Leny Marijani
Pesan seperti ini sudah berkali-kali saya kirim, karena selalu saja ada rekan yang masih bingung baik karena anaknya baru didiagnosa ataupun memang belum mengerti benar sehingga tidak tau apa yang harus dilakukan untuk membuat anak menjadi lebih baik. Atau kadang2 sudah tahu dan intervensi dengan bermacam2 terapi tapi belum juga ada kemajuan, atau bingung nyari tempat terapi karena tinggal di kota kecil atau daerah terpencil.
Kalau anda adalah salah satunya, jangan khawatir dan jangan malu, karena kita semua juga pernah mengalaminya. Tidak sedikit rekan yang sudah senior dan yang sudah lama berkecimpung di dunia Autisme juga masih suka bingung. :) Karena masalah Autisme itu memang rumit dan kompleks. Itu pula makanya, orang tua akan sedih, takut, dan bingung waktu pertama kali anaknya didiagnosa autis (ASD). Belum lagi bingung dengan label diagnosa yang banyak macamnya karena memang Autisme itu spektrum. Tinggal di kota besa
Walaupun autis itu bukan "penyakit", sebagian ahli masih menganggap Autis sebagai longlife disorder, tidak bisa "sembuh". Tentu saja, pendapat semacam itu bukan alasan untuk berhenti berusaha dan menyerah begitu saja. Ada banyak contoh dan bukti kalau anak ASD itu bisa berprestasi sesuai bakatnya dan bisa mandiri. Jaman sekarang dimana informasi begitu banyak tersedia, mari kita maksimalkan kemampuan anak-anak kita agar punya Quality of Life nantinya.
Ada beberapa langkah yang perlu diambil:
1. Cari info tentang Autisme. Caranya? tanya dokter yang diagnosa, cari info melalui internet. Sekarang info bejibun apalagi kalau mau yang bahasa Inggris. Seperti yang pernah JJ Mom bilang, sempetin untuk baca buku2, sekarang selain buku tulisan para ahli, banyak sekali buku yang ditulis oleh orang tua atau bahkan oleh penyangdang autis berdasarkan pengalaman.
Jangan lupa baca & bedah juga www.puterakembara.org artikel2nya. Selain web PK, sekarang sudah banyak website2 lain tentang Autisme juga dalam bahasa indonesia.
2. Amati gejala-gejala yang ada pada anak kita. Karena gejala tiap anak beda-beda, kita wajib mengetahui gejala2 yang khas pada anak kita. Biasanya masalah yang ada adalah kemampuan bicara, kemampuan komunikasi/inter-aksi, sensori/motorik/gerakan, metabolisme/pencernaan, hiperaktif/hipoaktif, ketakutan akan keramaian, suka yang muter atau yang diulang2, ketakutan yang tidak beralasan akan suatu hal, pendengaran yang sensitif, dll..dll...
3. Cari tahu jenis terapi yang ada. Jenis terapi untuk tiap individu bisa beda-beda tergantung keadaan masing-masing anak. Sebagian anak autis mungkin ada yang memerlukan beberapa jenis terapi yang dilakukan secara terpadu. Beberapa jenis terapi yang ada sampai saat ini adalah:
- Terapi perilaku / ABA (Applied Behavioral Analysis).
- Terapi wicara (speech and language therapy).
- Terapi OT (Occupational Therapy) & SI (Sensory Integration).
-TERAPI BIOMEDICAL BERUPA PEMBERIAN SUPLEMEN &VITAMIN MEGA DOSIS PLUS DIET GFCF DAN SF.
-TERAPI FLOORTIME
-TERAPI RDI
dan masih banyak lagi terapi2 alternatif lain. Khusus untuk terapi alternatif ini, mohon HATI-HATI, karena sebagian belum terbukti secara ilmiah.
4. Untuk mencari tempat terapi, coba kunjungi website YAI (Yayasan Autisma Indonesia) di www.autisme.or.id
5. KALAU keadaan dan kondisi tidak memungkinkan untuk memberikan semua terapi-terapi yang disebutkan oleh karena keterbatasan biaya atau tinggal di tempat yang terpencil, coba baca-baca lagi artikel di website Puterakembara, bedah isi di kolom "Jurnal Medis" atau "Info Praktis" atau "Sharing Pengalaman" atau artikel-artikel lain. Bapak/Ibu akan mendapatkan banyak sekali tips dari para ahli maupun orang tua yang berpengalaman.
6. Pelajari terapi-terapi yang bisa dilakukan sendiri di rumah, coba bergabung dengan milis Floortime di www.ayomain.org
7. Kalau mau memberikan terapi SI, saya punya Buku terjemahan Out of Sync Kids dalam bentuk Soft Copy, saya bisa kirim, tolong email ajah ke saya.
8. Lakukan outing sesering mungkin. Ajak anak-anak explore ke alam bebas, hiking, berenang, lari, loncat2, camping, dll..dll...
9. Monitor selalu. Pemberian terapi/intervensi ini hendaknya disertai pengamatan tentang progres/hasil yang didapat, biar ketahuan yang mana yang paling cocok dan efektif.
10. Jangan lupa ajarkan ketrampilan sehari-hari yang sederhana di rumah. Jangan bosan kasih tau mana yang baik/boleh dan mana yang tidak.
11. Last but not least..... Ini yang paling penting sebenarnya. Berdoa mohon bimbinganNya. Anak adalah titipanNya, Dia yang paling tahu apa yang akan terjadi pada anak kita. Percayalah.... kesabaran dan konsistensi kita pasti akan ada hasilnya.
Semoga bermanfaat.
Selamat menikmati akhir minggu bersama keluarga.
Salam,
Leny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar