Selasa, 09/02/2010 10:32 WIB
http://health.detik.com/read/2010/02/09/103216/1295708/764/anak-autis-lebih-dipengaruhi-usia-ibu-daripada-ayah
Vera Farah Bararah - detikHealth
img
(FOTO: HUBPAGES)
California, Orangtua berusia di atas 40 tahun cenderung memiliki masalah ketidaksuburan, salah satunya berisiko melahirkan anak autis. Tapi menurut studi terkini, risiko memiliki anak autis lebih dipengaruhi usia ibu, bukan ayah.
Peneliti Amerika Serikat menemukan bahwa risiko anak autis bisa terjadi jika perempuan melahirkan di atas 40 tahun atau perempuan di bawah 30 tahun yang memiliki suami di atas 40 tahun.
Perempuan berusia 40 tahun berisiko memiliki anak autis 50 persen lebih tinggi dibandingkan perempuan yang berusia 25-29 tahun. Sementara itu usia ayah yang lebih tua yaitu 40 tahun ke atas hanya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap risiko anak autis jika ibunya berusia di bawah 30 tahun.
Ibu yang usianya sudah tua semakin besar risiko memiliki anak autis, terlepas dari ayahnya yang masih muda atau sudah tua," ujar Irva Hertz-Picciotto dari University of California Davis MIND Institute, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (9/2/2010).
Namun, hasil penemuan ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya di tahun 2006 terhadap anak-anak yang lahir di Israel. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa usia ayah justru memainkan peran lebih besar.
Hertz-Picciotto menambahkan memang telah ada perdebatan mengenai siapa yang paling memberikan kontribusi terhadap risiko autis, banyak orang berpikir risiko ini tidak mutlak ditentukan oleh ibu.
Saat ini peneliti dan pembuat kebijakan tengah giat mencari penjelasan penyebab meningkatnya jumlah anak-anak yang didiagnosis dengan autis. Penyakit autis hingga kini belum ditemukan obatnya, anak yang mengalami autis biasanya memiliki masalah ketidakmampuan komunikasi serta keterbelakangan mental yang gejalanya relatif ringan hingga yang berat.
Masalah usia orangtua ini bisa menjadi tantangan dalam menentukan faktor risiko anak autis, karena ibu dan ayah yang sudah tua cenderung untuk memiliki anak bersama-sama. "Ini bisa terjadi karena saat orangtuanya sudah sama-sama tua, maka risiko yang diberikan oleh ayah sebanding dengan risiko dari ibu," ujar Hertz-Picciotto.
Peneliti mengungkapkan orangtua yang sudah berusia di atas 40 tahun, cenderung telah menggunakan perawatan kesuburan. Selain itu kemungkinan lain adalah para ibu cenderung memiliki kondisi autoimun termasuk gestational diabetes, telah banyaknya racun yang masuk ke tubuhnya sehingga sperma dan sel telur cenderung memiliki beberapa perubahan yang dapat meningkatkan risiko.
Faktor lain yang diduga turut memainkan peran mengembangkan anak autis adalah produk rumah tangga yang mengandung bahan berbahaya, perawatan medis, makanan yang dikonsumsi, suplemen dan adanya infeksi yang terjadi.
(VER/FAH)
Selasa, 09 Februari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar