECO Resources, manual terapi yang dibuat oleh Pusat Nisonger di Ohio State University. Meskipun skenario khusus berfokus pada akuisisi bahasa, ide-ide benar-benar relevan dengan berbagai isu. Dalam pencarian kami terus-menerus untuk hasil dan perbaikan sebagai orangtua dan sebagai terapis, ia sangat mudah untuk tergelincir ke modus perintah (seperti skenario pertama). Saya mendorong Anda untuk mengevaluasi pengalaman terapi Anda dalam cahaya dari analisis ini. Membuat ke
Stres dapat menempatkan peredam pada kemitraan bermain, Anda ingin membuat dengan anak Anda. Sebagai orang dewasa, kita sering berpikir bekerja lebih keras akan memecahkan masalah kita. Ketika kita menggunakan "berorientasi kerja," sikap stress dengan anak-anak kita, usaha kita sering akan menjadi bumerang. Dalam menciptakan kemitraan bermain kita harus meyakinkan diri sendiri bahwa kenikmatan jalan menuju keberhasilan.
Kurang Seperti Ini
Jill: (Duduk tenang melihat buku.)
Dad: Mari kita bekerja pada berbicara yang baik Anda, Jill.
Jill: (Memberikan Dad buku.)
Ayah: Aku melihat domba kecil dalam buku Anda. Dapatkah Anda mengatakan "domba"?
Jill: Anak Domba.
Dad: Good berbicara. Aku suka kalau Anda mengatakan kata-kata Anda begitu baik. Apakah Anda melihat burung di pohon di atas domba?
Jill: Ya.
Dad: Point untuk itu. Tunjukkan Dad bahwa Anda benar-benar melihatnya.
Jill: (Poin untuk itu.)
Ayah: Bagus. Anda mengenal kata-kata Anda, Jill. Aku bangga padamu. Bagaimana tentang hal ini. Bisakah Anda ceritakan apa yang burung yang dilakukan pada halaman ini?
Jill: (Tampak bingung pada Dad.)
Ayah: Itu yang sulit. Kami tidak bekerja pada satu yang belum banyak. Katakanlah "terbang".
Jill: Fly.
Dad: Ya, burung itu terbang. Kami akan bekerja pada satu lagi besok. Oke?
Jill: Oke.
Kenapa Kurang?
Ayah menganggap peran tugas master dalam interaksi ini sementara Jill memainkan peran para pelajar, tenang responsif. Baik pengalaman kenikmatan yang dapat hasil dari berkomunikasi. Jill pernah bergerak kecuali ayahnya menyarankan, seperti dalam menunjuk tugas gambar. Dia gagal untuk mengetahui apa yang mungkin tertarik dalam berbicara tentang. Sebaliknya, ia menetapkan agenda, dia merespon, dan ia memuji dia untuk pengetahuannya. Seperti interaksi menawarkan praktek Jill kecil di percakapan kemitraan yang
Lebih Seperti Ini
Jill: (Duduk tenang, melihat buku.)
Dad: (Duduk dengan tenang di sampingnya dan menunggu dengan wajah penuh antisipasi.)
Jill: (Ternyata halaman) Oh.. (Poin penuh semangat kepada domba kecil.
Dad: Oh, itu seekor domba. (Hal-hal itu dengan penuh semangat.)
Jill: Anak Domba. Domba dan burung. (Poin bolak-balik antara keduanya.)
Dad: Burung di pohon. (Mengangguk mengakui melihat nya burung itu.)
Jill: Burung, pohon. (Poin untuk masing-masing, tersenyum pada Bapak.)
Dad: (Ternyata halaman) Fly pergi burung.. (Poin ke gambar burung terbang pergi.)
Jill: (Gelombang lengannya meniru gambar) Fie..
Dad: (Gelombang tangannya juga.) Saya bisa terbang.
Jill: (Looks langsung ke wajah Ayah, tersenyum) Aku juga.. (Poin bangga pada dirinya sendiri.)
Ayah: Aku juga. (Laughs dan menunjuk ke dirinya sendiri sambil mengusap hidung dengan Jill.)
Kenapa Lagi?
Ekspresi wajah, tawa, gerak, dan kontak fisik mencirikan interaksi ini. Sang ayah bergabung Jill daripada masuk dan mendominasi interaksi. Dia merespon inisiasi, lalu perdagangan memimpin bolak-balik dengan saat mereka mendiskusikan apa yang mereka lihat. Hasil percakapan dalam kemitraan yang setara, menyediakan Jill dengan beberapa pengalaman dalam berbicara untuk bersenang-senang kontak sosial, bukan untuk menunjukkan orang dewasa bahwa ia tahu sesuatu. Namun, ia menunjukkan pengetahuan yang lebih dari d
Ringkasan
Bahasa berkembang melalui setidaknya dua dimensi, pengetahuan dan komunikasi. Banyak orang tahu banyak tertunda lebih dari yang mereka berkomunikasi. Sebagian dari alasan mungkin cara pendekatan lain yang signifikan mereka tugas mengajar bahasa. Pengajaran bahasa didactically dapat menghasilkan keterampilan yang anak jarang menggunakan. Orang dewasa mungkin secara tidak sengaja mengajarkan anak-anak bahwa berbicara adalah tugas berat dengan sikap yang mereka ambil dalam mengajar anak kata-kata baru. A play
Kembali ke Atas.
Beberapa Strategi Lantai-Sisa Untuk Anak-Anak yang Dapat Mempertahankan
Two-Way Communication
Diadaptasi Dari Stanley Greenspan dan Serena Wieder, Anak Dengan Kebutuhan Khusus
Perlu diketahui bahwa ide-ide berikut ini mungkin tidak semua sesuai atau berlaku untuk memutar Anda dengan anak Anda. Mereka akan membantu Anda, namun, untuk mendapatkan ide dari apa yang harus menekankan dan bagaimana untuk terlibat dan terhubung. Unsur paling penting dari lantai-waktu adalah kenikmatan bersama Anda dari kegiatan bersama anak Anda. Jika kalian berdua sedang bersenang-senang, maka Anda pasti di jalur yang benar!
* Ikuti memimpin anak Anda dan bergabung dengan dia. Tidak masalah apa yang Anda lakukan bersama selama Anda berbagi aktivitas tersebut.
gerakan Gunakan *, nada suara, dan bahasa tubuh untuk menonjolkan emosi dalam apa yang Anda katakan dan lakukan.
* Berikan arti simbolis untuk obyek-obyek yang Anda bermain:
- Ketika anak Anda naik ke atas sofa, ia berpura-pura
mendaki gunung tinggi.
- Ketika dia slide ke slide di halaman, berpura-pura dia
meluncur ke laut dan hati-hati untuk ikan.
* Ketika Anda bermain, membantu anak Anda menguraikan niatnya. Tanyakan siapa yang mengemudi mobil, dimana mobil yang terjadi, apakah ia punya uang cukup, dia ingat kunci, mengapa dia pergi ke sana, mengapa tidak di tempat lain, dan seterusnya. Expand selama Anda bisa.
* Gunakan kerusakan. Ketika tanaman masalah sampai saat bermain, menciptakan solusi simbolik. Dapatkan kit dokter ketika boneka itu jatuh sehingga anak Anda dapat membantu boneka sakit, mendapatkan tool kit untuk mobil rusak, kekecewaan dll Akui anak Anda dan mendorong empati.
* Dapatkan terlibat dalam drama. Jadilah pemain dan mengambil peran dengan sosok Anda sendiri. Berbicara langsung dengan boneka terkadang bukan selalu mempertanyakan anak Anda tentang apa yang terjadi.
* Kedua membantu anak Anda dan menjadi pemain sendiri. Bicara sebagai sekutu (mungkin berbisik), tetapi juga memiliki angka Anda menentang atau menantang gagasan anak Anda.
* Masukkan hambatan dalam drama itu. Sebagai contoh, membuat sebuah blok bus jalan. Kemudian, berbicara sebagai karakter, tantangan anak Anda untuk mengatasi masalah. Jika perlu, bisa semakin mendesak (berbisik kepada anak untuk mendorong dia untuk menangani masalah ini, menawarkan bantuan jika diperlukan dengan menjadi sekutu).
* Bermain Gunakan untuk membantu anak Anda memahami dan ide master / tema yang mungkin telah membuatnya takut. Bekerja pada fantasi dan kenyataan.
* Biarkan anak Anda menjadi direktur. memainkan nya tidak perlu realistis, tetapi mendorong berpikir logis.
* Fokus pada proses sambil bermain: karakter yang harus, apa alat peraga yang dibutuhkan, ketika ide telah berubah, apa masalahnya, ketika untuk mengakhiri ide, dll Identifikasi awal, tengah, dan akhir.
* Ketika Anda bermain, Anda cocok dengan nada suara untuk situasi ini. Berpura-pura menangis ketika karakter Anda yang terluka, menghibur keras ketika karakter Anda senang, berbicara dengan nada kasar atau seram ketika Anda sedang bermain dengan orang jahat.
* Bercerminlah pada ide-ide dan perasaan dalam cerita, baik saat bermain dan kemudian, seperti yang akan Anda pengalaman kehidupan nyata lainnya.
tema abstrak * Diskusikan anak Anda seperti orang baik / orang jahat, pemisahan / rugi, dan berbagai emosi seperti kedekatan, takut, iri hati, amarah, bossiness, persaingan, dll Ingat bahwa bermain simbolik dan percakapan merupakan cara aman untuk berlatih, membuat berlaku kembali, memahami, dan menguasai berbagai ide dan pengalaman emosional.
http://www.mindspring.com/~dgn/playther.htm
Please check out the new DIR Associates of Atlanta website.
About Floor-Time
What is Stanley Greenspan's understanding of developmental disorders, and how does his model work?
This is an excellent summary of Greenspan's work provided by the Autism National Committee, and will provide you with an understanding of how Greenspan views autism/PDD, how his developmental model works, and how floor-time as an intervention can be useful.
(This is an external link, so use the Back button on your browser to return.)
Floor-Time For Typical Kids
Floor-Time Overview and Strategies This website is maintained by an active and thoughtful parent. This section provides an in-depth look at Greenspan’s floor-time.
(This is an external link, so use the Back button on your browser to return.)
Questions & Answers About Floor-Time Therapy
An Example Of Child-Centered Therapy
The following discussion comes from ECO Resources, a therapy manual created by the Nisonger Center at Ohio State University. Although this particular scenario focuses on language acquisition, the ideas are completely relevant to a wide variety of issues. In our constant quest for results and improvement as parents and as therapists, it is so easy to slip into command mode (like the first scenario). I encourage you to evaluate your therapy experiences in light of this analysis. Make enjoyment a priority!
Stress can put a damper on the play partnership you want to create with your child. As adults, we often think working harder will solve our problems. When we use a "work-oriented," stressful attitude with our children, our efforts will often backfire. In creating play partnerships we must convince ourselves that enjoyment leads to success.
Less Like This
Jill: (Sits quietly looking at a book.)
Dad: Let's work on your good talking, Jill.
Jill: (Gives Dad the book.)
Dad: I see a little lamb in your book. Can you say "lamb"?
Jill: Lamb.
Dad: Good talking. I like it when you say your words so nicely. Do you see the bird in the tree above the lamb?
Jill: Yes.
Dad: Point to it. Show Dad that you really see it.
Jill: (Points to it.)
Dad: Good. You are getting to know your words, Jill. I am proud of you. How about this. Can you tell me what that bird is doing on this page?
Jill: (Looks quizzically at Dad.)
Dad: That's a tough one. We haven't worked on that one much yet. Say "fly".
Jill: Fly.
Dad: Yes, the bird is flying. We will work on that one again tomorrow. Okay?
Jill: Okay.
Why Less?
Dad assumes the role of task master in this interaction while Jill plays the role of the quiet, responsive learner. Neither experience the enjoyment that can result from communicating. Jill never moves unless her father suggests, as in pointing to the picture task. He fails to find out what she might be interested in talking about. Instead, he sets out the agenda, she responds, and he praises her for her knowledge. Such an interaction offers Jill little practice in the equal partnership conversations she w
More Like This
Jill: (Sits quietly, looking at a book.)
Dad: (Sits down quietly next to her and waits with his face full of anticipation.)
Jill: (Turns the page.) Oh. (Points excitedly to the little lamb.
Dad: Oh, it's a lamb. (Points to it excitedly.)
Jill: Lamb. Lamb and bird. (Points back and forth between the two.)
Dad: Bird in the tree. (Nods to acknowledge her notice of the bird.)
Jill: Bird, tree. (Points to each, smiling at Dad.)
Dad: (Turns the page.) Fly away bird. (Points to a picture of the bird flying away.)
Jill: (Waves her arm in imitation of the picture.) Fie.
Dad: (Waves his arms, too.) I can fly.
Jill: (Looks directly into Dad's face, smiling.) Me too. (Points proudly to herself.)
Dad: Me, too. (Laughs and points to himself as he rubs noses with Jill.)
Why More?
Facial expressions, laughter, movement, and physical contact characterize this interaction. The father joins Jill rather than coming in and dominating the interaction. He responds to her initiation, then trades the lead back and forth with her as they discuss what they see. The conversation results in an equal partnership, providing Jill with some experience in talking for the fun of a social contact rather than to show an adult that she knows something. Yet, she shows more knowledge than she did in the pr
Summary
Language develops through at least two dimensions, knowledge and communication. Many delayed persons know much more than they communicate. Part of the reason may be the way their significant others approach the task of teaching language. Teaching language didactically may result in a skill that the child rarely uses. Adults may inadvertently teach children that talking is a tough task by the attitude they take in teaching the child new words. A playful sharing of ideas might get just as much accomplished,
Back To Top.
Some Floor-Time Strategies For Children Who Can Sustain
Two-Way Communication
Adapted From Stanley Greenspan and Serena Wieder, The Child With Special Needs
Keep in mind that the following ideas may not all be appropriate or applicable to your play with your child. They should help you, however, to get an idea of what to emphasize and how to engage and connect. The most important element of floor-time is your shared enjoyment of an activity with your child. If you two are having fun, then you're definitely on the right track!
* Follow your child's lead and join him or her. It doesn't matter what you do together as long as you are sharing the activity.
* Use gestures, tone of voice, and body language to accentuate the emotion in what you say and do.
* Give symbolic meaning to objects as you play:
--When your child climbs to the top of the sofa, pretend he is
climbing a tall mountain.
--When she slides down the slide at the playground, pretend she is
sliding into the ocean and watch out for the fish.
* As you play, help your child elaborate on his intentions. Ask who is driving the car, where the car is going, whether he has enough money, did he remember the keys, why he's going there, why not somewhere else, and so on. Expand as long as you can.
* Make use of breakdowns. When a problem crops up during play, create symbolic solutions. Get the doctor kit when the doll falls so your child can help the hurt doll, get the tool kit for the broken car, etc. Acknowledge your child's disappointment and encourage empathy.
* Get involved in the drama. Be a player and take on a role with your own figure. Talk directly to the dolls sometimes rather than always questioning your child about what is happening.
* Both help your child and be your own player. Talk as an ally (perhaps whispering), but also have your figure oppose or challenge your child's ideas.
* Insert obstacles into the play. For example, make a bus block the road. Then, speaking as a character, challenge your child to resolve the problem. If necessary, get increasingly urgent (whispering to child to encourage her to deal with the problem, offering help if needed by becoming an ally).
* Use play to help your child understand and master ideas/themes which may have frightened him. Work on fantasy and reality.
* Let your child be the director. Her play need not be realistic, but encourage logical thinking.
* Focus on process as you play: which character to be, what props are needed, when ideas have changed, what the problem is, when to end the idea, etc. Identify the beginning, middle, and end.
* As you play, match your tone of voice to the situation. Pretend to cry when your character is hurt, cheer loudly when your character is happy, speak in rough or spooky tones when you're playing the bad guy.
* Reflect on the ideas and feelings in the story, both while playing and later on, as you would with other real-life experiences.
* Discuss your child's abstract themes such as good guy/bad guy, separation/loss, and various emotions such as closeness, fear, jealousy, anger, bossiness, competition, etc. Remember that symbolic play and conversation is the safe way to practice, reenact, understand, and master the full range of emotional ideas and experiences.
Back To Top.
Back to Home Page.
Floortime - Greenspan
Bagaimana pemahaman Stanley Greenspan gangguan perkembangan, dan bagaimana cara kerja model?
Ini adalah ringkasan yang sangat baik pekerjaan Greenspan disediakan oleh Komite Nasional autism, dan akan memberi Anda pemahaman tentang bagaimana Greenspan dilihat autisme / PDD, cara kerja nya perkembangan model, dan bagaimana lantai-waktu sebagai sebuah intervensi dapat bermanfaat.
(Ini merupakan link eksternal, jadi gunakan tombol Back pada browser Anda untuk kembali.)
Lantai-Time For Kids Khas
Lantai-Time Ikhtisar dan Strategi Situs ini dikelola oleh orang tua yang aktif dan bijaksana. Bagian ini memberikan pandangan mendalam pada-waktu lantai Greenspan.
(Ini merupakan link eksternal, jadi gunakan tombol Back pada browser Anda untuk kembali.)
Pertanyaan & Jawaban Tentang Lantai-Time Terapi
Sebuah Contoh Dari Anak-Centered Therapy
Pembahasan berikut ini berasal dari ECO Resources, manual terapi yang dibuat oleh Pusat Nisonger di Ohio State University. Meskipun skenario khusus berfokus pada akuisisi bahasa, ide-ide benar-benar relevan dengan berbagai isu. Dalam pencarian kami terus-menerus untuk hasil dan perbaikan sebagai orangtua dan sebagai terapis, ia sangat mudah untuk tergelincir ke modus perintah (seperti skenario pertama). Saya mendorong Anda untuk mengevaluasi pengalaman terapi Anda dalam cahaya dari analisis ini. Membuat ke
Stres dapat menempatkan peredam pada kemitraan bermain, Anda ingin membuat dengan anak Anda. Sebagai orang dewasa, kita sering berpikir bekerja lebih keras akan memecahkan masalah kita. Ketika kita menggunakan "berorientasi kerja," sikap stress dengan anak-anak kita, usaha kita sering akan menjadi bumerang. Dalam menciptakan kemitraan bermain kita harus meyakinkan diri sendiri bahwa kenikmatan jalan menuju keberhasilan.
Kurang Seperti Ini
Jill: (Duduk tenang melihat buku.)
Dad: Mari kita bekerja pada berbicara yang baik Anda, Jill.
Jill: (Memberikan Dad buku.)
Ayah: Aku melihat domba kecil dalam buku Anda. Dapatkah Anda mengatakan "domba"?
Jill: Anak Domba.
Dad: Good berbicara. Aku suka kalau Anda mengatakan kata-kata Anda begitu baik. Apakah Anda melihat burung di pohon di atas domba?
Jill: Ya.
Dad: Point untuk itu. Tunjukkan Dad bahwa Anda benar-benar melihatnya.
Jill: (Poin untuk itu.)
Ayah: Bagus. Anda mengenal kata-kata Anda, Jill. Aku bangga padamu. Bagaimana tentang hal ini. Bisakah Anda ceritakan apa yang burung yang dilakukan pada halaman ini?
Jill: (Tampak bingung pada Dad.)
Ayah: Itu yang sulit. Kami tidak bekerja pada satu yang belum banyak. Katakanlah "terbang".
Jill: Fly.
Dad: Ya, burung itu terbang. Kami akan bekerja pada satu lagi besok. Oke?
Jill: Oke.
Kenapa Kurang?
Ayah menganggap peran tugas master dalam interaksi ini sementara Jill memainkan peran para pelajar, tenang responsif. Baik pengalaman kenikmatan yang dapat hasil dari berkomunikasi. Jill pernah bergerak kecuali ayahnya menyarankan, seperti dalam menunjuk tugas gambar. Dia gagal untuk mengetahui apa yang mungkin tertarik dalam berbicara tentang. Sebaliknya, ia menetapkan agenda, dia merespon, dan ia memuji dia untuk pengetahuannya. Seperti interaksi menawarkan praktek Jill kecil di percakapan kemitraan yang
Lebih Seperti Ini
Jill: (Duduk tenang, melihat buku.)
Dad: (Duduk dengan tenang di sampingnya dan menunggu dengan wajah penuh antisipasi.)
Jill: (Ternyata halaman) Oh.. (Poin penuh semangat kepada domba kecil.
Dad: Oh, itu seekor domba. (Hal-hal itu dengan penuh semangat.)
Jill: Anak Domba. Domba dan burung. (Poin bolak-balik antara keduanya.)
Dad: Burung di pohon. (Mengangguk mengakui melihat nya burung itu.)
Jill: Burung, pohon. (Poin untuk masing-masing, tersenyum pada Bapak.)
Dad: (Ternyata halaman) Fly pergi burung.. (Poin ke gambar burung terbang pergi.)
Jill: (Gelombang lengannya meniru gambar) Fie..
Dad: (Gelombang tangannya juga.) Saya bisa terbang.
Jill: (Looks langsung ke wajah Ayah, tersenyum) Aku juga.. (Poin bangga pada dirinya sendiri.)
Ayah: Aku juga. (Laughs dan menunjuk ke dirinya sendiri sambil mengusap hidung dengan Jill.)
Kenapa Lagi?
Ekspresi wajah, tawa, gerak, dan kontak fisik mencirikan interaksi ini. Sang ayah bergabung Jill daripada masuk dan mendominasi interaksi. Dia merespon inisiasi, lalu perdagangan memimpin bolak-balik dengan saat mereka mendiskusikan apa yang mereka lihat. Hasil percakapan dalam kemitraan yang setara, menyediakan Jill dengan beberapa pengalaman dalam berbicara untuk bersenang-senang kontak sosial, bukan untuk menunjukkan orang dewasa bahwa ia tahu sesuatu. Namun, ia menunjukkan pengetahuan yang lebih dari d
Ringkasan
Bahasa berkembang melalui setidaknya dua dimensi, pengetahuan dan komunikasi. Banyak orang tahu banyak tertunda lebih dari yang mereka berkomunikasi. Sebagian dari alasan mungkin cara pendekatan lain yang signifikan mereka tugas mengajar bahasa. Pengajaran bahasa didactically dapat menghasilkan keterampilan yang anak jarang menggunakan. Orang dewasa mungkin secara tidak sengaja mengajarkan anak-anak bahwa berbicara adalah tugas berat dengan sikap yang mereka ambil dalam mengajar anak kata-kata baru. A play
Kembali ke Atas.
Beberapa Strategi Lantai-Sisa Untuk Anak-Anak yang Dapat Mempertahankan
Two-Way Communication
Diadaptasi Dari Stanley Greenspan dan Serena Wieder, Anak Dengan Kebutuhan Khusus
Perlu diketahui bahwa ide-ide berikut ini mungkin tidak semua sesuai atau berlaku untuk memutar Anda dengan anak Anda. Mereka akan membantu Anda, namun, untuk mendapatkan ide dari apa yang harus menekankan dan bagaimana untuk terlibat dan terhubung. Unsur paling penting dari lantai-waktu adalah kenikmatan bersama Anda dari kegiatan bersama anak Anda. Jika kalian berdua sedang bersenang-senang, maka Anda pasti di jalur yang benar!
* Ikuti memimpin anak Anda dan bergabung dengan dia. Tidak masalah apa yang Anda lakukan bersama selama Anda berbagi aktivitas tersebut.
gerakan Gunakan *, nada suara, dan bahasa tubuh untuk menonjolkan emosi dalam apa yang Anda katakan dan lakukan.
* Berikan arti simbolis untuk obyek-obyek yang Anda bermain:
- Ketika anak Anda naik ke atas sofa, ia berpura-pura
mendaki gunung tinggi.
- Ketika dia slide ke slide di halaman, berpura-pura dia
meluncur ke laut dan hati-hati untuk ikan.
* Ketika Anda bermain, membantu anak Anda menguraikan niatnya. Tanyakan siapa yang mengemudi mobil, dimana mobil yang terjadi, apakah ia punya uang cukup, dia ingat kunci, mengapa dia pergi ke sana, mengapa tidak di tempat lain, dan seterusnya. Expand selama Anda bisa.
* Gunakan kerusakan. Ketika tanaman masalah sampai saat bermain, menciptakan solusi simbolik. Dapatkan kit dokter ketika boneka itu jatuh sehingga anak Anda dapat membantu boneka sakit, mendapatkan tool kit untuk mobil rusak, kekecewaan dll Akui anak Anda dan mendorong empati.
* Dapatkan terlibat dalam drama. Jadilah pemain dan mengambil peran dengan sosok Anda sendiri. Berbicara langsung dengan boneka terkadang bukan selalu mempertanyakan anak Anda tentang apa yang terjadi.
* Kedua membantu anak Anda dan menjadi pemain sendiri. Bicara sebagai sekutu (mungkin berbisik), tetapi juga memiliki angka Anda menentang atau menantang gagasan anak Anda.
* Masukkan hambatan dalam drama itu. Sebagai contoh, membuat sebuah blok bus jalan. Kemudian, berbicara sebagai karakter, tantangan anak Anda untuk mengatasi masalah. Jika perlu, bisa semakin mendesak (berbisik kepada anak untuk mendorong dia untuk menangani masalah ini, menawarkan bantuan jika diperlukan dengan menjadi sekutu).
* Bermain Gunakan untuk membantu anak Anda memahami dan ide master / tema yang mungkin telah membuatnya takut. Bekerja pada fantasi dan kenyataan.
* Biarkan anak Anda menjadi direktur. memainkan nya tidak perlu realistis, tetapi mendorong berpikir logis.
* Fokus pada proses sambil bermain: karakter yang harus, apa alat peraga yang dibutuhkan, ketika ide telah berubah, apa masalahnya, ketika untuk mengakhiri ide, dll Identifikasi awal, tengah, dan akhir.
* Ketika Anda bermain, Anda cocok dengan nada suara untuk situasi ini. Berpura-pura menangis ketika karakter Anda yang terluka, menghibur keras ketika karakter Anda senang, berbicara dengan nada kasar atau seram ketika Anda sedang bermain dengan orang jahat.
* Bercerminlah pada ide-ide dan perasaan dalam cerita, baik saat bermain dan kemudian, seperti yang akan Anda pengalaman kehidupan nyata lainnya.
tema abstrak * Diskusikan anak Anda seperti orang baik / orang jahat, pemisahan / rugi, dan berbagai emosi seperti kedekatan, takut, iri hati, amarah, bossiness, persaingan, dll Ingat bahwa bermain simbolik dan percakapan merupakan cara aman untuk berlatih, membuat berlaku kembali, memahami, dan menguasai berbagai ide dan pengalaman emosional.
Metode Cinta Tegas Mendisiplinkan Anak
http://www.jawaban.com/index.php/relationship/detail/id/93/news/100505182855/limit/0/Metode-Cinta-Tegas-Mendisiplinkan-Anak.html
Metode Cinta Tegas Mendisiplinkan Anak
WEDNESDAY, 05 MAY 2010
Total View : 133 times
Sejak ratusan tahun silam sampai sekarang ini kita mengenal tiga cara untuk menerapkan disiplin. Mula-mula, memukul dan menyakiti dipakai sebagai cara untuk membuat anak menurut dan bersikap baik. Ketika tidak lagi diterima, digantikan dengan upaya membangkitkan rasa bersalah untuk mempermalukan anak sehingga dia merasa malu dan tidak mau berbuat hal seperti itu lagi. Cara lain yaitu dengan pengucilan atau isolasi. Berdasarkan kenyataan tentang pengaruh kurungan penjara terhadap orang dewasa, pengucilan pu
Ada cara lain yang melampaui cara-cara di atas. Cinta dengan sikap tegas mengedepankan disiplin yang merupakan upaya untuk melibatkan diri serta mendidik. Disiplin bukan upaya untuk menjatuhkan hukuman. Anda tak akan pernah satu kali pun merasa perlu memukul atau menyakiti anak Anda.
Cinta tegas ini berarti menghadapi anak secara langsung dan membiarkannya mengatasi situasi yang tidak menyenangkan, tanpa mengakibatkan rasa sakit. Tujuan satu-satunya yaitu membantu anak menemukan cara yang lebih baik untuk menghadapi sekaligus mengatasi masalahnya.
Berikut merupakan cara untuk menerapkan cinta ini.
Persiapan. Tanyalah pada diri sendiri, “Apa yang salah? Aku menginginkan mereka melakukan apa untuk memperbaiki kesalahan itu?” Dengan kata lain, Anda perlu punya sasaran yang jelas sebelum mulai.
Belajar berdiri diam untuk berpikir. Pelajaran seperti ini patut diberikan kepada anak yang melanggar sikap baik yang seharusnya ditunjukkannya karena pada dasarnya pelajaran ini merupakan kecakapan juga. Saat menerapkan metode ini pada anak kecil yang baru belajar berjalan, Anda cukup membawanya ke suatu tempat yang sesuai menurut Anda, kemudian sambil memegang kedua bahunya Anda bisa mengatakan,”Aku akan membolehkanmu pindah dari sini kalau kau bisa tenang.”
Anda bisa membebaskannya begitu ia menunjukkan sikap mengendur atau mengucapkan permintaan maaf. Gunakan cara yang mudah dipahami anak seusia ini, misalnya jika dia melemparkan mainannya ke tembok, minta dia untuk menaruh mainan itu ke dalam kotaknya, bawalah kotak itu ke dekatnya.
Percakapan. Terhadap anak yang berusia dua atau tiga tahun lebih, yang paling penting dalam mendidiknya adalah percakapan antara dirinya dengan Anda. Jangan lupa, ia harus bisa meyakinkan bahwa sikapnya akan berubah. ôBerdiri di situ dan pikirkan apa yang telah kaulakukan sehingga kau terkena masalah ini. Kalau kau sudah mengerti mana sikapmu yang keliru, katakan, baru setelah itu aku mau membicarakannya denganmu.ö Kalimat seperti ini merupakan contoh kalimat yang dapat Anda katakan agar anak Anda dapat me
Ajukan pertanyaan. Setelah itu, ajukan pertanyaan seperti, ôApa yang telah kau lakukan?ö Mengakui perbuatan adalah penting. ôApa yang kau rasakan atau butuhkan sehingga kau berbuat itu?ö dan ôApa yang seharusnya kauperbuat supaya kau bisa memperoleh yang kau butuhkan?ö Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuatnya mampu berpikir untuk memecahkan masalahnya. Jikalau pun belum bisa, Anda dapat memberikan penjelasan dan menunjukkan jalan keluarnya lebih dahulu. ôSetelah kejadian ini, apa yang akan kau lakukan?
Arahkan proses ini ke suasana yang menyenangkan. Mungkin di awal Anda akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajari anak Anda. Namun akhirnya, Anda bisa mengetahui bahwa metode ini berhasil karena pada akhir prosesnya Anda akan merasa lebih enak dan anak Anda pun demikian. Semua pihak akan merasa bebannya diringankan.
Nah, siapkan diri Anda menjadi orangtua yang mampu mendidik anaknya dengan baik dan benar. Dan lakukan yang terbaik.
Source : Buku Mendidik Anak dengan Cinta/lh3
Share
Tweet
Comments
Counselling
Add Your Comment
Nickname
Email
Comment
*
No comment yet
Other Articles
* oth_img1
Membuat Anak Beralih Dari Botol Susu Ke Gelas
Botol susu sudah menjadi sahabat setianya sehingga anak Anda... more>>
* oth_img2
Biarkan Anak Anda Menjadi Anak-Anak
Jaman sekarang ini, begitu banyak kegiatan yang harus diikut... more>>
* oth_img3
Jangan Batasi Imajinasi Anak Anda
Kemampuan anak Anda untuk berimajinasi akan membuatnya lebih... more>>
* oth_img4
Rahasia Agar Anak Anda Disiplin
Ingin melihat anak Anda mau menuruti permintaan Anda sebagai... more>>
Ask The Experts ?
For Marriage
Ir. Bambang Syumanjaya
MM, MBA, CBA Enter Trainer,
Family & Business Consultant
marriage_img
For Singles
Ir. Jarot Wijanarko
Entrepreneur, Konselor keluarga, penulis buku
single_img
Love Community
* Help...Orang tua cekcok karena beda gereja
* Pilih Karir atau Keluarga?
* Menikah dengan janda lebih tua...
* Kriteria Pria Idaman Kamu....
* quick_link
Bless and Be Blessed with Forum JC
* quick_link
Praise God in Your Indie Style
* quick_link
Advise and Articles for Your Health
* quick_link
Watch and Upload Your Video
* HOME
* SPIRITUAL LIFE
* RELATIONSHIP
* MONEY
* HEALTH
* ENTERTAINMENT
* NEWS
* FORUM
Metode Cinta Tegas Mendisiplinkan Anak
WEDNESDAY, 05 MAY 2010
Total View : 133 times
Sejak ratusan tahun silam sampai sekarang ini kita mengenal tiga cara untuk menerapkan disiplin. Mula-mula, memukul dan menyakiti dipakai sebagai cara untuk membuat anak menurut dan bersikap baik. Ketika tidak lagi diterima, digantikan dengan upaya membangkitkan rasa bersalah untuk mempermalukan anak sehingga dia merasa malu dan tidak mau berbuat hal seperti itu lagi. Cara lain yaitu dengan pengucilan atau isolasi. Berdasarkan kenyataan tentang pengaruh kurungan penjara terhadap orang dewasa, pengucilan pu
Ada cara lain yang melampaui cara-cara di atas. Cinta dengan sikap tegas mengedepankan disiplin yang merupakan upaya untuk melibatkan diri serta mendidik. Disiplin bukan upaya untuk menjatuhkan hukuman. Anda tak akan pernah satu kali pun merasa perlu memukul atau menyakiti anak Anda.
Cinta tegas ini berarti menghadapi anak secara langsung dan membiarkannya mengatasi situasi yang tidak menyenangkan, tanpa mengakibatkan rasa sakit. Tujuan satu-satunya yaitu membantu anak menemukan cara yang lebih baik untuk menghadapi sekaligus mengatasi masalahnya.
Berikut merupakan cara untuk menerapkan cinta ini.
Persiapan. Tanyalah pada diri sendiri, “Apa yang salah? Aku menginginkan mereka melakukan apa untuk memperbaiki kesalahan itu?” Dengan kata lain, Anda perlu punya sasaran yang jelas sebelum mulai.
Belajar berdiri diam untuk berpikir. Pelajaran seperti ini patut diberikan kepada anak yang melanggar sikap baik yang seharusnya ditunjukkannya karena pada dasarnya pelajaran ini merupakan kecakapan juga. Saat menerapkan metode ini pada anak kecil yang baru belajar berjalan, Anda cukup membawanya ke suatu tempat yang sesuai menurut Anda, kemudian sambil memegang kedua bahunya Anda bisa mengatakan,”Aku akan membolehkanmu pindah dari sini kalau kau bisa tenang.”
Anda bisa membebaskannya begitu ia menunjukkan sikap mengendur atau mengucapkan permintaan maaf. Gunakan cara yang mudah dipahami anak seusia ini, misalnya jika dia melemparkan mainannya ke tembok, minta dia untuk menaruh mainan itu ke dalam kotaknya, bawalah kotak itu ke dekatnya.
Percakapan. Terhadap anak yang berusia dua atau tiga tahun lebih, yang paling penting dalam mendidiknya adalah percakapan antara dirinya dengan Anda. Jangan lupa, ia harus bisa meyakinkan bahwa sikapnya akan berubah. ôBerdiri di situ dan pikirkan apa yang telah kaulakukan sehingga kau terkena masalah ini. Kalau kau sudah mengerti mana sikapmu yang keliru, katakan, baru setelah itu aku mau membicarakannya denganmu.ö Kalimat seperti ini merupakan contoh kalimat yang dapat Anda katakan agar anak Anda dapat me
Ajukan pertanyaan. Setelah itu, ajukan pertanyaan seperti, ôApa yang telah kau lakukan?ö Mengakui perbuatan adalah penting. ôApa yang kau rasakan atau butuhkan sehingga kau berbuat itu?ö dan ôApa yang seharusnya kauperbuat supaya kau bisa memperoleh yang kau butuhkan?ö Pertanyaan-pertanyaan seperti ini membuatnya mampu berpikir untuk memecahkan masalahnya. Jikalau pun belum bisa, Anda dapat memberikan penjelasan dan menunjukkan jalan keluarnya lebih dahulu. ôSetelah kejadian ini, apa yang akan kau lakukan?
Arahkan proses ini ke suasana yang menyenangkan. Mungkin di awal Anda akan membutuhkan waktu yang lebih lama untuk mengajari anak Anda. Namun akhirnya, Anda bisa mengetahui bahwa metode ini berhasil karena pada akhir prosesnya Anda akan merasa lebih enak dan anak Anda pun demikian. Semua pihak akan merasa bebannya diringankan.
Nah, siapkan diri Anda menjadi orangtua yang mampu mendidik anaknya dengan baik dan benar. Dan lakukan yang terbaik.
Source : Buku Mendidik Anak dengan Cinta/lh3
Share
Tweet
Comments
Counselling
Add Your Comment
Nickname
Comment
*
No comment yet
Other Articles
* oth_img1
Membuat Anak Beralih Dari Botol Susu Ke Gelas
Botol susu sudah menjadi sahabat setianya sehingga anak Anda... more>>
* oth_img2
Biarkan Anak Anda Menjadi Anak-Anak
Jaman sekarang ini, begitu banyak kegiatan yang harus diikut... more>>
* oth_img3
Jangan Batasi Imajinasi Anak Anda
Kemampuan anak Anda untuk berimajinasi akan membuatnya lebih... more>>
* oth_img4
Rahasia Agar Anak Anda Disiplin
Ingin melihat anak Anda mau menuruti permintaan Anda sebagai... more>>
Ask The Experts ?
For Marriage
Ir. Bambang Syumanjaya
MM, MBA, CBA Enter Trainer,
Family & Business Consultant
marriage_img
For Singles
Ir. Jarot Wijanarko
Entrepreneur, Konselor keluarga, penulis buku
single_img
Love Community
* Help...Orang tua cekcok karena beda gereja
* Pilih Karir atau Keluarga?
* Menikah dengan janda lebih tua...
* Kriteria Pria Idaman Kamu....
* quick_link
Bless and Be Blessed with Forum JC
* quick_link
Praise God in Your Indie Style
* quick_link
Advise and Articles for Your Health
* quick_link
Watch and Upload Your Video
* HOME
* SPIRITUAL LIFE
* RELATIONSHIP
* MONEY
* HEALTH
* ENTERTAINMENT
* NEWS
* FORUM
Lima Cara Sederhana Mengembangkan Kemampuan Verbal Anak Autis
28 11 2009
Oleh: Johanna Ririmasse
Terlepas dari apakah seorang anak itu autis atau bukan, kasus terlambat bicara merupakan kasus yang dialami oleh anak bermasalah, seperti anak autis. Dalam sebuah seminar mengenai Penanganan Anak Bermasalah Khususnya dalam Segi Emosi dan Autism, Julianti Gunawan, menuliskan,öCiri-ciri gejala autisme nampak dari gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, perilaku, emosi, dan sensoris. Selanjutnya, terapis anak autis yang juga bekerja di Biro Konsultasi Psikologi sebuah yayasan pendidik
Terlambat bicara berhubungan dengan kemampuan anak menyampaikan kebutuhannya dengan suatu cara yang dapat dimengerti dengan benar atau perilaku komunikatif. Dalam sebuah makalah seminar bahasa juga dituliskan, perkembangan perilaku komunikatif dibagi dalam tiga kelompok; Pertama, Tahap Perlokusioner, dimana pesan diterima oleh pendengar tanpa ada usaha dari anak sehingga tidak terjadi komunikasi antara kedua belah pihak. Umumnya muncul sebelum umur 10 bulan. Kedua, Tahap Ilokusioner, ditandai dengan muncul
Kemampuan anak memasuki tahap Perilaku Lokusioner, merupakan langkah awal untuk mengembangkan kemampuan verbal atau mengembangkan kemampuan anak berbicara anak. Dibawah ini ada lima cara sederhana yang dapat dilakukan orang tua atau terapis untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, antara lain:
Permainan Tiba-Tiba
Permainan tiba-tiba merupakan permainan tidak terencana tapi mengasyikan, karena mengajari anak bicara dari apa yang menarik perhatiannya saat itu. Misalnya, anak tertarik pada kaleng bekas yang kebetulan tergeletak di lantai. Lantas anak mengambil, membuka dan menutup kaleng tersebut. Kesempatan ini dapat digunakan oleh orang tua atau terapis untuk mengajari konsep ôbukaö dan ôtutupö. Caranya, orang tua atau terapis menutup kaleng sambil mengatakan,ötutupö. Lantas penutup kaleng tersebut diberikan kepada
Permainan tiba-tiba ini dapat dilakukan juga pada saat anak tertarik pada gambar kesukaannya, misalnya gambar gajah. Orang tua atau terapis bisa mengikuti tingkah anak menunjuk sambil menyebutkan nama ôgajahö pada gambar yang ditunjuk. Bila anak tertawa dan senang tingkahnya diikuti oleh orang tua atau terapis secara berulang-ulang, hal ini akan memancing anak untuk meniru orang tua atau terapis tanpa disadarinya. Maka kesempatan ini dapat juga digunakan untuk mengajari anak menyebutkan nama binatang yang
Lomba Menamai Benda
Permainan berikutnya adalah lomba menamai benda. Untuk mempraktekan cara ini, orang tua atau terapis membutuhkan gambar-gambar yang sudah dikenal dan akan dinamai. Misalkan, gambar topi, burung, sepatu, apel, gajah, dan sebagainya yang dapat dipotong dari majalah bekas. Tempelkan gambar pada karton berukur post card (gambar 2.1) agar kelihatan menarik, lalu tempelkan pada dinding kamar terapi atau ruang keluarga. Kemudian membuat lomba dengan instruksi yang sederhana pada anak. Misalkan, ôlari, pegang gamb
Permainan lomba menamai benda akan lebih menyenangkan bila mengajak saudara, teman, atau anak tetangga yang sebaya dengan anak. Tapi, sebaiknya permainan cukup melibatkan anak dengan dua pemain lainnya, agar anak lebih mudah meniru, dan tetap dapat mengikuti permainan dengan baik. Supaya permainan lomba menamai benda ini lebih menantang, maka gambar-gambar yang akan dinamai di tempelkan agak tinggi, agar anak harus melompat saat menyentuh gambar yang akan dinamai tersebut.
Lagu atau Nyanyian
Lagu adalah cara menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, karena umumnya anak-anak suka sekali bernyanyi. Melalui bernyanyi anak dapat belajar mengucapkan lirik lagu tersebut satu persatu.
Mengajari anak menyanyi dapat dimulai dari lagu pendek dan sederhana, yang tentunya sangat disukai oleh anak, misalkan “Topi Saya Bundar”, “Kepala Pundak Lutut Kaki”, “Balonku Ada Lima”, atau “Aku Punya Anjing Kecil”. Selain itu, lagu juga dapat memperkaya imajinasi anak, dimana lirik lagu tersebut diubah sesuai dengan karakter lagu. Misalkan, lagu Aku Punya Anjing Kecil dapat diganti liriknya menjadi
Aku Punya Kucing Kecil.
Aku punya kucing kecil
Kuberi nama Kitty
Dia pandai menari-nari
Sambil bernyanyi riang
Kitty, meong-meong
Kemari, meong-meong
Ayo nari-nari
Kitty, meong-meong
Kemari, meong-meong
Ayo nari-nari…
Disamping itu, anak akan merasa senang bila lagu tersebut dinyanyikan memakai gerakan yang sesuai dengan lirik lagu. Dan akan lebih menarik lagi bila nama anaknya disebutkan dalam lirik lagu tersebut.
Menonton Televisi
Sebenarnya, nonton televisi dapat dijadikan sarana untuk mengajar anak berbicara dan komunikasi, asalkan orang tua atau terapis mau menyediakan waktu untuk nonton bersama. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum mengajari anak berbicara melalui nonton tivi, adalah mengetahui film apa yang menjadi kesukaan anak, seperti film Teletubbies, Donal Bebek, dan sebagainya. Kedua, mengetahui sejauh mana kemapuan anak dalam mengenal konsep, seperti warna, bentuk, jumlah, benda, dan sebagainya. Hal ini akan membantu
Permainan Berpura-pura
Permainan berpura-pura atau Pretend Play merupakan salah satu cara lain untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, melalui skenario pendek yang dibuat dari permainan yang dipilih, contohnya “Pura-pura jadi dokter”. Orang tua atau terapis dapat membuat skenario pendek antara seorang dokter dengan pasiennya. Dimana orang tua atau terapis menjadi dokter dan anak menjadi pasien. Contoh sederhana dari skenario permainan “pura-pura jadi dokter”.
Suasana: Dokter sedang duduk diruang kerjanya dengan alat dokternya yang ditaruh di atas meja. Disamping meja tergelatak sebuah tikar untuk digunakan pasien berbaring. Tiba-tiba terdegar ketukan di pintu.
Pasien: “Selamat pagi, dokter!”
Dokter: “Selamat pagi. Silakan duduk.”
Pasien : (Duduk di hadapan dokter) “Dokter, perut saya saki nih…”
Dokter : “Coba saya periksa dulu perut kamu” (dokter membimbing pasien tidur di atas tikar yang disiapkan. Kemudian memeriksa suhu tubuh dan perut pasien yang sakit. Setelah diperiksa, dokter mengajak pasiennya duduk kembali.)
Dokter : “Wah, Ibu terkena diare nih. Saya akan memberikan obat untuk diminum.”
Pasien : “Terima kasih, dokter.”
Untuk membantu anak dalam bermain, dibutuhkan satu orang terapis untuk menjadi model bicara pada awalnya. Atau, sebelum permainan dilakukan, ajari anak menghapal dialog yang diminta. Bila anak sudah mengikuti permainan dengan baik, maka skenario dapat dikembangkan lebih panjang lagi. Disamping itu, anak juga dapat bertukar peran dalam kesempatan yang berbeda, dimana anak yang menjadi dokter dan terapis atau orang tua yang menjadi pasien.
Skenario lain untuk permainan berpura-pura adalah, pura-pura berkunjung ke rumah Oma, belanja di supermaket, merayakan ulang tahun bersama, dan sebagainya. Supaya suasana lebih menyenangkan dapat libatkan teman, saudara atau anggota keluarga lainnya.
Sumber: http://puterakembara.org/archives3/00000015.shtml
Oleh: Johanna Ririmasse
Terlepas dari apakah seorang anak itu autis atau bukan, kasus terlambat bicara merupakan kasus yang dialami oleh anak bermasalah, seperti anak autis. Dalam sebuah seminar mengenai Penanganan Anak Bermasalah Khususnya dalam Segi Emosi dan Autism, Julianti Gunawan, menuliskan,öCiri-ciri gejala autisme nampak dari gangguan perkembangan dalam bidang komunikasi, interaksi sosial, perilaku, emosi, dan sensoris. Selanjutnya, terapis anak autis yang juga bekerja di Biro Konsultasi Psikologi sebuah yayasan pendidik
Terlambat bicara berhubungan dengan kemampuan anak menyampaikan kebutuhannya dengan suatu cara yang dapat dimengerti dengan benar atau perilaku komunikatif. Dalam sebuah makalah seminar bahasa juga dituliskan, perkembangan perilaku komunikatif dibagi dalam tiga kelompok; Pertama, Tahap Perlokusioner, dimana pesan diterima oleh pendengar tanpa ada usaha dari anak sehingga tidak terjadi komunikasi antara kedua belah pihak. Umumnya muncul sebelum umur 10 bulan. Kedua, Tahap Ilokusioner, ditandai dengan muncul
Kemampuan anak memasuki tahap Perilaku Lokusioner, merupakan langkah awal untuk mengembangkan kemampuan verbal atau mengembangkan kemampuan anak berbicara anak. Dibawah ini ada lima cara sederhana yang dapat dilakukan orang tua atau terapis untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, antara lain:
Permainan Tiba-Tiba
Permainan tiba-tiba merupakan permainan tidak terencana tapi mengasyikan, karena mengajari anak bicara dari apa yang menarik perhatiannya saat itu. Misalnya, anak tertarik pada kaleng bekas yang kebetulan tergeletak di lantai. Lantas anak mengambil, membuka dan menutup kaleng tersebut. Kesempatan ini dapat digunakan oleh orang tua atau terapis untuk mengajari konsep ôbukaö dan ôtutupö. Caranya, orang tua atau terapis menutup kaleng sambil mengatakan,ötutupö. Lantas penutup kaleng tersebut diberikan kepada
Permainan tiba-tiba ini dapat dilakukan juga pada saat anak tertarik pada gambar kesukaannya, misalnya gambar gajah. Orang tua atau terapis bisa mengikuti tingkah anak menunjuk sambil menyebutkan nama ôgajahö pada gambar yang ditunjuk. Bila anak tertawa dan senang tingkahnya diikuti oleh orang tua atau terapis secara berulang-ulang, hal ini akan memancing anak untuk meniru orang tua atau terapis tanpa disadarinya. Maka kesempatan ini dapat juga digunakan untuk mengajari anak menyebutkan nama binatang yang
Lomba Menamai Benda
Permainan berikutnya adalah lomba menamai benda. Untuk mempraktekan cara ini, orang tua atau terapis membutuhkan gambar-gambar yang sudah dikenal dan akan dinamai. Misalkan, gambar topi, burung, sepatu, apel, gajah, dan sebagainya yang dapat dipotong dari majalah bekas. Tempelkan gambar pada karton berukur post card (gambar 2.1) agar kelihatan menarik, lalu tempelkan pada dinding kamar terapi atau ruang keluarga. Kemudian membuat lomba dengan instruksi yang sederhana pada anak. Misalkan, ôlari, pegang gamb
Permainan lomba menamai benda akan lebih menyenangkan bila mengajak saudara, teman, atau anak tetangga yang sebaya dengan anak. Tapi, sebaiknya permainan cukup melibatkan anak dengan dua pemain lainnya, agar anak lebih mudah meniru, dan tetap dapat mengikuti permainan dengan baik. Supaya permainan lomba menamai benda ini lebih menantang, maka gambar-gambar yang akan dinamai di tempelkan agak tinggi, agar anak harus melompat saat menyentuh gambar yang akan dinamai tersebut.
Lagu atau Nyanyian
Lagu adalah cara menyenangkan untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, karena umumnya anak-anak suka sekali bernyanyi. Melalui bernyanyi anak dapat belajar mengucapkan lirik lagu tersebut satu persatu.
Mengajari anak menyanyi dapat dimulai dari lagu pendek dan sederhana, yang tentunya sangat disukai oleh anak, misalkan “Topi Saya Bundar”, “Kepala Pundak Lutut Kaki”, “Balonku Ada Lima”, atau “Aku Punya Anjing Kecil”. Selain itu, lagu juga dapat memperkaya imajinasi anak, dimana lirik lagu tersebut diubah sesuai dengan karakter lagu. Misalkan, lagu Aku Punya Anjing Kecil dapat diganti liriknya menjadi
Aku Punya Kucing Kecil.
Aku punya kucing kecil
Kuberi nama Kitty
Dia pandai menari-nari
Sambil bernyanyi riang
Kitty, meong-meong
Kemari, meong-meong
Ayo nari-nari
Kitty, meong-meong
Kemari, meong-meong
Ayo nari-nari…
Disamping itu, anak akan merasa senang bila lagu tersebut dinyanyikan memakai gerakan yang sesuai dengan lirik lagu. Dan akan lebih menarik lagi bila nama anaknya disebutkan dalam lirik lagu tersebut.
Menonton Televisi
Sebenarnya, nonton televisi dapat dijadikan sarana untuk mengajar anak berbicara dan komunikasi, asalkan orang tua atau terapis mau menyediakan waktu untuk nonton bersama. Hal pertama yang perlu dilakukan sebelum mengajari anak berbicara melalui nonton tivi, adalah mengetahui film apa yang menjadi kesukaan anak, seperti film Teletubbies, Donal Bebek, dan sebagainya. Kedua, mengetahui sejauh mana kemapuan anak dalam mengenal konsep, seperti warna, bentuk, jumlah, benda, dan sebagainya. Hal ini akan membantu
Permainan Berpura-pura
Permainan berpura-pura atau Pretend Play merupakan salah satu cara lain untuk mengembangkan kemampuan verbal anak, melalui skenario pendek yang dibuat dari permainan yang dipilih, contohnya “Pura-pura jadi dokter”. Orang tua atau terapis dapat membuat skenario pendek antara seorang dokter dengan pasiennya. Dimana orang tua atau terapis menjadi dokter dan anak menjadi pasien. Contoh sederhana dari skenario permainan “pura-pura jadi dokter”.
Suasana: Dokter sedang duduk diruang kerjanya dengan alat dokternya yang ditaruh di atas meja. Disamping meja tergelatak sebuah tikar untuk digunakan pasien berbaring. Tiba-tiba terdegar ketukan di pintu.
Pasien: “Selamat pagi, dokter!”
Dokter: “Selamat pagi. Silakan duduk.”
Pasien : (Duduk di hadapan dokter) “Dokter, perut saya saki nih…”
Dokter : “Coba saya periksa dulu perut kamu” (dokter membimbing pasien tidur di atas tikar yang disiapkan. Kemudian memeriksa suhu tubuh dan perut pasien yang sakit. Setelah diperiksa, dokter mengajak pasiennya duduk kembali.)
Dokter : “Wah, Ibu terkena diare nih. Saya akan memberikan obat untuk diminum.”
Pasien : “Terima kasih, dokter.”
Untuk membantu anak dalam bermain, dibutuhkan satu orang terapis untuk menjadi model bicara pada awalnya. Atau, sebelum permainan dilakukan, ajari anak menghapal dialog yang diminta. Bila anak sudah mengikuti permainan dengan baik, maka skenario dapat dikembangkan lebih panjang lagi. Disamping itu, anak juga dapat bertukar peran dalam kesempatan yang berbeda, dimana anak yang menjadi dokter dan terapis atau orang tua yang menjadi pasien.
Skenario lain untuk permainan berpura-pura adalah, pura-pura berkunjung ke rumah Oma, belanja di supermaket, merayakan ulang tahun bersama, dan sebagainya. Supaya suasana lebih menyenangkan dapat libatkan teman, saudara atau anggota keluarga lainnya.
Sumber: http://puterakembara.org/archives3/00000015.shtml
Langganan:
Postingan (Atom)